Peluang Kerja Sama Perdagangan Pangan dan Non Pangan dengan Papua Nugini

Volume perdagangan ekspor Indonesia ke Papua Nugini mencapai tingkat tertinggi di sektor-sektor utama.

oleh Tim Global diperbarui 12 Okt 2024, 08:28 WIB
Peluang kerja sama perdagangan Indonesia dan Papua Nugini. (Liputan6.com/ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai upaya meningkatkan nilai tambah produk pangan nasional serta mendorong tumbuhnya volume perdagangan komoditas antar negara, Holding Pangan ID FOOD melalui anak perusahaannya Rajawali Nusindo, melakukan penjajakan kerja sama perdagangan dengan pemerintah Papua Nugini.

Direktur Utama Rajawali Nusindo Wahyu Sakti, mengatakan penjajakan ini menyasar kerja sama perdagangan komoditas pangan dan non pangan yang diproduksi dan didistribusikan Rajawali Nusindo.

"Kami fokus mendorong kerja sama perdagangan produk-produk yang dihasilkan dan sudah pasarkan Rajawali Nusindo. Produk-produk kami memiliki kualitas yang telah tersertifikasi dan terverifikasi sehingga dipastikan memenuhi syarat untuk proses perdagangan antar negara," ujarnya saat menerima kunjungan Gubernur Provinsi Sandaun Papua Nugini Toni Wouwou, Kamis, (10/10/2024), di Jakarta.

Wahyu mengatakan, produk distribusi Rajawali Nusindo sangat cocok untuk kebutuhan pasar di Papua Nugini, karena merupakan produk sehari-hari dan dekat di masyarakat, seperti minyak, beras, gula, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Beberapa tahun terakhir bahkan kami telah memproduksi produk pangan sendiri dengan brand ‘Rania’, diantaranya beras premium, tepung terigu, kecap, minyak, dan garam," jelasnya.

Selain itu, Wahyu menambahkan, Rajawali Nusindo juga memiliki produk non pangan seperti tisu dengan brand ‘Nushi’, produk PTOC atau Pembenah Tanah Organik Cair yang berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, terutama tanah yang jenuh, agar lebih subur dan menghasilkan tanaman berkualitas dan berkuantitas banyak.

"Selain itu, perusahaan juga mendistribusikan produk farmasi, alat kesehatan untuk rumah sakit dan lembaga kesehatan pemerintah, serta alat dan sarana Perkebunan," sebutnya.

Volume perdagangan ekspor Indonesia ke Papua Nugini mencapai tingkat tertinggi di sektor-sektor utama seperti pertanian, pertambangan, dan manufaktur. Demikian pula, aktivitas ekspor Papua Nugini ke Indonesia juga telah meningkat, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Berdasarkan data Hubungan ekonomi Indonesia dan Papua Nugini semakin berkembang sejak beberapa tahun terakhir. Statistik impor menunjukkan ada beberapa negara yang berkontribusi terhadap nilai impor Papua Nugini, salah satunya Indonesia.

Berdasarkan data Trademap, total nilai impor Papua Nugini terus meningkat signifikan. Pada tahun 2021, total impor Papua Nugini sekitar 4,3 miliar dolar AS. Impor terbesar Papua Nugini sebagian besar berasal dari Australia, yang di masa mendatang diharapkan sebagian bisa digantikan oleh produk-produk Indonesia.

Adapun kunjungan perwakilan pemerintah Papua Nugini ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dan business matching kedua pihak dalam event Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang digelar Kementerian Perdagangan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya