Liputan6.com, Jakarta - Memperingati 15 tahun berdirinya The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode merilis buku “Dalam Dekapan Zaman: Memoar Pegiat Harmoni Bumi."
Judul Dalam Dekapan Zaman: Memoar Pegiat Harmoni Bumi, menyiratkan esensi perjalanan panjang selama 50 tahun yang tidak hanya sebagai cerita pribadi tetapi juga refleksi atas waktu, evolusi personal dan profesional dalam pemikiran atau strategi advokasi lingkungan, perubahan iklim dan keberlanjutan.
Advertisement
Dalam Dekapan Zaman: Memoar Pegiat Harmoni Bumi mengisahkan bagaimana Amanda Katili Niode menanggapi krisis di bumi yang semakin mendesak, sekaligus berbagi pengalaman transformasi pribadinya dalam pengembangan diri, kepemimpinan dan komunikasi.
"Buku setebal lebih dari 400 halaman ini menggambarkan lebih dari sekadar perjalanan di bidang lingkungan hidup, perubahan iklim dan keberlanjutan," ucap Amanda, dalam keterangannya, Senin (14/10/2024).
Dengan gaya narasi yang kuat, Amanda memadukan kisah-kisah inspiratif dan wawasan mendalam, serta kiat-kiat pemecahan masalah yang menunjukkan bahwa tantangan di tingkat lokal, nasional, hingga global dapat menjadi pemicu perubahan diri yang signifikan.
"Harapan saya, pembaca dapat membangun inspirasi untuk beraksi, atau menambah kekuatan dalam refleksi, bahkan menulis kisah masing-masing dengan narasi menjaga bumi," lanjutnya.
Menggerakan aksi nyata melawan krisis iklim
Dalam 15 tahun perjalanannya, Climate Reality Indonesia telah mewadahi kegiatan lebih dari 1.000 sukarelawan yang menyampaikan fakta tentang krisis iklim dan melibatkan masyarakat dalam memahami tentang bagaimana menyikapinya.
Dihadiri oleh aktivis lingkungan dan generasi muda yang antusias terhadap isu perubahan iklim, serta tokoh masyarakat seperti Kartini Sjahrir, Erna Witoelar, Tantrie Soetjipto, dan Rachmat Witoelar.
Selain itu, buku inijuga dilengkapi dengan 17 testimoni dari generasi muda, pengusaha, para pakar, dan tokoh masyarakat, termasuk Emil Salim, Rachmat Gobel, Suzy Hutomo, Daniel Murdiyarso, Gita Wirjawan, Erros Djarot, dan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Peringatan 15 tahun Climate Reality Indonesia merupakan momentum penting untuk mengingat kembali peran dalam menggerakkan aksi nyata melawan krisis iklim. Acara ini juga diramaikan dengan berbagi cerita para aktivis muda tentang kontribusi mereka dalam gerakan iklim.
Advertisement