Sakit yang Dirasakan Orang Beriman Ternyata Indah Banget, Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya menekankan bahwa sakit, kefakiran, atau musibah yang dirasakan seorang yang beriman tidak lepas dari rencana besar Allah untuk kebaikan hamba-Nya.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Okt 2024, 14:30 WIB
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ketika seseorang yang beriman mengalami sakit atau musibah, hal itu bukan semata-mata penderitaan yang harus ditanggung, tetapi terdapat makna yang jauh lebih dalam di baliknya.

Umat Islam diajarkan untuk melihat setiap cobaan hidup sebagai ujian yang membawa berkah dan kebaikan di kemudian hari. Pandangan ini membantu orang-orang yang beriman untuk tetap kuat dan sabar menghadapi berbagai rintangan hidup.

Dalam sebuah ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @BuyayahyaOfficial, KH Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), menjelaskan tiga hikmah besar di balik penderitaan yang dialami oleh seorang hamba beriman.

Ia menekankan bahwa sakit, kefakiran, atau musibah yang dirasakan orang beriman tidak lepas dari rencana besar Allah untuk kebaikan hamba-Nya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Alasan Allah SWT Beri Sakit kepada Orang Beriman

Ilustrasi Sakit Credit: unsplash.com/Olga

Buya Yahya menjelaskan bahwa alasan pertama seseorang beriman mengalami musibah adalah agar Allah menghapus dosa-dosanya.

Dengan demikian, di alam barzakh dan pada hari kiamat nanti, seorang mukmin tidak lagi mengalami kesusahan. "Musibah itu bisa menjadi penghapus dosa, sehingga hamba tersebut akan lebih ringan hisabnya di akhirat," ujar Buya Yahya.

Alasan kedua, menurut Buya Yahya, adalah untuk pengangkatan derajat. Allah memberikan cobaan kepada hamba-Nya sebagai cara untuk meningkatkan kedudukan mereka di sisi-Nya.

Setiap ujian yang dilewati dengan sabar dan ikhlas, akan mempertinggi derajat seorang mukmin di akhirat. Dengan kata lain, musibah bukanlah hukuman, melainkan bentuk kasih sayang dari Allah.

Buya Yahya juga mengungkapkan bahwa musibah yang dirasakan oleh orang beriman bisa menjadi pahala yang sangat besar. Bahkan, pahala tersebut bisa lebih besar daripada ibadah yang dilakukan secara terus-menerus, seperti sholat tahajud dan puasa sunnah.

"Sakit yang dialami seorang mukmin bisa jadi lebih bernilai daripada tahajud yang ditegakkan berhari-hari atau puasa yang dilakukan selama berbulan-bulan," ungkapnya.

Penjelasan ini memberikan pemahaman bahwa setiap penderitaan yang dialami oleh seorang mukmin tidak pernah sia-sia. Ada nilai pahala yang sangat besar di balik kesulitan tersebut, sehingga seorang hamba beriman seharusnya tetap bersyukur dan bersabar saat menghadapi ujian hidup.


Ini Cara Menghadapi Sakit

Ilustrasi orang sakit Credit: pexels.com/pixabay

Buya Yahya juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi musibah, seorang hamba harus selalu berprasangka baik kepada Allah. Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya.

"Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Allah tahu apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya," kata Buya Yahya.

Ia menambahkan bahwa dengan menghadapi cobaan dengan sabar dan ikhlas, seorang mukmin akan mendapatkan pahala yang bahkan tidak ia duga.

Pahala ini melebihi ibadah yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, seperti sholat dan puasa. Cobaan yang dialami menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ridha-Nya.

Selain itu, Buya Yahya menjelaskan bahwa ketika seseorang yang beriman mengalami sakit, hal itu merupakan tanda bahwa Allah sedang memberikan perhatian khusus kepadanya.

Allah sedang membersihkan hamba tersebut dari dosa-dosanya agar kelak ia bisa merasakan kebahagiaan di akhirat tanpa beban dosa. "Sakit yang dialami oleh seorang mukmin adalah bentuk kasih sayang Allah," tuturnya.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya juga menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi musibah. Sabar adalah kunci untuk mendapatkan pahala yang besar dan pengampunan dari Allah.

"Jika kita bersabar, pahala yang Allah berikan akan lebih besar daripada yang kita bayangkan," jelasnya.

Ia mengingatkan agar setiap orang yang beriman selalu bersyukur dalam setiap keadaan, baik ketika diberi nikmat maupun saat menghadapi musibah.

Nikmat maupun musibah, keduanya adalah ujian dari Allah untuk menguji keimanan hamba-hamba-Nya.

Buya Yahya juga memberikan motivasi bagi umat Islam untuk tidak mudah putus asa ketika ditimpa kesulitan. Kesulitan yang datang hanyalah sementara dan pasti ada jalan keluar. Yang terpenting adalah tetap menjaga keimanan dan selalu berdoa agar Allah memberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan.

Buya Yahya mengajak umat Islam untuk selalu bersabar dan berprasangka baik kepada Allah dalam setiap musibah yang dialami.

"Ingatlah, setiap kesulitan pasti akan berakhir, dan di balik setiap cobaan, ada kebaikan yang Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya