Liputan6.com, Jakarta - Pertandingan Indonesia lawan Bahrain dalam laga grup C putaran 3 kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis malam, 10 Oktober 2024 waktu setempat telah menuai perhatian.
Hal ini setelah keputusan wasit Ahmed Al-kaf yang dinilai kontroversial terutama saat injury time babak kedua, saat Bahrain berhasil mencetak gol lewat Mohamed Marhoon sehingga mampu menyeimbangkan skor.
Advertisement
Dikutip dari Kanal Bola Liputan6.com, Jumat (11/10/2024), Bahrain lebih dulu mencetak keunggulan setelah Marhoon menjebol gawang Maarten Paes pada menit ke-15. Namun, situasi berbalik usai Ragnar Oratmangoen berhasil cetak gol penyeimbang. Kemudian digandakan melalui Rafael Struick pada menit 74.
Keunggulan Timnas Indonesia terus bertahan hingga injury time babak kedua. Sebelumnya wasit memberi tambahan durasi 6 menit di pengujung laga, tetapi peluit panjang tak kunjung dibunyikan hingga Mohamed Marhoon kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit 90+9, yang mengubah kedudukan menjadi 2-2.
Seiring hal itu, Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga pun mengeklaim pihaknya bakal mengirim surat protes. Dia tak menutupi kekecewaan akan kepemimpinan wasit yang seolah menambah waktu sampai Bahrain menyamakan skor.
"Ya kita kirim surat protes," kata Arya Sinulingga, sebagaimana dilansir dari situs resmi PSSI.
“Kita sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. Seperti menambah waktu sampai Bahrain menciptakan gol,” ia menambahkan.
Ekonomi Bahrain
Di tengah wasit Ahmed Al Kaf yang menuai perhatian, menarik juga diketahui ekonomi Bahrain yang juga dijuluki sebagai Mutiara Teluk Persia ini.
Mengutip laman mofne.gov.bh, berdasarkan data awal dari Otoritas Informasi dan e-Government, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil di Bahrain mencapai 1,3 persen YoY pada kuartal II 2024. PDB tersebut didukung pertumbuhan nonmigas sebesar 2,8 persen, meskin terjadi penurunan 6,7 persen di sektor migas YoY.
Sektor Nonmigas
Sektor nonmigas dipimpin oleh pertumbuhan dua digit di sektor yang sedang berkembang. Sektor transportasi dan penyimpanan mencapai tingkat pertumbuhan YoY sebesar 12,9 persen pada kuartal II 2024. Diikuti oleh informasi dan komunikasi sebesar 11,2 persen.
Kemudian akomodasi dan layanan makanan tumbuh 10,6 persen pada kuartal II 2024 seiring meningkatnya permintaan di sektor pariwisata.
Sektor nonmigas lainnya juga mencatat pertumbuhan yang kuat. Sektor keuangan dan asuransi yang tetap menjadi kontributor terbesar bagi ekonomi sebesar 17,1 persen dari PDB riil mencatat pertumbuhan 2,1 persen YoY dan sektor manufaktur tumbuh 1,7 persen dibandingkan kuartal II 2024.
Laporan itu juga menyoroti peran sektor nonmigas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang sumbang 85,2 persen dari PDB riil pada kuartal II 2024.
Selaon itu, laporan tersebut juga menyampaikan mengenai kemajuan yang telah dicapai Bahrain sebagai pusat teknologi, sebagaimana tercermin dalam peringkat daya saing global. Bahrain naik peringat menjadi peringkat ke-18 dari 36 secara global dalam survei e-government PBB 2024 yang memperoleh peringat tertinggi “sangat tinggi”.
Advertisement
Selain Minyak, Bahrain Kembangkan Manufaktur hingga Keuangan
Mengutip laman Britannica, Bahrain termasuk salah satu negara yang mengembangkan aktivitas ekonominya paling beragam di kawasan Teluk Persia sehingga tidak berpusat pada produksi minyak mentah dan gas alam.
Adapun aktivitas ekonomi Bahrain, seperti negara-negara Arab lainnya di Teluk Persia, sebagian besar berpusat pada produksi minyak mentah dan gas alam serta penyulingan produk minyak bumi yang membuat negara itu sensitive terhadap fluktuasi pasar minyak dunia.
Akan tetapi, Bahrain telah membangun membangun ekonominya dalam jangka panjang terutama di bidang perdagangan dan pengiriman. Bahkan Bahrain lebih berhasil ketimbang negara lain di Teluk dalam mengembangkan manufaktur, layanan komersial dan keuangan. Selain itu, sektor non-minyak meliputi petrokimia, perbaikan kapal dan penyulingan aluminium serta manufaktur ringan.
Fakta Menarik Bahrain
Berikut fakta menarik lainnya mengenai Bahrain.
1.Arti Nama
Bahrain, negara Arab kecil yang terletak di teluk di pesisir barat daya Teluk Persia. Negara ini merupakan negara kepulauan yang terdiri dari Pulau Bahrain dan sekitar 30 pulau kecil. Namanya berasal dari istilah Arab al-bahrayn, yang berarti dua lautan.
Terletak di salah satu wilayah penghasil minyak utama dunia, Bahrain sendiri hanya memiliki sedikit cadangan minyak bumi. Sebaliknya, ekonominya telah lama bergantung pada pemrosesan minyak mentah dari negara-negara tetangga, dan baru-baru ini sektor keuangan, layanan komersial, dan komunikasi telah tumbuh pesat, seperti halnya pariwisata. Kota utama, pelabuhan, dan ibu kota negara itu, Manama (Al-Manāmah), terletak di ujung timur laut Pulau Bahrain. Sebagai kota yang sangat modern, Manama santai dan kosmopolitan dan merupakan tujuan favorit bagi pengunjung dari negara tetangga Arab Saudi.
Pada akhir pekan, kerumunan orang Saudi berkumpul di kota itu untuk menikmati restoran dan barnya. Namun, orang-orang Bahrain tetap konservatif dalam cara hidupnya. Sentimen ini diabadikan dalam konstitusi negara itu, yang menegaskan "keluarga adalah landasan masyarakat, yang kekuatannya terletak pada agama, etika, dan patriotisme."
Advertisement
2.Masyarakat Bahrain
Sekitar setengah dari populasinya adalah orang Arab, dan sebagian besar penduduknya adalah warga negara Bahrain, tetapi beberapa adalah warga negara Palestona, Oman dan Saudi.
Sedangkan penduduk dari kelahiran luar negeri, sebagian besar berasal dari Iran, India, Pakistan, Inggris dan Amerika Serikat. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab yang merupakan bahasa resmi. Namun, Bahasa Inggris dipakai secara luas dan merupakan bahasa kedua wajib di semua sekolah. Bahasa Persia juga umum digunakan, meski sebagian besar digunakan di rumah. Sejumlah bahasa lain digunakan di kalangan ekspatriat di Bahrain termasuk urdu, hindi dan tagalog.
3.Terkenal dengan Kebun Kurmanya
Mengutip Kanal Lifestyle Liputan6.com, Bahrain terkenal dengan kebun kurmanya yang hijau sejak zaman kuno lantaran wilayahnya telah menjadi tempat pelabuhan perlintasan untuk perdagangan dan sumber sumber daya alam untuk daerah sekitarnya. Pulau Bahrain juga dipercaya secara luas sebagai situs kerajaan kuno Dilmun, sebuah pusat komersial yang berdagang dengan bangsa Sumeria kuno.