PBB: Bantuan Kemanusiaan yang Masuk ke Gaza Berada pada Level Terendah

Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa jalur bantuan penting ke Gaza utara telah terputus akibat aturan dari Israel.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Okt 2024, 11:07 WIB
INH menyalurkan ribuan paket bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Gaza Palestina. (Foto: INH)

Liputan6.com, Gaza - Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq mengatakan, bantuan yang masuk ke Gaza berada pada level terendah.

Ia menyebut bahwa banyak orang di Gaza yang tidak menerima paket makanan bulan ini karena terbatasnya akses pasokan bantuan.

Farhan Haq mengatakan, Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan bahwa jalur bantuan penting ke Gaza utara telah terputus, dikutip dari laman SCMP, Selasa (15/9/2024).

"Tidak ada bantuan makanan yang masuk sejak 1 Oktober," kata Haq dalam pengarahan harian, seraya menambahkan bahwa penyeberangan utama ke Gaza utara telah ditutup dan tidak akan dapat diakses jika eskalasi berlanjut.

Dia mengatakan, WFP mendistribusikan stok makanan terakhirnya yang tersisa di Gaza utara kepada mitra dan organisasi yang menampung keluarga pengungsi.

Tetapi, stok mereka hampir tidak cukup untuk bertahan selama dua minggu. Banyak dari dapur, titik distribusi, dan toko roti tersebut terpaksa tutup, dan yang lainnya berisiko tutup jika konflik berlanjut pada skala besar yang terus terjadi.

"Situasi juga berada pada titik kritis di Gaza Selatan," kata Haq. Ia menambahkan bahwa tidak ada distribusi makanan, dan toko roti berjuang untuk mendapatkan tepung terigu, yang membuat mereka berisiko tutup kapan saja.

Haq mengatakan, meskipun ada tantangan, organisasi kemanusiaan menanggapinya dengan kemampuan terbaik mereka.

 


Upaya UNRWA

Ketika Gaza memasuki tahun ajaran kedua tanpa sekolah, sebagian besar anak-anak Gaza terjebak membantu keluarga mereka dalam perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup di tengah serangan Israel yang menghancurkan. (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Ada pula UNRWA, Badan Bantuan PBB untuk Palestina dan mitra organisasi non-pemerintah yang terus berupaya mendistribusikan roti, makanan siap saji, serta tepung di dalam dan di luar tempat penampungan.

Ia mencatat bahwa personel dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengunjungi sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan Al Rufaida, di Deir al Balah, tempat serangan udara Israel telah menewaskan banyak orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Tim penilaian mencatat kehancuran atau kerusakan pada tiga ruang kelas, 20 tenda, lima kamar mandi, tiga tangki air, dan barang-barang milik lebih dari 60 keluarga.

"Sekali lagi, OCHA menyerukan kepada semua pihak yang berkonflik untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum humaniter internasional, termasuk dengan terus-menerus menjaga keselamatan warga sipil dan objek sipil," kata Haq.

Infografis Dampak Setahun Agresi Militer Israel ke Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya