Liputan6.com, Jakarta - Stunting masih menjadi salah satu tantangan utama dalam kesehatan anak di Indonesia, dengan dampak jangka panjang terhadap perkembangan fisik dan kognitif. Masalah ini terjadi akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan, yang berpotensi menurunkan kualitas generasi masa depan.
Upaya kolaboratif dari berbagai pihak terus dilakukan untuk menekan angka stunting, termasuk melalui penerapan inovasi bioteknologi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tepat bagi anak-anak Indonesia.
Advertisement
Dalam upaya menekan angka stunting tersebut di Indonesia, Future Lestari turut memfasilitasi dialog kolaboratif antara perwakilan pemerintah Indonesia dan perusahaan bioteknologi asal Korea Selatan, Simple Planet. Dialog bertema "Biotechnology Readiness in Indonesia: Challenges, Opportunities, and The Path Forward" ini diadakan di Meradelima, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 10 Oktober 2024.
Diskusi ini menyoroti potensi bioteknologi dalam memperbaiki gizi masyarakat Indonesia, terutama untuk mengatasi masalah stunting. CEO Simple Planet, Dominic Jeong, menjelaskan rencana perusahaannya untuk mengembangkan protein dan lemak hewani dari sel hewan, yang dinilai lebih terkonsentrasi dan fungsional.
"Protein dan lemak ini merupakan bahan yang sangat terkonsentrasi, lebih seperti bahan fungsional. Kami berfokus untuk mengatasi masalah kelaparan, malnutrisi atau kekurangan gizi, dan ingin menyelesaikan masalah perubahan iklim," ujar Dominic.
Sementara itu, Peneliti senior bidang biologi molekular dari BRIN, Bahagiawati Amir Husin, menyambut baik teknologi ini karena potensinya untuk menekan angka stunting di Indonesia. Menurutnya, pemenuhan protein, terutama dari sumber hewani, sangat penting untuk mencegah stunting.
"Untuk stunting yang penting adalah memberikan protein yang cukup. Protein itu bisa datang dari susu, daging ayam, dan lainnya. Masalah utama di negara kita adalah stunting yang mungkin disebabkan oleh kurangnya konsumsi hewani," jelas Bahagiawati.
Bahagiawati juga menekankan pentingnya asupan mineral dan vitamin bagi ibu hamil dan anak-anak untuk memastikan perkembangan otak dan fisik yang optimal.
Director of Future Lestari, Cynthia Krisanti, melihat kolaborasi ini sebagai langkah inovatif untuk meningkatkan nilai gizi pangan di Indonesia.
"Kita melihat banyak potensi di mana Simple Planet ini bisa menjadi bahan tambahan pangan bagi makanan di Indonesia, sehingga makanan tersebut lebih bernutrisi dan membantu mengurangi stunting," ujar Cynthia.
MoU
Dialog ini diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Future Lestari dan Simple Planet, sebagai penanda awal kolaborasi strategis untuk meningkatkan bioteknologi pangan di Indonesia.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka jalan menuju pemenuhan gizi yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Advertisement