Pyridam Farma Gandeng RGCC, Bawa Inovasi Pengobatan Kanker ke Indonesia

PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) akan menjadi mitra RGCC dalam memasarkan dan mendistribusikan produk-produk inovatif RGCC di pasar Indonesia

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 14 Okt 2024, 16:57 WIB
PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berkomitmen turut memerangi kanker dan meningkatkan akses terhadap pengobatan berkualitas. (Foto: Istimewa/Ilustrasi obat)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berkomitmen turut memerangi kanker dan meningkatkan akses terhadap pengobatan berkualitas.

Baru-baru ini, perseroan dan Research Genetic Cancer Center (RGCC) mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU).

Kemitraan strategis ini menandai tonggak penting dalam perjalanan kedua perusahaan untuk menghadirkan solusi kesehatan yang inovatif bagi masyarakat Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, PYFA akan menjadi mitra RGCC dalam memasarkan dan mendistribusikan produk-produk inovatif RGCC di pasar Indonesia, sehingga semakin banyak pasien yang dapat memperoleh manfaat dari terapi kanker yang dipersonalisasi.

Di sisi lain RGCC akan memberikan dukungan dan menjadi mitra PYFA untuk memasuki pasar Eropa dan memenuhi kualitas mutu sesuai dengan standar Eropa.

"Kolaborasi dengan RGCC merupakan langkah strategis bagi PYFA untuk memperkuat posisi kami sebagai pemimpin industri farmasi di Indonesia. Kami sangat optimis bahwa kemitraan ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya memerangi kanker,” kata Direktur PT Pyridam Farma Tbk, Dr. Widjanarko Brotosaputro, Senin (14/10/2024).

PYFA merupakan salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, memiliki fasilitas produksi yang berkualitas dan jaringan distribusi yang luas dalam menghadirkan produk-produk kesehatan berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

Sementara RGCC adalah lembaga riset kanker terkemuka asal Swiss dengan spesialisasi dalam penelitian kanker yang melakukan pengembangan tes diagnostik yang inovatif dan pengembangan obat kanker secara personalisasi.

Dengan keahlian yang mendalam dalam genetika kanker, RGCC mampu memberikan data yang komprehensif untuk mendiagnosis kanker secara dini dan menentukan terapi yang paling sesuai dan efektif bagi setiap pasien secara personal.

PYFA sebagai bagian dari PYFAGROUP yang terdiri dari perusahaan-perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, memiliki jaringan distribusi yang luas dalam menghadirkan produk-produk kesehatan berkualitas kepada masyarakat Indonesia.

"PYFA berkomitmen untuk terus menjalin kerjasama dan berkolaborasi dengan mitra-mitra strategis guna mendorong inovasi dan pengembangan produk kesehatan yang berkualitas," pungkas Dr. Widjanarko.

 


Genjot Produksi 3 Kali Lipat, Pyridam Farma Perluas Fasilitas Produksi Injeksi

Penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (4/7/2024) menunjukan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) atau PYFA Group melalui anak usahanya, PT Ethica Industri Farmasi melakukan groundbreaking perluasan fasilitas produksi injeksi di kawasan industri Cikarang, kabupaten Bekasi. Ethica Industri Farmasi berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi hingga 3 kali lipat.

Direktur Utama PT Ethica Industri Farmasi, Merciana Evy menjelaskan, peningkatan permintaan terhadap produk injeksi menjadi motivasi utama bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi guna memenuhi permintaan dari rumah sakit yang berkembang dengan pesat beberapa tahun ini.

Dengan adanya perluasan ini, Ethica Industri Farmasi semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini siap untuk menjadi pemain utama dalam industri farmasi global, dengan fokus pada pengembangan dan produksi obat-obatan yang inovatif.

"Sebagai bagian dari keluarga besar PYFAGROUP, kami terus berkomitmen untuk berinovasi dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi industri farmasi Indonesia. Dengan kapasitas produksi yang meningkat, kami siap memenuhi kebutuhan obat-obatan berkualitas tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional," kata Merciana dalam keterangan resmi, Sabtu (14/9/2024).

Perluasan fasilitas ini akan dilengkapi dan didesain dengan teknologi produksi yang canggih dan modern, memenuhi standar current Good Manufacturing Practices (cGMP) Indonesia dan Internasional, PIC/S, termasuk persyaratan European Union Good Manufacturing Practices (EU GMP) dan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia. Hal ini menunjukkan kesiapan Ethica Industri Farmasi untuk menembus pasar global yang lebih luas.

Pyridam Farma dan anak usahanya, PT Pyfa Sehat Indonesia (PSI) membeli 100% saham PT Ethica Industri Farmasi (EIF) senilai Rp 163,4 miliar pada 2022 lalu. Perseroan menyebut bahwa transaksi ini dapat memperkuat strategi bisnisnya dengan mendiversifikasi produk-produk yang dimiliki, memasuki segmen pasar yang baru, dan meningkatkan produk yang inovatif kepada masyarakat.

 


Ambisi Pyridam Farma Tembus Pasar ASEAN hingga China Usai Akuisisi Probiotec

Alat Pendeteksi Kanker Serviks Portabel (Foto: Dokumen Pyridam Farma (PYFA) bersama dengan AIDOT Inc.)

Sebelumnya, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) berencana melebarkan sayapnya di pasar Asean hingga China. Rencana strategis ini seiring rampungnya akuisisi Probiotec Limited (Probiotec), suatu perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Australia.

"Jadi tidak berhenti sampai di Australia. Kami ingin ekspansi ke Asia Tenggara dan kawasan Asia. Itu adalah market yang cukup besar, apalagi di China yang cukup advance untuk bisa membuat produk itu jadi lebih ekonomis," kata Direktur PT Pyridam Farma Tbk, Paulus Widjanarko dalam media gathering, ditulis Selasa (25/6/2024).

Namun, lanjut Paulus, perseroan belum akan melakukan ekspansi ke Asean dan China dalam waktu dekat. Pasalnya, Paulus menyadari betul perbedaan regulasi yang berlaku di tiap-tiap negara, utamanya untuk produk farmasi.

Hal itu pula diakui Paulus sempat menjadi tantangan akuisisi Probiotec.

"Kalau kami maunya secepatnya. Tapi kembali lagi, setiap negara punya regulasi dan pasar yang berbeda. Seandainya China, kami juga cukup hati-hati karena mereka cukup kuat di dalam suplai," kata dia.

Sebagai gambaran, Paulus menjelaskan beberapa kendala dalam akuisisi perusahaan luar negeri.

Berkaca dari akuisisi Probiotec Limited, perseroan harus memenuhi persyaratan regulasi dan kepatuhan dari otoritas untuk perusahaan terbuka di Australia dan Indonesia.

 


Kendala Lainnya

Direktur PT Pyridam Farma Tbk, Paulus Widjanarko dalam media gathering

Kendala lainnya, yakni integrasi operasional. Yakni tantangan dalam mengintegrasikan operasional, budaya perusahaan, dan sistem manajemen antara Pyfa Grup dan Probiotec.

Di dalam negeri, sebelumnya perseroan pernah melakukan akuisisi Holi Pharma pada 2021. Kemudian pada 2022 perseroan mengakuisisi Ethica Industri Farmasi. Setelah mengakuisisi Probiotec Pharma, kini perseroan mengelola empat fasilitas pabrik termasuk milik perseroan sendiri.

Akuisisi PYFA ini belum memberikan dampak yang signifikan pada perusahaan dalam jangka pendek. Namun perseroan optimis kontribusi Probiotec Pharma akan mulai terasa signifikan pada paruh kedua tahun ini, mengingat akuisisi baru selesai pada 18 Juni 2024.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya