Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil kembali ke posisi 7.500 pada perdagangan Jumat (11/10/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup naik 0,54 persen ke posisi 7.520,60. Indeks LQ45 bertambah 0,48 persen ke posisi 933,24. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Advertisement
Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.549,54 dan level terendah 7.506,27. Sebanyak 228 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 323 saham melonjak dan 244 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.000.454 kali dengan volume perdagangan 17 miliar saham.
Namun, transaksi harian saham tidak terlalu ramai. Tercatat nilai transaksi harian saham Rp 7,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 88,85 miliar pada Jumat pekan ini. Sepanjang 2024, aksi beli saham mencapai Rp 43,30 triliun.
Seluruh sektor saham menghijau.Sektor saham properti melonjak 3,04 persen dan catat penguatan terbesar. Sektor saham energi naik 0,63 persen, sektor saham basic mendaki 1,57 persen, sektor saham industri bertambah 0,54 persen.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal menanjak 0,15 persen, sektor saham consumer siklikal bertambah 0,29 persen, sektor saham kesehatan menguat 1,71 persen.
Sedangkan sektor saham keuangan mendaki 0,25 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,34 persen, sektor saham infrastruktur melesat 1,09 persen dan sektor saham transportasi mendaki 0,48 persen.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkanm data inflasi Amerika Serikat (AS) keluar lebih tinggi dari harapan sehingga mengaburkan gambaran mengenai keputusan suku bunga yang akan diambil pada November 2024.
Sentimen IHSG
Dari mancanegara, indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI) memperlihatkan Inflasi utama di AS naik 0.2 persen month to month (mtm) pada September 2024, sama dengan kenaikan di dua bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari ramalan pasar 0,1 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi utama melambat selama enam bulan beruntun menjadi 2,4 persen, atau terendah sejak Februari 2021, dari 2,5 persen pada Agustus tetapi masih lebih tinggi dari ramalan pasar 2,3 persen. Inflasi Inti naik 0,3 persen (mtm), atau naik dari 0,2 persen (mtm) pada sebelumnya dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang naik 0,2 persen (mtm).
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik hingga 4 basis poin (bps) menjadi 4,1 persen untuk pertama kali sejak akhir Juli 2024.
"Sehingga, yield US Treasury Note sudah naik sekitar 30 bps dalam seminggu terakhir karena investor mengurangi ekspektasi mereka atas pemangkasan suku bunga secara agresif oleh Federal Reserve di tengah munculnya sinyal inflasi sulit turun dan stabilmya pertumbuhan ekonomi AS,” demikian seperti dikutip.
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham JSPT melonjak 24,43 persen
- Saham ISEA melonjak 17,50 persen
- Saham PICO melonjak 14,78 persen
- Saham MDRN melonjak 14,29 persen
- Saham INPS melonjak 13,85 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham ENAK merosot 15,83 persen
- Saham LIVE merosot 10,32 persen
- Saham INTD merosot 9,85 persen
- Saham TAYS merosot 9,52 persen
- Saham IKAI merosot 8,33 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BSBK tercatat 60.739 kali
- Saham AWAN tercatat 50.510 kali
- Saham SATU tercatat 30.411 kali
- Saham BTEK tercatat 24.091 kali
- Saham BBRI tercatat 22.818 kali
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 515,2 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 467 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 316,1 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 289,3 miliar
- Saham ASII senilai Rp 200,1 miliar
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham China memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik pada perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024.
Mengutip CNBC, indeks CSI 300 merosot 2,77 persen ke posisi 3.887,17. Selama sepekan, indeks CSI 300 terpangkas 3,25 persen seiring sentimen stimulus mereda.
Kementerian Keuangan China dijadwalkan mengadakan konferensi pers pada Sabtu pagi pukul 10 waktu setempat. Sesi pengarahan yang sangat dinanti-nantikan ini diharapkan akan mengungkap paket stimulus fiskal baru saat China berupaya dongkrak ekonominya.
Investor di Asia juga menilai keputusan suku bunga dari Bank of Korea dengan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25 persen. Suku bunga ini dipangkas pertama kali sejak 2020. Keputusan tersebut menandai berakhirnya siklus pengetatan yang menyebabkan suku bunga mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun pada 2023.
Keputusan tersebut muncul saat inflasi di Korea Selatan turun menjadi 1,6% pada September, level terendah sejak awal 2021 dan di bawah target menengah bank sentral sebesar 2%.
Harga minyak turun setelah naik lebih dari 3% pada Kamis karena rumah tangga dan pemilik mobil meningkatkan penggunaan bahan bakar menjelang Badai Milton dan kekhawatiran meningkat konflik Timur Tengah dapat meningkatkan risiko bagi lokasi minyak Iran.
Harga minyak berjangka Brent turun 0,35% menjadi USD 79,11 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,34% menjadi USD 75,6 per barel.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,57 persen ke posisi 39.605,8, yang didorong sektor saham keuangan dan perawatan kesehatan. Indeks Topix merosot 0,24 persen ke posisi 2.706,2. Indeks Kospi di Korea Selatan susut ke posisi 2.596,91. Indeks Kosdaq merosot 0,59 persen ke posisi 770,87. Indeks ASX 200 tergelincir 0,1 persen ke posisi 8.214,5.
Advertisement