Liputan6.com, Jakarta - Rapper dan produser musik terkenal, Sean Diddy Combs atau P Diddy menghadapi gelombang gugatan baru yang menggemparkan. Pada Senin, 14 Oktober 2024, enam orang, termasuk empat pria, mengajukan gugatan di pengadilan federal Manhattan, menuduh P Diddy melakukan serangkaian penyerangan seksual brutal dan ancaman pembunuhan.
Mengutip dari laman Ney York Post, Selasa (15/10/2024), tuduhan ini menggambarkan sisi gelap dari ikon musik yang selama ini dikenal dengan kesuksesannya di industri hiburan. Salah satu penggugat, seorang pria yang saat itu berusia 16 tahun, mengklaim bahwa ia menjadi korban kekerasan seksual oleh Combs pada acara White Party tahun 2008 di Hamptons.
Advertisement
Remaja tersebut, yang bercita-cita menjadi bintang, mengaku didekati oleh Combs yang memujinya dan mengajaknya ke tempat terpencil. Di sana, Combs diduga memaksa remaja itu untuk melepas celananya dengan dalih bahwa itu adalah ritual untuk menjadi bintang.
Gugatan menyoroti bagaimana kekuatan dan ketenaran Combs membuat korban merasa takut untuk melapor. Kemudian tuduhan lain diajukan oleh seorang pria yang bekerja sebagai penasihat untuk merek pakaian Ecko Clothing.
Insiden ini terjadi pada Mei 2008 di gudang toko utama Macy's di Herald Square, Manhattan. Menurut gugatan, Combs bersama tiga pengawalnya menyerang pria tersebut, memukulnya hingga terjatuh, dan mengancam akan membunuhnya.
Combs kemudian diduga memperkosa korban secara oral, sambil mengancam akan membunuhnya jika ia berbicara. Setelah kejadian itu, korban melaporkan insiden tersebut kepada keamanan Macy, namun tidak ada tindakan yang diambil. Akibatnya, korban dipecat dan dilarang masuk ke Macy's, serta merasa terancam hingga saat ini.
Insiden di Brooklyn pada 2004
Gugatan lain datang dari seorang wanita yang saat itu berusia 19 tahun. Ia mengklaim diundang bersama temannya ke hotel Combs setelah menghadiri pemotretan untuk mempromosikan Da Band. Di sana, mereka dipaksa untuk menggunakan narkoba dan diancam akan dibunuh jika tidak menuruti keinginan Combs.
Wanita tersebut mengaku diperkosa oleh Combs sementara temannya berhasil melarikan diri. Insiden ini meninggalkan trauma mendalam bagi korban, yang merasa tidak berdaya melawan kekuatan dan pengaruh Combs.
Gugatan selanjutnya diajukan oleh seorang pria yang menghadiri pesta Combs di New York City pada Oktober 2021. Pria tersebut mengklaim bahwa ia ditawari ekstasi yang ditolaknya, namun setelah meminum satu gelas, ia merasa lumpuh dan bingung.
Korban kemudian diserang secara seksual oleh beberapa pria, termasuk Combs, yang diduga terlibat langsung dalam penyerangan tersebut. Gugatan ini juga menyertakan bukti foto perangkat yang digunakan untuk memasukkan obat penenang ke dalam minuman korban. Sejak insiden ini, korban harus menjalani terapi untuk mengatasi trauma yang dialaminya.
Advertisement
Tinggalkan Trauma pada Korban
Seorang pria lain, yang bekerja sebagai petugas keamanan swasta untuk klub malam dan berbagai acara, dipekerjakan untuk bekerja sebagai penjaga di rumah Combs di East Hampton selama salah satu "Pesta Kulit Putih" rapper tersebut pada tahun 2006, menurut dokumen pengadilan.
Selama pesta tersebut, "Combs menargetkan penggugat dan memberinya dua minuman beralkohol sepanjang malam," yang menurut pria tersebut dicampur dengan GHB, menurut gugatan tersebut. Pria tersebut merasa "sangat sakit dan bersandar pada truknya untuk mencari dukungan" pada satu titik di luar saat Combs mendatanginya dan menanyakan apakah dia baik-baik saja, menurut dokumen pengadilan.
Combs kemudian "memaksanya masuk ke dalam mobil van terbuka, menahannya "sementara dia berjuang untuk melarikan diri karena efek obat tersebut dalam sistem tubuhnya," klaim dokumen pengadilan. "Dalam rangkaian peristiwa yang mengerikan, Combs melakukan kekerasan seksual terhadap penggugat ... sambil menolak permintaan bantuan penggugat dengan berulang kali mengatakan, 'Kamu akan baik-baik saja,'" menurut gugatan tersebut.
Reaksi Publik dan Tanggapan Combs
Pria itu berjuang untuk meninggalkan pesta karena obat bius tetapi akhirnya keluar dan melaporkan apa yang terjadi kepada atasannya, klaim gugatan tersebut. Serangan yang dituduhkan meninggalkan bekas emosional padanya, dan tidak ada hari berlalu tanpa dia memikirkan serangan itu, kata gugatan tersebut. Dia tidak pernah menikah dan memiliki masalah dalam hubungan, kata dokumen pengadilan.
Semua tuduhan para korban ini telah memicu reaksi publik yang beragam. Banyak yang terkejut dan marah, sementara yang lain menunggu hasil investigasi lebih lanjut sebelum membuat penilaian.
Hingga saat ini, perwakilan Combs belum memberikan komentar resmi terkait tuduhan-tuduhan ini. Tetapi, kasus ini menambah daftar panjang kontroversi yang melibatkan Combs selama kariernya.
Gelombang gugatan ini berpotensi memiliki implikasi hukum serius bagi Combs. Jika terbukti bersalah, ia tidak hanya menghadapi kerugian finansial yang signifikan tetapi juga kemungkinan hukuman penjara. Secara keseluruhan kasus ini juga menyoroti masalah yang lebih luas tentang penyalahgunaan kekuasaan di industri hiburan, di mana korban sering merasa takut untuk berbicara karena pengaruh dan dominasi pelaku.
Advertisement