Mengenal Saraburi Sandbox, Contoh Kota Rendah karbon Thailand

Provinsi Saraburi adalah produsen semen terbesar di Thailand, yang menguasai 80% kapasitas produksi semen negara tersebut.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Okt 2024, 13:00 WIB
Stand Siam Cement Group (SCG) dalam dalam ESG Symposium 2024 memperkenalkan Saraburi Sandbox sebagai model percontohan kota rendah karbon. (Dok SCG)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Thailand dibantu oleh sejumlah pihak swasta salah satunya adalah Siam Cement Group (SCG) tengah mendorong terwujudnya transisi menuju masyarakat rendah karbon.

Saraburi adalah salah satu provinsi di Thailand. Provinsi ini menjadi contoh kemitraan antara pemerintah, sektor swasta serta masyarakat sipil untuk menciptakan kemitraan menuju masyarakat rendah karbon.

Inisiatif Saraburi Sandbox dipimpin oleh Asosiasi Produsen Semen Thailand, Federasi Industri Thailand di Saraburi, dan Pemerintah Provinsi Saraburi. Selain itu juga bergabung 20 organisasi lain dan 7 kementerian.

Direktur Utama Siam Cement Group (SCG) Thammasak Sethaudom menjelaskan, selama beberapa bulan, lebih dari 3.500 perwakilan lintas sektor telah bekerja sama untuk mempercepat transisi Thailand menuju masyarakat rendah karbon.

"Kami menyusun rekomendasi strategis ini untuk mendukung pemerintah dalam mempercepat implementasi, terutama melalui energi bersih dan ekonomi sirkular, serta memanfaatkan Saraburi Sandbox sebagai model percontohan," jelas dia dikutip pada Sabtu (12/10/2024).

Untuk diketahui, Provinsi Saraburi adalah produsen semen terbesar di Thailand, yang menguasai 80% kapasitas produksi semen negara tersebut.

Dengan adanya proyek percontohan ini diharapkan bisa membuka kemungkinan baru dalam undang-undang dan peraturan, pendanaan, teknologi, dan tata kelola.

Hal ini tidak hanya membantu industri semen mencapai emisi nol jangka panjang pada tahun 2050, tetapi juga menciptakan cetak biru untuk kota rendah karbon dan mengatasi pemanasan global.

Diharapkan dengan kolaborasi ini dapat menghasilkan pendapatan nasional yang signifikan melalui penciptaan lapangan kerja, stimulasi PDB, dan upaya bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Inisiatif yang dijalankan dalam Saraburi Sandbox adalah mengurangi emisi gas rumah kaca di lima sektor yaitu energi dan transportasi, proses industri dan penggunaan produk, pengelolaan limbah, pertanian, dan penggunaan lahan, perubahan penggunaan lahan, dan kehutanan.

 


Contoh Nyata Gerakan

ESG Symposium Thailand 2024 Driving Inclusive Green Transition. (dok SCG)

Sudah dijalankan sejumlah contoh nyata dalam pengurangan emisi di Saraburi Sandbox. Salah satunya adalah penggunaan rumput gajah sebagai tanaman energi alternatif.

Industri semen di provinsi tersebut akan memberikan dukungan kepada petani dan masyarakat di daerah untuk melakukan penanaman rumput gajah. Tanaman ini bisa menciptakan ekosistem tanaman energi yang akan digunakan sebagai bahan bakar untuk menggantikan batu bara.

Dengan mendukung petani yang menanam rumput gajah, Saraburi siap untuk menjadi kota yang layak huni dan rendah karbon. Rumput gajah adalah tanaman energi dengan masa panen 7-8 tahun.

Rumput ini dapat menyerap karbon dan digunakan untuk membuat pakan ternak. Hal ini memungkinkan petani memiliki banyak sumber pendapatan dari menanam rumput gajah.

Rumput gajah dianggap sebagai tanaman ekonomi alternatif selain bercocok tanam padi dan jagung.

Contoh lain adalah pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan bagian penting dari Saraburi Sandbox.

Hal ini dikarenakan pembakaran sampah menghasilkan karbon dioksida dan polusi. Oleh karena itu, Pemerintah telah bekerja sama dengan sejumlah universitas dan lembaga penelitian Thailand untuk membuat yangbisa memecahkan masalah sampah dengan mengubah sampah menjadi energi bersih.

Untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dengan menggunakan prinsip 3R dan memanfaatkan sampah untuk menghasilkan pendapatan bagi masyarakat.


4 Fokus Wujudkan Masyarakat Rendah Karbon

Thammasak Sethaudom, Presiden & CEO SCG(Dok SCG)

Direktur Utama Siam Cement Group (SCG) Thammasak Sethaudom menjelaskan, dunia industri dan sejumlah pakar melihat bahwa ada 4 fokus utama untuk bisa menciptakan masyarakat rendah karbon ini. 

Pertama adalah penghapusan hambatan regulasi. Oleh sebab itu diusulkan agar pemerintah Thailand mempercepat liberalisasi perdagangan energi bersih melalui modernisasi jaringan listrik yang memungkinkan akses energi bersih bagi semua sektor.

Kedua adalah perlu dibukanya akses ke pembiayaan hijau. Dunia industri Thailand berharap agar pemerintah mendukung alokasi anggaran untuk pengembangan sumber daya manusia di bisnis, sehingga mereka dapat memperoleh sertifikasi karbon internasional. 

Ketiga adalah pengembangan teknologi dan infrastruktur hijau. Di sini pemerintah diusulkan untuk mendukung penggunaan dan pengembangan sistem penyimpanan energi, seperti baterai panas, guna meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan. 

Keempat peningkatan kemampuan UKM. Perlu adanya pengembangan pengetahuan dan pemahaman tenaga kerja tentang energi bersih sangat penting untuk mengurangi biaya operasional.

"Selain itu, inovasi dan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi perlu dipromosikan untuk meningkatkan daya saing UKM. Membangun jaringan kolaboratif antara berbagai sektor juga penting untuk semakin memperkuat daya saing UKM di pasar global," pungkas dia. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya