Liputan6.com, Gaza - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Minggu malam (13/10/2024) mengatakan, operasi WHO dan Bulan Sabit Merah Palestina telah berhasil memasok bantuan ke dua rumah sakit di Gaza utara.
"WHO dan mitra akhirnya berhasil mencapai rumah sakit Kamal Adwan dan Al-Sahaba kemarin setelah sembilan kali mencoba," tulisnya di platform media sosial X.
Advertisement
"Misi tersebut diselesaikan di tengah perang yang sedang berlangsung," tambahnya.
Ia mengatakan, pengemudi menjadi sasaran pemeriksaan keamanan dan bahkan ditahan sementara di sebuah pos pemeriksaan, dikutip dari Channel News Asia, Senin (14/10).
WHO secara berulang mengkritik hambatan yang dibuat oleh otoritas Israel dalam misi pasokan dan evakuasi pasien.
WHO melakukannya lagi pada Jumat (11/10) selama jumpa pers di Jenewa khususnya tentang masalah misi bantuan ke Jalur Gaza utara ini.
"Misi satu kali saja tidak cukup. Ada kebutuhan berkelanjutan untuk memasok kembali rumah sakit agar tetap berfungsi," kata Tedros, menegaskan kembali seruannya untuk memfasilitasi misi kemanusiaan secara berkelanjutan dan memastikan keselamatan bagi staf kemanusiaan; dan untuk gencatan senjata.
Menurut WHO, 13 pasien dalam kondisi kritis dipindahkan dari rumah sakit Kamal Adwan ke rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
"Rumah sakit kewalahan dan masih melayani sekitar 60 pasien rawat inap dan menerima sedikitnya 50-70 pasien luka setiap hari," kata Tedros.
Enam pasien lain yang telah dipindahkan sebelumnya dari Rumah Sakit al-Awda ke Kamal Adwan juga dibawa ke Al-Shifa, bersama dengan orang-orang yang menemani mereka.
Pengiriman 20.000 Liter Bahan Bakar
Misi itu juga mengirimkan 20.000 liter bahan bakar untuk menjaga Kamal Adwan dan Al-Awda tetap beroperasi, dan 23.000 liter bahan bakar dikirimkan ke Rumah Sakit Al-Sahaba, bersama dengan 800 unit darah dan obat-obatan serta perlengkapan penting.
Bahan bakar tersebut terutama digunakan untuk menjalankan generator rumah sakit guna memastikan pasokan listrik.
Infrastruktur rumah sakit di seluruh Jalur Gaza sangat rapuh setelah setahun perang antara Israel dan gerakan Islamis Hamas, dengan banyak fasilitas yang terkena penembakan atau pertempuran.
Militer Israel menuduh Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dan melakukan serangan 7 Oktober 2023 di Israel yang memicu perang, beroperasi di bawah perlindungan gedung-gedung ini, yang biasanya menikmati peningkatan perlindungan berdasarkan aturan perang.
Advertisement