6 Tips Menjaga Kesehatan Mental Remaja saat Pubertas, Orang Tua Jangan Blunder!

Seringkali, remaja mengalami ketidakstabilan mental ketika memasuki pubertas.

oleh Miranti diperbarui 15 Okt 2024, 17:19 WIB
Ilustrasi remaja, anak muda, masa pubertas. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Masa pubertas merupakan tahap krusial dalam perkembangan seorang remaja, melibatkan perubahan signifikan baik secara fisik maupun emosional. Fluktuasi hormon yang dialami sering kali berdampak pada suasana hati dan kondisi mental mereka. Banyak remaja merasa cemas, bingung, atau bahkan kewalahan selama periode ini.

Walaupun ini adalah hal yang normal, penting untuk menanganinya dengan cara yang tepat. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mental remaja selama masa pubertas sangatlah penting agar mereka dapat berkembang dengan optimal. Memperhatikan kesehatan mental sejak dini juga akan mempersiapkan remaja lebih baik dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung kesehatan mental remaja selama masa pubertas. Perhatikan tips berikut untuk informasi lebih lanjut sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa(15/10/2024):


1. Bicarakan Tentang Perasaan Mereka

Gambar menunjukkan komunikasi dengan remaja. (Hak Cipta Pexels/RDNE Stock project)

Para remaja sering kali merasa bingung dengan perubahan emosional yang terjadi selama masa pubertas. Oleh karena itu, menyediakan tempat yang aman bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka sangatlah penting. Melalui diskusi yang terbuka, mereka dapat merasa didengar dan dipahami, yang pada gilirannya dapat mengurangi kecemasan atau kebingungan yang mereka alami.

Mempertahankan komunikasi yang terbuka juga membantu orang tua dalam memahami kebutuhan emosional remaja. Dengan demikian, orang tua dapat memberikan dukungan yang lebih sesuai. Mengakui bahwa perasaan mereka valid dan normal dapat membangun rasa aman dan meningkatkan kepercayaan diri remaja.


2. Ajarkan Manajemen Stres

Gambar percakapan dengan remaja. (Hak Cipta Pexels/Kindel Media)

Selama masa pubertas, remaja sering kali mengalami tekanan dari berbagai sumber, seperti sekolah, teman sebaya, dan lingkungan keluarga. Mengajarkan mereka cara mengelola stres, seperti melalui relaksasi, meditasi, atau teknik pernapasan, dapat sangat bermanfaat dalam menghadapi tekanan-tekanan tersebut. Aktivitas-aktivitas ini dapat membantu mengurangi perasaan kewalahan yang kerap muncul selama masa pubertas.

Di samping itu, penting untuk mengajarkan mereka menemukan cara sehat untuk mengekspresikan emosi, seperti menulis jurnal, berolahraga, atau melakukan hobi kreatif. Ini memberi remaja ruang untuk melepaskan stres tanpa merugikan diri mereka sendiri, sehingga mereka dapat menjaga kesehatan mental dengan lebih baik.


3. Dorong Pola Hidup Sehat

Gambar menunjukkan cara menerapkan gaya hidup sehat. (Hak cipta Pexels/RDNE Stock project)

Kesehatan mental remaja sangat dipengaruhi oleh gaya hidup mereka. Mengajak mereka untuk menjaga pola makan yang seimbang, mendapatkan tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur dapat memberikan dampak positif pada suasana hati mereka. Memiliki tubuh yang sehat membantu menjaga keseimbangan emosi, yang sangat penting selama masa pubertas.

Selain itu, aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan produksi endorfin, hormon yang berperan dalam memperbaiki suasana hati dan mengurangi stres. Pola hidup sehat ini juga dapat memperkuat daya tahan fisik dan mental remaja, membuat mereka lebih siap menghadapi tantangan sehari-hari.


4. Batasi Penggunaan Media Sosial

Gambar aktivitas menggunakan gadget dan membaca buku. (Hak cipta Pexels/Kaboompics.com)

Remaja sering kali merasa stres akibat media sosial, terutama saat mereka mulai membandingkan diri dengan orang lain. Penting untuk mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dan mengajarkan cara menggunakannya dengan bijaksana. Terlalu banyak waktu di media sosial dapat berdampak negatif pada citra diri remaja dan membuat mereka merasa tidak memadai.

Arahkan mereka untuk lebih fokus pada kegiatan positif di dunia nyata, seperti berinteraksi secara langsung dengan teman atau terlibat dalam aktivitas yang bermanfaat. Dengan mengurangi pengaruh media sosial, remaja dapat lebih berkonsentrasi pada pengembangan diri tanpa tekanan berlebihan dari dunia digital.


5. Berikan Dukungan Sosial yang Kuat

Gambar keluarga. (Hak cipta Pexels/Julia M Cameron)

Lingkungan sosial yang positif memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental remaja. Doronglah mereka untuk menjalin hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, atau guru di sekolah. Dukungan sosial semacam ini membuat mereka merasa diterima dan dihargai, terutama ketika menghadapi masa-masa sulit.

Dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat, remaja lebih mampu mengatasi tekanan emosional. Mereka akan lebih mudah terbuka dan mencari bantuan saat merasa kewalahan. Ini akan membangun fondasi mental yang kuat untuk masa depan mereka.


6. Mendorong Remaja untuk Mengembangkan Hobi

Ilustrasi ibu dan anak laki-lakinya. (Sumber foto: Pexels.com).

Mendorong remaja untuk mengeksplorasi minat dan hobi baru dapat menjadi cara yang baik untuk mengekspresikan diri dan mengalihkan perhatian dari stres. Hobi yang menyenangkan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberi mereka ruang untuk berekspresi.

Memelihara kesehatan mental remaja selama masa pubertas sangat penting agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang kuat secara emosional. Sudahkah Sahabat Fimela mencoba salah satu cara di atas?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya