Gus Umar Bertemu Gus Yahya Bahas Kebijakan PBNU Terkait Pilkada Jateng

Gus Umar meminta penjelasan dari Ketua Umum PBNU perihal kebijakan PBNU dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 yang bakal digelar 27 November 2024 mendatang

oleh Gilar Ramdhani pada 13 Okt 2024, 13:28 WIB
Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi), KH. dr. Umar Wahid (Gus Umar) menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta KH. dr. Umar Wahid (Gus Umar) selaku Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi), Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024-2029 menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU, Jakarta, Sabtu siang (12/10/2024). 

Dalam pertemuan yang berlangsung akrab diselingi guyonan itu, Gus Umar meminta penjelasan dari Ketua Umum PBNU perihal kebijakan PBNU dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 yang bakal digelar 27 November 2024 mendatang, termasuk Pilkada Jateng 2024.

Gus Yahya menjelaskan bahwa mandataris harus mundur dari jabatannya kalau jadi calon kepala daerah. Mandataris itu ketua tanfidz atau rois syuriah. Sedangkan fingsionaris harus mengambil cuti. Kegiatan pemenangan para calon kepala daerah, lanjut Gus Yahya sebagaimana dikutip Gus Umar, tidak boleh menggunakan kantor NU di semua tingkatan, juga tidak boleh menggunakan atribut NU.

"Jadi sangat jelas apa yang disampaikan Gus Yahya tadi, yang merupakan garis kebijakan PBNU dalam menghadapi pilkada ini," kata Gus Umar, adik kandung almarhum KH Abdurrahman Wahid. 

Seperti diketahui Gus Umar dan Gus Yahya sama-sama dekat hubungannya dengan Gus Dur. Gus Umar pernah menjabat sebagai Ketua Tim Dokter Kepresidenan waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, Gus Yahya di saat yang sama sebagai juru bicara Presiden. Wajar kalau pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu diselingi guyonan dan diakhiri dengan makan siang bersama.


Gus Umar Road Show ke Tokoh dan Komunitas Warga Nahdliyin di Jateng

Kedatangan Gus Umar ke PBNU terkait dengan aktivitasnya sebagai Ketua Tim Pemenangan Andika-Hendi yang banyak menyasar tokoh dan komunitas warga Nahdliyin di Jawa Tengah.

"Saya kan nggak boleh melanggar rambu-rambu yang sudah digariskan PBNU," kata cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, pendiri dan Rois Akbar PBNU itu.

Gus Umar sadar posisinya bukan sebagai pengurus NU. "Tetapi sejak lahir saya sudah NU sampai sekarang, walaupun saya tidak punya KartaNU," celetuk Gus Umar, satu-satunya putra almarhum KH Wahid Hasyim yang masih hidup itu.

Merespon celetukan Gus Umar, Gus Yahya pun menanggapi dengan guyonan ringan. "Lo Panjenengan itu ibaratnya kan seperti pemegang saham NU Gus," tutur Gus Yahya.


Bentuk Relawan Sahabat Gus Umar Wahid untuk Andika-Hendi

Gus Umar setelah didapuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Andika-Hendi sudah ngegas melakukan road show ke kiai-kiai sepuh di Jawa Tengah Utara. Antara lain ke KH Ubaidillah Shdaqoh Rais Syuriyah PWNU Jateng, KH. Munif Muhammad Zuhri Pengasuh Ponpes Gitikusumo, Mranggen, KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) Ponpes Roudlotut Tholibin, Leteh, Rembang, KH. M Taufiq, pengasuh Ponpes Attaufiqy Wonopringgo, Pekalongan, dan KH. M Luthfi pengasuh Ponpes Al-Inaaroh, di Batang. 

Selain mengadakan pertemuan dengan tim pemenangan, Gus Umar juga telah membentuk relawan "SAHABAT GUS UMAR WAHID untuk ANDIKA - HENDI" yang sudah ada di Semarang dan akan terus bergerak ke sejumlah daerah di Jawa Tengah.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya