Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Prabowo Subianto telah memanggil para calon menteri di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan pada 14 dan 15 Oktober 2024. Pada periode pemanggilan pertama, ada sekitar 49 orang. Sementara peride kedua memanggil sekitar 58 orang.
Beberapa orang yang dipanggil merupakan menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menanggapi hal ini, Executive Director at Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan situasi ini tak menutup kemungkinan Jokowi dapat mengintervensi pemerintahan Prabowo.
Advertisement
"Jokowi sangat mungkin lakukan intervensi pada pemerintahan Prabowo, terlebih mendekati masa pelantikan kedua intensitas bertemu," kata Dedi kepada Liputan6.com.
Ia juga menyayangkan muncul lagi nama-nama seperti Sakti Wahyu Trenggono. Ia dinilai tidak memiliki performa yang baik. Saat ini Sakti Wahyu Trenggono menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
"Ini cukup disayangkan karena keduanya tidak perform dengan baik," kata dia.
Kondisi ini, kata Dedi akan merugikan Prabowo di pemerintahan mendatang. "Kepercayaan publik sulit terbangun dengan kabinet di isi oleh tokoh yang terbukti tidak miliki kapasitas dengan baik," ujarnya.
Ia menilai banyaknya menteri Jokowi yang dipilih Prabowo menandakan kentalnya politik hutang budi.
"Prabowo merasa perlu mengakomodir kepentingan Jokowi karena dianggap punya andil dalam pemenangan, tidak dapat dipungkiri Jokowi banyak ambil kebijakan di masa pilpres yang untungkan Prabowo, termasuk mengupayakan Gibran sebagai wakilnya. Jadi, ini murni soal balas jasa," kata Dedi.
Pisau Bermata Dua
Pengamat Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai banyaknya menteri-menteri Jokowi yang dipanggil Prabowo layaknya pisau bermata dua, memiliki dampak positif dan negatif.
“Ya untungnya ya tentu mereka sudah terbiasa melaksanakan fungsi dan tugas kementerian tertentu ya. Sehingga mereka ketika nanti menjaga kembali, mereka tidak perlu lagi menyesuaikan diri karena biasanya penyesuaian diri itu perlu proses minimal ya 3-6 bulan. Jadi kalau mereka itu sudah pernah menjadi menteri, diharapkan mereka bisa lantas terbang bekerja sesuai fungsi dan tugasnya,” kata Jamiluddin kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2024).
Jamiluddin pun mengungkap beberapa menteri yang memiliki kompetensi serta pengalaman yang baik. Diantaranya Sri Mulyani, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Rahmat Pambudi.
"Tentu kita yakin dengan kompetensinya. Begitu juga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hanya beberapa lama di pos pertanahan sudah menunjukkan kinerja yang baik. Pak Rahmat Pambudi, kita tahu dia memang dari dulu ahli pangan dan dia dari IPB dan juga dia dosen yang saya yakin orang yang sangat punya kompetensi di bidangnya,” ucapnya.
Sementara dampak negatifnya ada beberapa menteri yang memiliki kinerja kurang baik ikut dipilih kembali karena kedekatannya dengan Jokowi. Sehingga Jamiluddin khawatir justru akan merugikan Prabowo ke depan.
Selain itu, dengan banyaknya 'orang-orang' Jokowi ini memungkinkan ada dua nakhoda dalam suatu kepemimpinan.
“Satu sisi mereka akan loyal ke Prabowo tapi loyalnya tidak tunggal. Nah bisa jadi juga loyal mereka ke Jokowi dan ini akan tidak baik untuk kepemimpinan Prabowo. Jadi kalau ada dua nahkoda di mata menteri, tentu nanti mereka bisa saja berkonsultasi selain kepada Prabowo tapi juga kepada Jokowi. Kalau paradigmanya itu mereka sama tentu tidak ada masalah tapi kalau ini konteksnya pada loyalitas ini akan mengganggu pemerintahan Prabowo,” yakin Jamiluddin.
Sementara Pengamat Politik Adi Prayitno mengatakan bergabungnya menteri Jokowi ke Kabinet Prabowo memberikan keuntungan strategis, dengan harapan mereka dapat mempercepat proses akselerasi misi-misi dan janji politik Prabowo ke depannya.
“Ini diharapkan proses bagaimana mengakselerasikan misi-misi dan janji politik Prabowo ke depan,” ucap Adi kepada Liputan6.com.
Adi menilai bahwa bergabungnya menteri-menteri dari era Jokowi ke kabinet Prabowo juga memiliki kerugian, karena dinilai menghambat lahirnya pembaruan politik yang diperlukan.
“Ya tidak ada pembaruan-pembaruan secara politik, artinya apa? ya menterinya kan orangnya itu-itu saja,” tegas Adi
Adi menyatakan bahwa dengan bergabungnya menteri-menteri dari era Jokowi ke dalam kabinet Prabowo, mereka diharapkan akan mendukung dan berkomitmen sepenuhnya kepada arah kebijakan Prabowo.
“Ketika para menteri ini sudah menjadi bagian dari Prabowo Subianto, ya saya kira memang mereka ini tegak lurusnya kepada Prabowo bukan lagi kepada Jokowi,” ujar Adi.
“Saya yakin bahwa menteri yang sudah dipercaya kembali jadi Menteri oleh Prabowo ini, pasti tegak lurusnya kepada Prabowo sebagai presiden terpilih,” sambung Adi.
Mencerminkan Keberlanjutan
Presiden Jokowi menilai dengan banyaknya menteri Kabinet Indonesia Maju di Kabinet Prabowo-Gibran, maka mencerminkan keberlanjutan.
"Memang hampir tim ekonomi yang ada memang. Ya itu yang namanya keberlanjutan ya itu," ujar Jokowi di Aceh, Selasa (15/10/2024).
Jokowi juga memastikan bahwa Prabowo pasti sudah mempertimbangkan matang untuk memilih menteri yang berasal dari kabinet Indonesia Maju. Prabowo juga pasti sudah berinteraksi dengan para menteri dan menyeleksinya.
"Mengenai kurang lebih 15 atau 16 menteri di kabinet sekarang yang juga dipilih oleh bapak Prabowo Subianto itu juga saya kira melalui pertimbangan matang, melalui seleksi-seleksi, melalui pengalaman beliau bergaul dan berinteraksi dengan para menteri selama 5 tahun," kata Jokowi.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa pemilihan para calon menteri di pemerintahan selanjutnya merupakan hak prerogatif dari Prabowo. Sehingga ia pun menghargai keputusan tersebut.
"Yang pertama itu adalah hak prerogatif presiden terpilih bapak presiden Jenderal TNI Purnawirawan Prabowo Subianto. Itu hak prerogatif. Siapapun yang dipilih kita semuanya menghargai," ujarnya.
Dianggap Gagal Membentuk Kabinet Zaken
Pengamat Politik Dedi Kurnia Syah mengatakan dengan melihat calon menteri yang dipanggil Prabowo itu sangat terlihat nuansa akomodatif dibanding keinginan membentuk kabinet zaken.
"Tidak ada yang istimewa, melihat daftar tokoh yang datang ke rumah Prabowo, lebih kental nuansa akomodatif dibanding seleksi untuk mengambil tokoh dengan kualitas yang baik," kata dia.
Jika Prabowo serius ingin mewujudkan kabinet zaken, kata Dedi, bisa meniru Singapura. Di mana zaken kabinet tidak harus dikotomi kader parpol atau bukan, tetapi mengacu pada profesionalisme tokoh. Baik dari sisi kapasitas maupun integritas yang dibuktikan dengan relasi politik mereka.
"Di Singapura, anggota kabinet lebih banyak dari elit parpol, tetapi begitu mendapat mandat sebagai menteri, sikap dan keputusan mereka seolah tidak mengenal parpol, sikap semacam ini yang diperlukan untuk mendefinisikan zaken kabinet," tandasnya.
Sementara Pengamat Politik Jamiluddin Ritonga melihat fenomena pemilihan calon menteri ini membuat ragu akan terbentuknya zaken kabinet. Sebab justru cenderung menganut akomodasi politik. Dia menjelaskan sistem pemerintahan Prabowo termasuk kedalam politik merangkul yaitu terjalin harmonis dan tidak ada konflik. Namun ini justru berbahaya.
“Dalam dunia politik terlalu harmonis juga sangat berbahaya ya, karena terlalu harmonis justru pengawasan tidak ada. Kalau pengawasan tidak ada ya sebagaimana umumnya manusia itu kerap justru masuk jurang ya dan itu membahayakan buat Pak Prabowo sendiri,” jelasnya.
“Jadi kalau saya melihat memang politik akomodasi di satu sisi positif tapi di sisi lain ini seperti pisau bermata dua ya. Bisa nanti suatu saat justru itu mengiring Pak Prabowo ke jurang karena tidak ada yang mengingatkan dia. Semuanya ingin dirangkul sehingga tidak ada lagi oposisi. Dan ini juga menjadi aneh, kita sebagai negara demokrasi tidak ada oposisi. Ini tentu kasus tersendiri di dunia ya, negara demokrasi dan tidak ada oposisi begitu,” tutupnya.
Advertisement
Kondisi Pasar Positif karena Ada Sri Mulyani
Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menjelaskan stabilitas politik dan keamanan menjadi salah satu sentimen positif untuk pasar modal Indonesia, terutama untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Kalau misalkan kita melihat dari dinamika potensi pelantikan menteri nantinya di Kabinet Prabowo, sudah ada nomenklatur yang jelas, sudah mulai jelas beberapa elite politik diundang oleh Pak Prabowo,” kata Nafan kepada Liputan6.com, Selasa (15/10/2024).
Nafan menilai sejauh ini, sosok yang telah muncul adalah sosok yang profesional baik di bidang akademisi, politik, PNS, di bidang kementerian, dan profesional di bidang TNI Polri.
Menurut dia, hal ini sangat penting agar stabilitas politik dan keamanan terus terjaga serta mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil ke depan.
"Sehingga bisa memastikan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan, itu yang memang selalu disenangi oleh investor tentunya," ujar dia Nafan.
Salah satu sosok yang diundang oleh Prabowo adalah Sri Mulyani yang saat ini masih menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Presiden Joko Widodo. Menurut Nafan, ini memberikan sinyal dan harapan kuat, Sri Mulyani akan kembali menjadi Menteri Keuangan.
"Beliau ini merupakan figur yang paling yang benar-benar memiliki integritas yang kuat ya dan juga memiliki kompetensi yang kuat. Dia memiliki kompetensi kuat di bidang keuangan dan ini bukan hanya di kalangan nasional saja namun juga di kalangan internasional,” ujar Nafan.
Nafan menyebut Sri Mulyani jadi salah satu figur yang tetap untuk menempati posisi Menteri Keuangan karena kredibilitasnya sudah tidak diragukan lagi Hal ini menurut Nafan, termasuk salah satu katalis positif untuk kondisi pasar saat ini.
Hal ini dapat dilihat dari laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan Selasa (15/10/2024). IHSG menguat ini usai Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah calon menteri, dan salah satunya dikabarkan Sri Mulyani kembali menjadi menteri keuangan.
Selain itu, penguatan IHSG setelah rilis data neraca perdagangan Januari-Agustus 2024 yang catatkan surplus.
Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG naik 0,58 persen ke posisi 7.603,86. Penguatan IHSG ini berlanjut pada penutupan perdagangan sebelumnya di 7.559,65.
Indeks LQ45 bertambah 0,74 persen ke posisi 944,71. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada sesi I, IHSG berada di level tertinggi 7.625,58 dan level terendah 7.573,45. Sebanyak 282 saham menguat sehingga angkat IHSG. 239 saham melemah dan 268 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 753.962 kali dengan volume perdagangan 14,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.554.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali sektor saham energi turun 0,15 persen, sektor saham properti melemah 0,20 persen dan sektor saham infrastruktur terpangkas 0,04 persen.
Sementara itu, sektor saham basic naik 1,14 persen, sektor saham industri mendaki 0,58 persen dan sektor saham consumer nonsiklikal menguat 1,05 persen.
Selain itu, sektor saham consumer siklikal bertambah 0,26 persen, sektor saham kesehatan mendaki 1,18 persen. Lalu sektor saham keuangan melesat 0,30 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,08 persen dan sektor saham transportasi menguat 0,11 persen.
Daftar Calon Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Pada Senin, 14 Oktober 2024, Prabowo memanggil 49 orang. Mereka adalah:
1. Ketua DPP Partai Gerindra, Prasetyo Hadi
2. Wakil Ketua Umum Gerindra, Sugiono
3. Pengusaha dan Komisaris PT Teladan Prima Agro, Widiyanti Putri Wardhana
4. Pegiat HAM, Natalius Pigai
5. Wakil Ketua Umum PAN, Yandri Susanto
6. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon
7. Politikus Golkar, Nusron Wahid
8. Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf
9. Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait
10. Politikus PKB, Abdul Kadir Karding
11. Wakil Ketua Umum Golkar, Wihaji
12. Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya
13. Sekretaris Pusat Muslimat NU, Arifatul Choiri Fauzi
14. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono
15. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian
16. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan
17. Akademisi, Satryo Soemantri Brodjonegoro
18.Akademisi, Yassierli
19. Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra
20. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.
21. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
22. Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar
23. Wakapolri Komjen Agus Andrianto
24. Wakil Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Raja Juli Antoni
25. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang
26. Menteri Sekretaris Negara, Pratikno
27. Penjabat Gubenur Papua Tengah, Ribka Haluk
28. Politikus Demokrat, Iftitah Sulaeman
29. Politikus Golkar, Maman Abdurrahman
30. Akademisi Prof Rachmat Pambudy
31. Sekjen Menteri Perdagangan, Budi Santoso
32. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono
33. Kepala Bagian Administrasi Penganggaran, Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen PUPR Raden Dodi Priyono
34. Dirjen Planologi KLHK, Hanif Faisol Nurofiq
35. Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin
36. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nazarudin Umar
37. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman
38. Menteri BUMN, Erick Thohir
39. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo
40. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin
41. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
42. Menteri Keuangan, Sri Mulyani
43. Pengusaha dan Mantan Istri Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Veronica Tan
44. Komisaris PLN, Dudy Purwagandhi
45. Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas
46. Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemhan Donny Ermawan Taufanto
47. Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani
48. Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M Herindra
49. Politikus Golkar, Meutya Hafid.
Advertisement
Hari Kedua Pemanggilan Calon Anggota Kabinet Prabowo-Gibran
Kemudian pada Selasa, 15 Oktober 2024, Prabowo memanggil 58 orang. Mereka adalah:
50. Politikus PAN, Viva Yoga
51. Politikus Partai Gelora Anis Matta
52. Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Zulfikar A. Tawalla
53. Politikus PSI Isyana Bagoes Oka
54. Politikus PAN Bima Arya
55. Politikus Gerindra Budiman Sudjatmiko
56. Politikus Golkar Chrstiana Aryani
57. Mantan Staf Khusus Jokowi Aminnudin Maruf
58. Wamen BUMN, Kartika Wiroatmojo
59. Profesional, Dony Oskaria
60. Duta Besar Indonesia untuk PBB di New York, Arrmanatha Nasir
61. Relawan Prabowo Immanuel Ebenezer
62. Politikus Gerindra yang juga Wamenkominfo Angga Raka
63. Politikus Geloira Fahri Hamzah
64. Pengusaha, Todo Tua Pasaribu
65. Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung
66. Politikus Demokrat, Ossy Dermawan
67. Politikus Gerindra Muhammad Syafii
68. Wamenkominfo, Nezar Patria
69. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti
70. Komisaris LEN Helfi Yuni Moraza
71. Politikus PSI Giring
72. Purnawirawan Polri, Komjen Pol (Purn) Purwadi Arianto
73. KSP, Juri Ardiantoro
74. Wamenaker Afriansyah Noor
75. Dirjen Imigrasi Silmy Karim
76. Profesor Laboratorium Otak dan Kecerdasan Tsinghua Stella Christie
77. Mantan KSAD Dudung Abdurachman
78. Ketum Projo Budi Arie
79. Pengacara Otto Hasibuan
80. Komisaris PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS) Diaz Hendropriyono
81. Politikus Gerindra Ferry Juliantono
82. Ketua Umum Partai Prima Agus Jabo Priyono
83. Mantan Atlet Taufik Hidayat
84. Waketum Persis Atip latiful Hayat
85. Jubir Menhan Dahnil Azhar Simanjutak
86. Politikus PKB Faisol Riza
87. Politikus Gerindra A Riza Patria
88. Wamenkumham Eddy Hiraji
89. Purnawirawan TNI Didit Herdiawan
90. Stafsus Kemenhan Bambang Eko
91. Politikus Golkar Diah Roro Esti
92. KSP Mugianto
93. Politikus Golkar Lodewijk F Paulus
94. Artis Raffi Ahmad
95. Gus Miftah
96. Politikus PPP Mardiono
97. Politikus Garuda Ahmad Rida Sahbana
98. Kabaintelkam Suntana
99. Relawan Prabowo Haikal Hasan Baras
100. Politikus Gerindra Irfan Yusuf
101. Wamenkeu Suhaisil Nazara
102. Wamenkeu Thomas Djiwandono
103. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Fazar Riza Ulhaq
104. Artis Yovie Widianto (Artis)
105. Kepala PCO Hasan Nasbi
106. Wamenkeu Anggito Abimanyu
Infografis 6 Srikandi Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Advertisement