Ini yang Membedakan Orang Baik dengan Orang yang Hanya Terlihat Baik, Kata Gus Baha

Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang kurang baik cenderung menjadikan hal-hal duniawi seperti harta, perempuan, atau hal lain yang berhubungan dengan kepentingan dirinya sendiri sebagai orientasi utama.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2024, 12:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama NU KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, kembali menjelaskan sebuah konsep penting yang sering kali terlupakan oleh banyak orang.

Kali ini, Gus Baha memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan antara orang baik dan orang yang hanya terlihat baik. Penjelasan ini menjadi refleksi bagi siapa saja yang ingin memperbaiki orientasi hidupnya.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @alqolbumutayyam89, Gus Baha membedakan orang baik berdasarkan orientasi hidupnya.

Menurutnya, orang baik adalah mereka yang selalu menjadikan Allah SWT sebagai tujuan akhir dalam segala hal. "Orang baik itu orang yang orientasinya menuju Allah," tegas Gus Baha.

Artinya, setiap langkah dan tindakannya didasarkan pada bagaimana cara mendapatkan ridha dari Allah.

Sebaliknya, Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang kurang baik cenderung menjadikan hal-hal duniawi seperti harta, perempuan, atau hal lain yang berhubungan dengan kepentingan dirinya sendiri sebagai orientasi utama.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Ini Orientasi Orang Kurang Baik

Ilustrasi harta berupa uang. Credit: pexels.com/Alexander

"Kalau yang kurang baik, orientasinya harta, perempuan, dan kepentingan dirinya," jelas Gus Baha. Menurutnya, inilah yang membuat seseorang sulit untuk mencapai kebaikan hakiki.

Gus Baha kemudian melanjutkan, bahwa alasan mengapa banyak orang tidak menyadari perbedaan ini adalah karena kurangnya dzikir atau wiridan dalam kehidupan sehari-hari.

Wiridan merupakan salah satu bentuk ibadah yang dapat mengingatkan manusia pada Allah SWT secara terus-menerus. "Kalau tidak wiridan, tidak ada efek sampingnya," kata Gus Baha dengan gaya khasnya yang sederhana namun mendalam.

Lebih lanjut, Gus Baha menekankan pentingnya wiridan dibandingkan dengan hal-hal duniawi seperti uang. Namun, sering kali manusia justru menganggap sebaliknya.

"Kalau kamu tidak punya uang, kamu lemas. Karena kamu tahu uang itu penting, wiridan tidak dianggap penting," tambahnya.

Ini merupakan salah satu contoh bagaimana manusia sering kali keliru dalam memprioritaskan hal-hal yang seharusnya menjadi fokus hidupnya.

Kesalahan ini, kata Gus Baha, terjadi karena kita belum memahami sepenuhnya bahwa uang hanyalah sesuatu yang bersifat sementara.

Ketika seseorang meninggal dunia, barulah ia menyadari bahwa yang sebenarnya penting adalah ibadah dan dzikir kepada Allah. Namun sayangnya, kesadaran ini datang terlambat.

"Saat kamu meninggal, ternyata uang tidak penting, wiridan yang penting," ucap Gus Baha dengan nada penuh penekanan.

Penjelasan Gus Baha ini membawa kesadaran baru bagi banyak orang yang selama ini mungkin lebih mementingkan hal-hal duniawi.

 


Jangan Lakukan Kesalahan Ini

ilustrasi harta berupa gelang emas. (Punit PARANJPE/AFP)

Menurut Gus Baha, kesalahan ini sering terjadi karena manusia cenderung lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan tidak akan bertahan selamanya. Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk lebih fokus pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, Gus Baha juga menekankan bahwa tidak ada salahnya bagi seseorang untuk memiliki harta atau kenikmatan dunia, asalkan semua itu tidak menjadi tujuan utama dalam hidupnya.

"Punya harta boleh, tapi jangan jadikan itu sebagai orientasi hidup," tambahnya. Dengan kata lain, harta duniawi hanya boleh dijadikan sebagai sarana, bukan tujuan akhir.

Ceramah Gus Baha ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa yang sebenarnya memiliki nilai di sisi Allah adalah amal ibadah dan keikhlasan hati dalam menjalankan perintah-Nya.

Uang dan segala bentuk kekayaan dunia hanyalah titipan yang sewaktu-waktu bisa hilang, sedangkan amal dan ibadah akan tetap tercatat sebagai bekal di akhirat kelak.

Dengan gaya ceramah yang santai namun penuh hikmah, Gus Baha kembali menekankan bahwa manusia sering kali terlalu fokus pada hal-hal duniawi hingga melupakan pentingnya persiapan untuk akhirat.

"Banyak orang yang baru sadar setelah meninggal bahwa yang sebenarnya penting itu wiridan," tambahnya. Penyesalan ini tentu saja sudah terlambat bagi mereka yang tidak memperhatikan ibadahnya sejak awal.

Gus Baha mengajak kita semua untuk tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang hanya bersifat sementara. Sebaliknya, kita harus selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui dzikir, sholat, dan amal saleh lainnya.

Dengan cara ini, kita tidak hanya akan menjadi orang baik di mata manusia, tetapi juga di hadapan Allah SWT.

Ceramah Gus Baha yang sarat dengan nilai-nilai keislaman ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita menjalani kehidupan.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk lebih memperhatikan orientasi hidup mereka, apakah sudah benar-benar menuju kepada Allah atau masih terfokus pada kepentingan duniawi semata.

Pada akhirnya, Gus Baha menyimpulkan bahwa menjadi orang baik bukan hanya sekadar terlihat baik di mata manusia, tetapi juga harus benar-benar ikhlas menjalankan perintah Allah tanpa mengharapkan imbalan apapun dari dunia ini.

"Kebaikan sejati adalah ketika kita melakukan sesuatu hanya untuk Allah, bukan untuk dunia," tutup Gus Baha.

Pesan ini menjadi refleksi penting bagi kita semua agar selalu memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan rahmat dan ridha dari-Nya, serta selalu diberikan kekuatan untuk tetap berada di jalan yang benar.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya