Syekh Ali Jaber Jelaskan Hakikat Ilmu, Harus Diamalkan, Bukan Hanya Dikumpulkan

Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa ilmu yang sedikit namun diamalkan jauh lebih berharga daripada ilmu yang banyak namun tidak sempat diamalkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2024, 13:30 WIB
Syekh Ali Jaber saat berdakwah. (Yayasan Syekh Ali Jaber via YouTube Syekh Ali Jaber)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalani kehidupan, salah satu tanggung jawab besar manusia adalah mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Bukan seberapa banyak ilmu yang kita kumpulkan yang akan dipertanyakan kelak, tetapi seberapa banyak ilmu yang kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep ini menjadi pengingat penting bagi siapa saja yang ingin mendekatkan diri kepada Allah.

Dikutip dari kanal YouTube @jdang1897, Syekh Ali Jaber memberikan penjelasan tentang pentingnya sikap kita terhadap ilmu. Menurutnya, kelak di hari kiamat, Allah akan bertanya kepada setiap hamba, bukan tentang seberapa banyak ilmu yang mereka miliki, tetapi tentang apa yang mereka lakukan dengan ilmu tersebut.

"Allah akan tanya terhadap ilmumu, apa yang kamu lakukan?" ungkap Syekh Ali Jaber.

Ia menjelaskan bahwa ilmu yang sedikit namun diamalkan jauh lebih berharga daripada ilmu yang banyak namun tidak sempat diamalkan. "Walaupun anda belajar hanya sedikit, itu jauh lebih baik daripada banyak belajar tapi tidak sempat mengamalkan," tambahnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Begini Jika Ilmu Tidak Diamalkan

Penyuluh Agama di Mempawah Kalbar Kenalkan Ular Tangga Muroja'ah, Cara Unik Belajar Al-Quran. Foto: Kemenag.

Hal ini menjadi dasar penting bahwa ilmu tanpa amal tidak memberikan manfaat yang sesungguhnya.

Syekh Ali Jaber menegaskan pentingnya keseimbangan antara belajar dan mengamalkan. Setiap orang dianjurkan untuk terus belajar, namun juga diimbangi dengan mengamalkan apa yang telah dipelajari.

"Belajar, amal, belajar, amal," katanya, menekankan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diikuti dengan amal.

Selain itu, Syekh Ali Jaber juga memperingatkan bahaya dari sikap menunda-nunda untuk belajar karena takut tidak bisa mengamalkan dengan sempurna.

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa daripada salah, lebih baik tidak belajar sama sekali. Menurutnya, ini adalah pemikiran yang sangat berbahaya. "Daripada salah, lebih baik tidak usah belajar? Ini bahaya," ujarnya tegas.

Ia menambahkan, seseorang tetap harus belajar sesuai kemampuannya dan mengamalkan apa yang bisa dilakukan, tanpa harus menunggu sempurna.

"Tidak perlu menunggu sampai sempurna dalam mengamalkan, belajar dan amalkan sesuai kemampuan," jelasnya.

Pentingnya belajar dengan niat yang tulus dan mengamalkan ilmu juga menjadi jalan bagi seseorang untuk mendapatkan rahmat dan ridha dari Allah. "Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diikuti dengan amal yang baik," tegas Syekh Ali Jaber.

 


Beghini Pertanyaan di Hari Kiamat Kelak

Ilustrasi belajar ilmu Al-Qur'an Credit: pexels.com/Thirdman

Ia juga mengingatkan bahwa setiap amal perbuatan, sekecil apapun, akan menjadi bekal yang sangat berarti kelak di hari kiamat.

Syekh Ali Jaber juga membahas tentang adanya anggapan di kalangan sebagian orang bahwa mereka lebih memilih untuk menyempurnakan amal dari ilmu yang sudah dimiliki sebelum menambah ilmu baru.

"Ada orang yang berkata, mendingan saya gak usah banyak belajar, biar saya tunaikan dulu yang sudah saya pelajari. Ini pandangan yang keliru," jelasnya.

Menurutnya, manusia harus terus belajar tanpa berhenti, namun tetap diiringi dengan usaha mengamalkan setiap ilmu yang sudah dipelajari. "Anda boleh belajar sebanyak apapun, tetapi jangan lupa untuk mengamalkannya sesuai kemampuan," nasihatnya.

Ia menekankan bahwa pada akhirnya, ilmu yang tidak diamalkan hanya akan menjadi beban. Di hari kiamat, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas ilmu yang telah kita pelajari dan bagaimana kita menggunakannya dalam kehidupan.

"Nanti di hari kiamat, Allah akan tanya sudah berapa lama kamu belajar, berapa banyak ilmumu, dan apa yang kamu amalkan dari ilmu itu," kata Syekh Ali Jaber.

Sebagai penutup, Syekh Ali Jaber mengajak umat Islam untuk selalu menjaga keseimbangan antara belajar dan beramal. Ilmu bukan hanya untuk dipelajari, tetapi juga untuk diamalkan.

"Ilmu yang tidak diamalkan hanya akan menjadi beban, tetapi ilmu yang diamalkan akan menjadi cahaya dan bekal untuk bertemu dengan Allah," pungkasnya.

Dengan demikian, umat Islam diingatkan untuk terus menuntut ilmu, namun tidak lupa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar ilmu tersebut memberikan manfaat baik di dunia maupun di akhirat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya