Cara Beralih ke Teknologi Cloud untuk Optimalkan Bisnis

Teknologi cloud computing atau komputasi awan menyediakan sebuah platform terpusat untuk data dan aplikasi.

oleh Tim Regional diperbarui 14 Okt 2024, 21:00 WIB
VP and GM APAC, Zoho Corp , Gibu Mathew.

Liputan6.com, Jakarta - Beralih ke operasi cloud bagi para pelaku bisnis menjadi pertimbangan yang banyak diutamakan. Salah satu keuntungannya adalah cloud memungkinkan operasi dirampingkan melalui sentralisasi data dan aplikasi yang dapat mengurangi keseluruhan biaya TI baik dari perangkat keras maupun perangkat lunak.

Seperti misalnya untuk manajemen gudang, perusahaan dapat mengurangi 20% biaya pergudangan dengan memanfaatkan sistem manajemen gudang berbasis cloud.

Sementara itu, melalui arsitektur dan teknologi virtualisasinya, operasi berbasis cloud memungkinkan organisasi untuk meningkatkan atau menurunkannya skala proses sesuai kebutuhan. Hal ini juga dapat menjembatani kesenjangan infrastruktur TI antar tim.

VP and GM APAC Zoho Corp , Gibu Mathew menyampaikan teknologi cloud computing atau komputasi awan menyediakan sebuah platform terpusat untuk data dan aplikasi. Di era tenaga kerja yang tersebar dan rantai pasok yang mengglobal, hal ini dapat mendorong kolaborasi yang menjadi keuntungan besar bagi produktivitas dan efisiensi.

"Cloud tersebut juga dapat dikonfigurasi untuk meningkatkan keamanan. Data yang disimpan dalam server vendor cenderung lebih aman daripada disimpan di server sendiri," ujarnya.

Penyedia layanan cloud yang memiliki reputasi baik akan berusaha keras guna memastikan keamanan, yang merupakan keuntungan utama terlepas dari apakah organisasi menangani data yang sangat sensitif atau hanya ingin menghindari menjadi korban pelaku kejahatan.

 


Kesenjangan Keterampilan di Bidang Cloud

Terjadi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran. Ini bukan masalah yang hanya terjadi di Indonesia. Sebanyak lebih dari 80% pemimpin TI di seluruh dunia mengatakan kepada Deloitte bahwa keterampilan karyawan yang tidak cukup menghambat perluasan lingkungan cloud mereka.

Dari observasi Zoho, organisasi dapat menerapkan inisiatif untuk menjembatani kesenjangan tersebut melalui:

1. Menyelenggarakan sesi pelatihan

Hal ini dapat membantu bisnis mengembangkan keahlian internal yang mereka butuhkan untuk mendapat nilai maksimal dari investasi cloud mereka. Mereka juga dapat memanfaatkan platform pembelajaran dan sertifikasi guna mengembangkan keterampilan di antara tenaga kerja mereka.

2. Menyusun analisis kesenjangan keterampilan

Pelatihan harus mengidentifikasi bidang yang membutuhkan pelatihan khusus untuk meningkatkan efisiensi program pembelajaran perusahaan. Alat yang menggabungkan manajemen kinerja dan manajemen pembelajaran memastikan bahwa pemimpin tim dapat mengevaluasi karyawan dan menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Memanfaatkan penyedia layanan terkelola cloud (MSPs; Managed Service Providers)

Keahlian dan sumber yang dimiliki MSPs dapat dimanfaatkan oleh bisnis untuk mengelola infrastruktur cloud mereka.  

Tantangan penerapan strategi multi cloud baik sebagai upaya yang disengaja maupun yang merupakan hasil dari penambahan alat-alat baru secara ad-hoc, menyusun strategi multi-cloud yang memastikan tata kelola yang kuat, kelancaran operasional, dan keamanan data dapat menjadi tantangan.

Hal ini mungkin disebabkan oleh:

1. Kompleksitas

Mengelola beberapa lingkungan cloud bisa jadi rumit dan memakan waktu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara mendapatkan fitur yang dibutuhkan saat ini dan memastikan bahwa penerapan dapat disesuaikan dengan pertumbuhan di masa mendatang dan di masa teknologi yang terus berkembang.

2. Keterikatan vendor

Ini merupakan ketakutan lama, terutama karena kepercayaan antara dua pihak tidak dibangun dalam sehari. Itulah mengapa penting bagi bisnis untuk memilih vendor yang memiliki rekam jejak transparansi, memastikan perusahaan dapat menjalankan strategi multi-cloud tanpa rasa khawatir.

3. Kesenjangan keamanan

Menjaga keamanan di berbagai lingkungan cloud dapat menjadi tantangan. Di sini, sekali lagi, pentingnya bekerja sama dengan vendor yang telah berkali-kali menunjukkan komitmen mereka terhadap keamanan dan privasi data sangatlah penting. Fitur yang perlu diperhatikan adalah autentikasi dua faktor, enkripsi data, dan kepatuhan terhadap standar keamanan dan privasi global.

Guna memastikan bahwa bisnis di Indonesia memperoleh manfaat maksimal dari investasi cloud mereka, Zoho hadir dengan ragam solusi. Pertama, Zoho menyediakan rangkaian lengkap aplikasi dan layanan berbasis cloud yang dirancang untuk memenuhi beragam kebutuhan bisnis dengan berbagai ukuran dan di semua industri.

Zoho juga memahami bahwa kontrol data di cloud tetap menjadi perhatian utama di kalangan eksekutif, dan ketidakpastian seputar proses terkait mengikis kepercayaan. Itulah sebabnya platform cloud terpusat Zoho secara ketat menegakkan tata kelola data. Hal ini memberdayakan demokratisasi data yang aman, yang meningkatkan pengambilan keputusan dan kolaborasi lintas fungsi.

Sementara itu, banyak perusahaan masih memandang sebelah mata solusi cloud. Padahal, dibandingkan dengan solusi on-premise, cloud memiliki banyak kelebihan, apalagi untuk perusahaan yang sedang berkembang dengan anggaran IT yang terbatas.

Selain itu, solusi ini tersedia dengan berbagai paket harga, termasuk paket gratis untuk beberapa aplikasi sehingga bisnis dari semua ukuran dapat memanfaatkan cloud. Terakhir, Zoho menawarkan produk dan layanannya dalam Bahasa Indonesia, sehingga lebih mudah digunakan oleh bisnis di Indonesia.

 


Studi Kasus Zoho Mengubah Operasi Bisnis melalui Komputasi Awan

StickEarn baru-baru ini memanfaatkan Zoho CRM untuk menyederhanakan operasi, membuat keputusan berdasarkan data, dan mengelola hubungan pelanggan dengan lebih baik. Melalui kemampuan Zoho CRM dalam manajemen pelanggan, otomatisasi alur kerja, dan kolaborasi tim, perusahaan rintisan teknologi periklanan ini mampu menumbuhkan basis pelanggannya hingga 25%.

Pelanggan lain yang berhasil adalah Asta Bumi Cipta, yang menggunakan Zoho Books untuk mengintegrasikan keuangan, operasi, dan logistik ke dalam satu platform terpadu.

Perusahaan pengadaan ini sebelumnya bergantung pada sistem berbasis Excel yang memperparah fragmentasi, inkonsistensi data, dan rekonsiliasi manual.

Pengaturan baru mengubah semua itu dengan mengurangi pekerjaan manual, yang meningkatkan akurasi data. Hal ini meningkatkan pencatatan dan memungkinkan pengambilan keputusan berdasarkan data, sehingga perusahaan berencana untuk mengadopsi lebih banyak aplikasi Zoho.

Sedangkan, untuk masalah layanan pelanggan, Biznet Gio, salah satu penyedia layanan cloud di Indonesia juga telah membuktikan efisiensi tim layanan pelanggan mereka berkat bantuan Zoho Desk.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya