Di Hadapan Para CEO, Jokowi Sebut Indonesia Bersama India dan China Jadi Kekuatan Ekonomi Baru

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan, saat ini masuk abad Asia, dan ada tiga negara jadi kekuatan ekonomi baru.

oleh Tira Santia diperbarui 11 Okt 2024, 17:00 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam CEO Forum di IKN, Jumat (11/10/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, ke depan, akan memasuki konsep Abad Asia. Artinya, adalah akan terjadi kemajuan yang signifikan di benua Asia.

Bahkan Jokowi menyebut, akan ada tiga negara terkuat yang akan memimpin perekonomian di Asia, di antaranya, China, India, dan Indonesia.

"Kita masuk Abad Asia, Abad Asia kita berada di dalamnya dan diperkirakan ada 3 negara jadi kekuatan ekonomi baru. China, India, dan Indonesia. Kita masuk di sana! Tapi hati-hati tidak gampang untuk menuju ke situ," kata Jokowi dalam CEO Forum di IKN, Jumat (11/10/2024).

Kendati demikian, untuk bisa menjadi kekuatan ekonomi baru, tentunya akan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang tidak mudah.

Oleh karena itu, Indonesia harus gerap cepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Dalam kesempatan itu, di hadapan para CEO, Jokowi menyinggung pernyataan Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 persen.

Jokowi menilai, jika target pertumbuhan ekonomi itu tercapai, akan mendorong pendapatan per kapita masyarakat di Indonesia meningkat ke level USD 8.000 - USD12.000 per tahun. Adapun pada 2045 ditargetkan pendapatan perkapita RI bisa mencapai USD 23.000 per tahun.

"Kalau kita mau ngebut apalagi ada target presiden terpilih Prabowo Subianto menuju growth 8 persen, lima tahun ke depan diperkirakan pendapatan per kapita kita bisa di atas USD8.000, lima tahun berikutnya berada di angka USD11.000-12.000," ujar Jokowi.

Jokowi pun meyakini Prabowo Subianto dapat mencapai cita-cita tersebut. Di mana, sebentar lagi Prabowo akan dilantik menjadi Presiden pada 20 Oktober 2024. "Saya meyakini Jenderal Purnawirawan TNI Prabowo Subianto mampu membawa kita semua menuju ke angka yang kita sampaikan tadi," pungkas Jokowi.


Jokowi Ramal Indonesia Jadi Negara Ekonomi Terkuat di Asia, Saingi China dan India

Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berjanji di depan Presiden Jokowi akan melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Hal ini disampaikan Prabowo sebelum menghadiri rapat kabinet perdana di IKN, Senin (12/8/2024). (Foto: Youtube: Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan Indonesia akan menjadi salah satu dari tiga negara Asia yang memiliki kekuatan ekonomi baru.

Jokowi menyebutkan bahwa saat ini telah terjadi pergeseran pertumbuhan ekonomi dari Barat ke Asia. Diperkirakan akan ada tiga negara Asia dengan ekonomi terkuat, yaitu India, China, dan Indonesia.

"Karena kita tahu, kita telah masuk ke abad Asia, pergeseran dari Barat menuju ke Asia. Pertumbuhan ekonomi juga bergeser semuanya ke Asia, dan diperkirakan akan ada tiga kekuatan ekonomi baru, superpower ekonomi, tiga negara yang diperkirakan adalah India, China, dan Indonesia," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024, Selasa (8/10/2024).

Tantangan Indonesia

Namun, menurut Jokowi, untuk mencapai posisi sebagai tiga negara dengan kekuatan ekonomi di Asia, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai tantangan. Di antaranya adalah tensi geopolitik yang memanas, perlambatan ekonomi global, pesimisme, dan perubahan iklim.

"Ketiganya ada di Asia, tapi hati-hati, untuk menuju ketiga negara tadi menjadi superpower ekonomi itu banyak tantangannya, banyak syarat yang harus dilalui. Oleh sebab itu, menjaga optimisme itu penting," ujarnya.

Tantangan yang dihadapi termasuk perlambatan ekonomi global yang diperkirakan berada di kisaran 2,7 - 2,8 persen. Kendati demikian, Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonominya masih di atas 5 persen.

"Patut kita syukuri, Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen. Juga peningkatan tensi geopolitik, perang Ukraina belum selesai, ditambah perang Israel-Palestina, Israel-Lebanon, dan ketegangan antara Iran dan Israel. Ketidakpastian ekonomi dunia semakin tidak jelas. Karena itulah, optimisme penting, jangan sampai kita terjebak dalam rasa pesimisme karena ketidakpastian global dan geopolitik," lanjutnya.

 


Perubahan Iklim Jadi Ancaman

Presiden Jokowi Resmikan Peletakan Batu Pertama RS Hermina di IKN Nusantara, Bisa untuk Pengguna BPJS Kesehatan. Foto: Sekretariat Presiden.

Di sisi lain, dampak perubahan iklim yang semakin nyata juga menjadi tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu, seluruh dunia harus memitigasi hal tersebut agar tidak mengganggu perekonomian global.

"Perlu semua pihak mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk ini. Di dalam negeri, urusan yang berkaitan dengan produktivitas, seperti bagaimana meningkatkan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) kita, menjadi pekerjaan besar bagi pemerintahan yang akan datang," ujarnya.

Namun, di sisi lain, Jokowi mengatakan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk mencapai cita-cita tersebut, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga di atas 5 persen dan inflasi yang terkendali di angka 2-3 persen.

"Ini merupakan modal yang sangat baik. Keyakinan konsumen, pagi tadi saya mendapatkan angka, tetap di level optimis di 124,4. Kemudian, spending index kita trennya meningkat. Kalau kita lihat di kuartal III-2024, berada di 234,8, sementara pada kuartal III-2023 di level 145,8. Artinya, secara year on year, peningkatannya sangat tinggi," pungkasnya.

 


Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh 5,1%

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo mengungkapkan, Indonesia jadi salah satu negara yang masih diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi. 

“Indonesia salah satu negara besar yang kita upgrade perkiraan pertumbuhan dari 4,9 persen pada 2024 dan akan menjadi 5 persen di ramalan awal kami, sekarang dari 5 sampai 5,1 persen,” kata Mattoo dalam webinar Media Update-East Asia Pacific Economic Update-October 2024, Selasa (8/10/2024). 

Mattoo menjelaskan, pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi sektor swasta tetap stabil. Menurut dia, ini bisa dilihat dari sisi elemen permintaan konsumsi investasi dan ekspor serta belanja pemerintah stabil.

Selain itu, Mattoo menambahkan, investasi di Indonesia sudah memuncak khususnya dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter. 

“Kita harapkan suku bunga lebih rendah dan ada UU ciptaker atau omnibus yang terus diciptakan dan investasi di infrastruktur,” ujar dia. 

Meskipun begitu, Mattoo menyebut akan ada pelemahan dari sisi perdagangan komoditas barang ekspor. Namun ini diimbangi dengan belanja pemerintah yang meningkat pada 2024 terutama untuk belanja bantuan beras dan pupuk, serta ada peningkatan belanja program jaminan sosial.

“Kombinasi konsumsi yang stabil, meningkatnya investasi dan meningkatnya belanja pemerintah dan harga ekspor yang sedikit melemah akan berdampak pada pertumbuhannya akan terus membaik,” ujarnya.. 

Adapun menurut Mattoo, Indonesia diuntungkan dengan pertumbuhan platform digital Ini membuat pekerja sektor informal di sektor teknologi bisa mengejar pendapatan pekerja di sektor formal yang bekerja bukan di sektor digital atau teknologi.

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya