Timnas Inggris Tumbang dari Yunani, Lee Carsley Tegaskan Akan Tetap Bereksperimen

Lee Carsley, nahkoda sementara timnas Inggris, harus menelan pil pahit setelah strategi kontroversialnya berakhir dengan kegagalan dalam kekalahan mengejutkan 1-2 dari Yunani di ajang UEFA Nations League.

oleh Rahmat Fathurahman diperbarui 11 Okt 2024, 22:00 WIB
Kemenangan tersebut membuat Yunani berada di puncak klasemen dengan sembilan poin, sedangkan kekalahan pertama Inggris di bawah pelatih sementara, Lee Carsley, membuat mereka berada di posisi kedua dengan enam poin. (AFP/Glyn Kirk)

Liputan6.com, Jakarta - Lee Carsley, nahkoda sementara timnas Inggris, harus menelan pil pahit setelah strategi kontroversialnya berakhir dengan kegagalan dalam kekalahan mengejutkan 1-2 dari Yunani di ajang UEFA Nations League.

Setelah sukses memimpin Three Lions meraih dua kemenangan atas Republik Irlandia dan Finlandia bulan lalu, Carsley berambisi untuk menyamai prestasi Fabio Capello sebagai manajer Inggris kedua yang memenangkan tiga laga kompetitif perdananya. Bahkan ia nyaris mencatatkan sejarah sebagai pelatih pertama yang melakukannya tanpa kebobolan.

Sejarah seolah berpihak pada Carsley jika melihat rekor pertemuan Inggris melawan Yunani. Dalam sembilan pertemuan sebelumnya, Three Lions tak pernah tumbang, bahkan memetik tujuh kemenangan. Namun, football memang unpredictable.

Absennya Harry Kane dari starting line-up karena belum fit 100 persen memunculkan spekulasi baha Dominic Solanke atau Ollie Watkins, kedua striker yang tengah on fire di Liga Premier, akan mengisi peran sebagai ujung tombak.

Namun, Carsley justru melakukan manuver tak terduga. Ia memilih untuk bermain tanpa sosok striker murni, dan menurunkan armada gelandang serang seperti Jude Bellingham, Cole Palmer, Phil Foden, Bukayo Saka, dan Anthony Gordon seperti menit pertama.

Keputusan taktis ini akhirnya menjadi bumerang bagi Inggris. Tanpa sosok target man di lini depan, serangan Three Lions kehilangan ketajaman. Sementara itu, Yunani berhasil memanfaatkan celah di pertahanan Inggris yang kacau balau akibat formasi tak lazim ini.


Lee Carlsey Akan Gunakan Strategi Serupa di Masa Depan

Tren performa The Three Lions sedang bagus bersama pelatih interim Lee Carsley. Jika mengalahkan Yunani, maka Timnas Inggris menang pada tiga laga berturut-turut. (AFP/Paul Ellis)

Meskipun memiliki banyak penyerang berbakat, Inggris tak berdaya melawan Yunani, yang unggul terlebih dahulu melalui Vangelis Pavlidis dan beberapa gol lainnya dibatalkan di Wembley.

Respons terlambat memang tiba dalam bentuk gol perdana Bellingham, tetapi Pavlidis lalu mencetak gol keduanya untuk mendorong Yunani meraih kemenangan yang sangat emosional, sekitar 24 jam setelah berita berpulangnya George Baldock.

Berbicara kepada ITV Sport secara gamblang, Carsley tidak menyesal telah menghimpun keberanian untuk bereksperimen dengan strategi berbeda, yang menurutnya masih bisa menjadi pilihan di pertandingan mendatang.

"Kami selalu kalah dalam duel sepanjang malam ini, ini mengecewakan. Anda akan mengalami kemunduran dan penting bagi kami untuk meresponsnya," ujar pria berusia 50 tahun itu. "Kami mencoba sesuatu yang berbeda dan mencoba membebani lini tengah."

"Kami mengujinya selama 20 menit pada latihan, kami bereksperimen, dan kecewa karena tidak berhasil. Tidak realistis untuk berharap terlalu banyak dan kami harus mencoba lagi. Semua gol berasal dari kesalahan yang menyesakkan."

"Itu jelas merupakan pilihan untuk masa depan. Namun, jika Anda memiliki seseorang dengan kualitas seperti Kane, itu akan menjadi pilihan yang mustahil saat ia tersedia. Namun, di masa mendatang, Anda harus memiliki keberanian dan kemampuan untuk mencoba berbagai hal. Kami mencoba sesuatu yang berbeda. Itu tidak mengubah apa pun. Tugas saya adalah menjalankan tiga formasi."


Bukan Video Game

Salah satu kandidat terkuat untuk menjadi pelatih baru Timnas Inggris adalah Lee Carsley. Di tahun 2023 kemarin, ia berhasil membawa Timnas Inggris U-21 menjuarai kejuaraan Euro U-21. Dengan prestasinya, mantan pemain timnas Irlandia itu dikabarkan jadi salah satu kandidat terkuat untuk pekerjaan ini. (FOTO: instagram.com/1crsy/)

Bagi sebagian pendukung Inggris, melihat Saka, Bellingham, Foden, Gordon dan Palmer dalam susunan pemain awal yang sama mungkin merupakan mimpi yang terwujud setelah Gareth Southgate enggan menggunakan formasi ofensif seperti itu selama bekerja.

Akan tetapi, tidak seperti video game, pertandingan di dunia nyata tidak semudah menjejalkan semua pemain terbaik ke dalam satu susunan pemain awal, dan keputusan Carsley untuk tidak memainkan pemain nomor sembilan berbalik menjadi bumerang.

The Three Lions mungkin memiliki 64 persen penguasaan bola, tetapi mereka hanya memaksa kiper Yunani Odysseas Vlachodimos melakukan satu penyelamatan sepanjang malam.

Sekarang tertinggal tiga poin di belakang Yunani yang memiliki rapor sempurna di Grup 2 Liga B, Carsley dan Inggris berada di bawah terpaan untuk bangkit ketika mereka bertandang ke Finlandia laga selanjutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya