IHSG Sepekan Naik 0,33%, Intip Deretan Top Gainers dan Top Losers Periode 7-11 Oktober 2024

Berikut daftar top gainers dan top losers di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,33 persen dalam sepekan pada 7-11 Oktober 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 12 Okt 2024, 09:48 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada posisi 7.520,602 pada Jumat, 11 Oktober 2024, naik 0,33 persen dari penutupan pekan lalu di posisi 7.496,091.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada posisi 7.520,602 pada Jumat, 11 Oktober 2024, naik 0,33 persen dari penutupan pekan lalu di posisi 7.496,091.

Kapitalisasi pasar Bursa selama periode 7-11 Oktober 2024, juga mengalami kenaikan sebesar 0,01% menjadi Rp 12.532 triliun dari Rp 12.531 triliun pada pekan lalu. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata nilai transaksi harian bursa turun 43,29% menjadi Rp 11,08 triliun dari Rp 19,53 triliun pada pekan sebelumnya.

Kemudian rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami penurunan 7,26% menjadi 1,78 juta kali transaksi dari 1,27 juta kali transaksi pada pekan yang lalu.

Sedangkan rata-rata volume transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 8,50% menjadi 23,1 miliar lembar saham dari 25,25 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya. Dalam sepekan, asing mencatatkan net sell Rp 4,99 triliun di seluruh pasar.

Melansir data Bursa, berikut deretan saham yang berada di posisi top gainers dan top losers periode 7-11 Oktober 2024:

Top Gainers

  • JSPT naik 86,38% ke posisi 4.380 dari posisi 2.350 pada pekan sebelumnya
  • LMPI naik 75,36% ke posisi 121 dari posisi 69 pada pekan sebelumnya
  • KOBX naik 57,66% ke posisi 216 dari posisi 137 pada pekan sebelumnya
  • DMMX naik 44,54% ke posisi 172 dari posisi 119 pada pekan sebelumnya
  • IOTF naik 34,07% ke posisi 181 dari posisi 135 pada pekan sebelumnya
  • KOPI naik 29,75% ke posisi 615 dari posisi 474 pada pekan sebelumnya
  • MLPT naik 25,93% ke posisi 6.800 dari posisi 5.400 pada pekan sebelumnya
  • PICO naik 24,53% ke posisi 132 dari posisi 106 pada pekan sebelumnya
  • LEAD naik 22,12% ke posisi 127 dari posisi 104 pada pekan sebelumnya
  • BCIC naik 20,92% ke posisi 185 dari posisi 153 pada pekan sebelumnya

 


Top Losers

Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7/2024) menunjukan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
  • MSIN turun 80,47% ke posisi 1.465 dari posisi 7.500 pada pekan sebelumnya
  • GRIA turun 47,39% ke posisi 121 dari posisi 230 pada pekan sebelumnya
  • ENAK turun 45,41% ke posisi 505 dari posisi 925 pada pekan sebelumnya
  • POLU turun 22,88% ke posisi 590 dari posisi 765 pada pekan sebelumnya
  • IFSH turun 19,27% ke posisi 880 dari posisi 1.090 pada pekan sebelumnya
  • ARII turun 16,05% ke posisi 272 dari posisi 324 pada pekan sebelumnya
  • LINK turun 13,76% ke posisi 1.285 dari posisi 1.490 pada pekan sebelumnya
  • ITMA turun 13,37% ke posisi 810 dari posisi 935 pada pekan sebelumnya
  • AKSI turun 13,33% ke posisi 520 dari posisi 600 pada pekan sebelumnya
  • CSAP turun 11,71% ke posisi 490 dari posisi 555 pada pekan sebelumnya

Kinerja IHSG 30 September-4 Oktober 2024

Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan 30 September-4 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (5/10/2024), IHSG anjlok 2,61 persen ke posisi 7.496,09 pada 30 September-4 Oktober 2024. Pada pekan ini, IHSG melemah lebih besar dari pekan lalu. IHSG turun 0,60 persen ke posisi 7.696,91 pada 23-27 September 2024. Selain itu, kapitalisasi pasar anjlok 2,67 persen menjadi Rp 12.531 triliun dari pekan lalu Rp 12.875 triliun pada 30 September-4 Oktober 2024.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 2,61 persen dalam sepekan dan masih didominasi oleh tekanan jual yang cenderung meningkat. "Dari sisi teknikal, pergerakan IHSG sedang berada di fase downtrend-nya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan dari sentimen, Herditya menilai, pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa hal. Pertama, masih terjadinya aliran dana yang keluar dari pasar modal Indonesia setelah China mengumumkan pemberian stimulus untuk menggerakkan perekonomiannya.

Kedua, eskalasi geopolitik. Ia menilai, sentimen itu akan menimbulkan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan ketidakpastian ekonomi global. Ketiga, diperkirakan ada pengalihan aset ke instrument yang cenderung aman. Keempat, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Kami memperkirakan, untuk sepekan ke depan, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya dengan area support di 7.347 dan resistance di 7.546,” kata dia.

Untuk sepekan ke depan, IHSG akan dipengaruhi beberapa hal. Pertama, investor masih mencermati perkembangan akan kondisi Timur Tengah. Kedua, rilis data cadangan devisa Indonesia. Ketiga, ekspor impor Amerika Serikat dan inflasi China. "Pergerakan nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia,” ujar dia.

 


Aksi Jual Saham oleh Investor Asing

Pada penutupan perdagangan, terdapat 163 saham menguat, 453 saham melemah dan 186 saham stagnan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 4,38 persen menjadi 1,27 juta kali dari 1,33 juta kali transaksi pada pekan lalu. Pada pekan ini, investor asing menjual saham senilai Rp 4,87 triliun. Aksi jual ini lebih besar dari pekan lalu Rp 3,36 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 47,87 triliun.

Adapun peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa. Rata-rata nilai transaksi harian bursa melambung 19,35 persen menjadi Rp 19,53 triliun dari pekan lalu Rp 16,36 triliun. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 5,46 persen menajdi 25,24 miliar saham dari 23,94 miliar saham pada pekan lalu.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham teknologi pimpin koreksi dengan turun 6,09 persen. Sektor saham energi susut 0,59 persen, sektor saham industri susut 0,56 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal melemah 2,15 persen.

Kemudian sektor saham consumer siklikal susut 3,19 persen, sektor saham perawatan kesehatan tergelincir 0,57 persen, sektor saham keuangan terpangkas 2,7 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 2,74 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 3,11 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,88 persen.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya