Menurut Gus Baha Hidup Sopan Itu Gampang Banget, Menyitir Pandangan Imam Ghazali

Menurut Gus Baha, Imam Ghazali mengajarkan agar kita selalu melihat kelebihan orang lain. Misalnya, jika kita melihat anak kecil, kita bisa memahami bahwa dosanya lebih sedikit karena masih muda. Begitu pula saat kita melihat orang yang lebih tua, tentu ibadahnya lebih banyak karena sudah menjalani kehidupan lebih lama.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2024, 11:30 WIB
Gus Baha (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Hidup sopan dan penuh adab merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Banyak orang berpikir bahwa bersikap sopan itu sulit, tetapi sebenarnya, ada cara mudah untuk selalu menjaga sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu caranya adalah dengan memandang orang lain dengan penuh pengertian dan kasih sayang.

Dalam sebuah ceramah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan pandangan Imam Ghazali mengenai kesederhanaan dalam bersikap sopan.

Menurut Gus Baha, Imam Ghazali mengajarkan agar kita selalu melihat kelebihan orang lain. "Misalnya, jika kita melihat anak kecil, kita bisa memahami bahwa dosanya lebih sedikit karena masih muda. Begitu pula saat kita melihat orang yang lebih tua, tentu ibadahnya lebih banyak karena sudah menjalani kehidupan lebih lama," jelas Gus Baha.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @ceritabudiman6066, Gus Baha juga menekankan bahwa Rasulullah SAW selalu mengajarkan agar kita memandang orang lain dengan cara yang adil.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Cara Memandang Orang Lain

Ilustrasi tata krama, sopan, cium tangan. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Setiap manusia memiliki amal baik dan buruk, dan semuanya akan diperhitungkan oleh Allah. Sikap ini, menurut Gus Baha, adalah salah satu cara agar hidup lebih damai dan tidak dipenuhi prasangka buruk terhadap orang lain.

Gus Baha menjelaskan lebih lanjut bahwa sikap seperti ini dapat membantu kita menjalani kehidupan dengan lebih tentram. Sebagai contoh, ketika melihat seseorang dengan tanggung jawab besar, seperti seorang rektor, kita tahu bahwa pahalanya tentu banyak.

Namun, di sisi lain, jika kita melihat pegawai dengan tanggung jawab lebih kecil, kita juga harus memahami bahwa kesalahannya mungkin lebih sedikit.

Sikap tidak menghakimi orang lain hanya karena terlihat ada kekurangan pada mereka adalah inti dari ajaran Imam Ghazali.

Menurut Gus Baha, jika kita selalu mencari kesalahan orang lain, kita akan sulit hidup dengan tenang. Sebaliknya, jika kita selalu melihat kebaikan orang lain, hati kita akan lebih lapang dan damai.

Gus Baha juga mengingatkan bahwa Allah sendiri menilai manusia secara adil, tidak hanya dari amal buruknya, tetapi juga dari amal baik yang mereka lakukan.

Oleh sebab itu, kita sebagai manusia harus mencontoh keadilan Allah dalam memandang orang lain. "Allah tidak hanya melihat manusia dari kesalahannya, tapi juga dari kebaikan-kebaikannya," ujarnya.

Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menyampaikan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk selalu menjaga adab dan sopan santun terhadap sesama.


Adab dan Sopan Bukan Sekedar Perilaku

Ilustrasi sopan, kesopanan. (Photo by RODNAE Productions: https://www.pexels.com/photo/a-man-and-a-woman-handshaking-7413990/)

Tidak ada manusia yang sempurna, namun yang terpenting adalah bagaimana kita memandang orang lain dengan penuh rasa hormat.

Ia menambahkan bahwa seringkali kita terlalu fokus pada kekurangan orang lain dan lupa melihat sisi baik mereka. Padahal, di hadapan Allah, setiap orang memiliki kebaikan yang akan diperhitungkan.

Dengan bersikap seperti ini, kita bisa menjaga hubungan sosial yang harmonis dan terhindar dari konflik yang tidak perlu.

Menurut Gus Baha, cara pandang ini tidak hanya akan membuat hidup kita lebih tenang, tetapi juga mendekatkan diri kita kepada Allah.

Rasulullah SAW sendiri selalu memandang orang lain dengan kasih sayang dan penuh pengertian, meskipun mungkin mereka memiliki kekurangan.

Gus Baha juga menekankan pentingnya menjaga sopan santun dalam setiap interaksi. Setiap orang memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, dan hal itu harus dihormati.

Menjadi sopan tidak hanya tentang apa yang terlihat, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami dan menghargai perbedaan orang lain.

Lebih lanjut, Gus Baha mengatakan bahwa adab dan sopan santun bukan hanya masalah perilaku, tetapi juga merupakan cerminan dari keimanan seseorang.

"Sikap kita terhadap orang lain mencerminkan seberapa dalam keimanan kita kepada Allah," jelasnya. Oleh karena itu, menjaga sopan santun merupakan bagian dari ibadah kita sehari-hari.

Sebagai penutup, Gus Baha mengajak setiap individu untuk senantiasa meneladani sifat Rasulullah SAW dalam menjaga hubungan baik dengan sesama.

Dengan menjaga sopan santun, kita tidak hanya mendatangkan ketenangan bagi diri sendiri, tetapi juga menjadi contoh bagi orang lain dalam kehidupan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya