Iran Larang Pager dan Walkie Talkie di Semua Penerbangan, Imbas Ledakan 2 Perangkat Komunikasi Itu di Lebanon

Keputusan itu diambil lebih dari tiga minggu setelah serangan sabotase yang menargetkan anggota kelompok Hizbullah yang bersekutu dengan Iran di Lebanon, yang menyebabkan pager dan walkie talkie meledak, menewaskan sedikitnya 39 orang.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Okt 2024, 11:11 WIB
Ilustrasi Iran larang pager dan walkie talkie di pesawat imbah ledakan dua model perangkat komunikasi tersebut di Lebanon. (Istimewa)

Liputan6.com, Teheran - Iran telah melarang pager dan walkie talkie di semua penerbangan, media lokal melaporkan pada 12 Oktober 2024. Aturan ini dikeluarkan beberapa pekan setelah serangan sabotase mematikan di Lebanon yang disalahkan pada Israel.

"Masuknya perangkat komunikasi elektronik apa pun, kecuali ponsel, di kabin penerbangan atau... dalam kargo tanpa pendamping, telah dilarang," kantor berita Isna melaporkan, mengutip juru bicara Civil Aviation Organisation (Organisasi Penerbangan Sipil) Iran, Jafar Yazerlo.

Menurut laporan yang juga dilansir dari AFP,  Minggu (13/11/2024), keputusan itu diambil lebih dari tiga minggu setelah serangan sabotase yang menargetkan anggota kelompok Hizbullah yang bersekutu dengan Iran di Lebanon yang menyebabkan pager dan walkie talkie meledak, menewaskan sedikitnya 39 orang.

Sementara hampir 3.000 orang lainnya terluka dalam serangan itu, yang menurut Iran dan Hizbullah termasuk Duta Besar Teheran untuk Lebanon Mojtaba Amani, dilakukan oleh Israel.

Sebelumnya pada bulan Oktober, maskapai penerbangan Emirates yang berbasis di Dubai melarang pager dan walkie talkie di dalam pesawatnya.

Ketegangan regional telah meningkat sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, yang menarik kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran dari Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman.

Beberapa maskapai penerbangan dalam beberapa pekan terakhir telah menangguhkan penerbangan ke Iran setelah serangan rudal Teheran terhadap Israel pada 1 Oktober.

Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel untuk membalas pembunuhan para pemimpin militan yang berpihak pada Teheran di wilayah tersebut dan seorang jenderal di Garda Revolusi Iran.

Israel sejak itu bersumpah untuk membalas, dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan tanggapannya akan "mematikan, tepat, dan mengejutkan".


Qatar Airways Larang Penumpangnya Bawa Pager dan Walkie Talkie

Ilustrasi Qatar Airways (dok.unsplash)

Sebelumnya, dua hari setelah sederet insiden melibatkan ledakan perangkat pager, Qatar Airways melarang penumpangnya membawa pager dan walkie talkie dalam penerbangan dari Beirut, Lebanon, per Jumat, 20 September 2024. Pihaknya mengambil langkah ini setelah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Lebanon mengeluarkan surat edaran pada seluruh maskapai penerbangan.

Melansir CNBC, Sabtu (21/9/2024), surat edaran tersebut berbunyi, "Seluruh maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Beirut-Rafic Hariri diminta menginformasikan seluruh penumpang yang berangkat melalui bandara tersebut bahwa, hingga pemberitahuan lebih lanjut, (mereka) dilarang membawa pager atau perangkat walkie talkie apapun ke dalam pesawat, baik di dalam koper maupun tas tangan, serta melalui kargo udara."

Dalam sebuah pernyataan, Qatar Airways berbagi, "Sesuai arahan dari DGCA Republik Lebanon, seluruh penumpang yang terbang dari Bandara Internasional Beirut Rafic Hariri (BEY) dilarang membawa pager dan walkie talkie ke dalam pesawat."

"Larangan tersebut berlaku untuk bagasi tercatat dan bagasi kabin, serta kargo, dan akan diberlakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut," imbuh mereka. Peristiwa janggal yang melibatkan ledakan perangkat pager, walkie talkie, dan perangkat radio di Lebanon telah mengguncang dunia.

Adapun perangkat pager meledak untuk pertama kalinya pada Selasa, 17 September 2024. Pada Rabu, 18 September 2024, giliran walkie talkie dan perangkat radio yang dilaporkan meledak.

Infografis PBB Sebut Ledakan Pager dan Walkie Talkie di Lebanon Kejahatan Perang. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya