Realisasi Investasi Kuartal III 2024 Tembus Rp 431,5 Triliun, Paling Banyak Jakarta

Realisasi investasi di Pulau Jawa masih lebih mendominasi jika dibagi secara porsi wilayah. DKI Jakarta jadi provinsi dengan pemasukan tertinggi mencapai Rp 71,4 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2024, 14:40 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani kunjungan kerja ke PT LCI, di Cilegon, Banten, Rabu (11/9/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi hingga kuartal III 2024 mencapai Rp 431,5 triliun. Secara tahunan atau year on year (YoY), terjadi peningkatan sebesar 15,3 persen.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani menyampaikan, pemasukan investasi hingga September 2024 di luar Pulau Jawa sedikit lebih banyak dibanding Pulau Jawa. Meskipun secara peningkatan rata-rata Pulau Jawa masih sedikit lebih tinggi, yakni 15,9 persen dibanding 14,6 persen di luar Jawa.

"Memang hampir sama lah kontribusinya (Jawa dan luar Jawa), 50:50. Walaupun dari luar Jawa justru lebih baik, slightly 50,7 persen atau Rp 218,8 triliun. Untuk Jawanya adalah Rp 212,7 triliun atau 49,3 persen," jelas Rosan dalam sesi konferensi pers, Selasa (15/10/2024).

Meskipun begitu, realisasi investasi di Pulau Jawa masih lebih mendominasi jika dibagi secara porsi wilayah. DKI Jakarta jadi provinsi dengan pemasukan tertinggi mencapai Rp 71,4 triliun.

"Lihat daerahnya, memang Jakarta masih mendominasi, kurang lebih Rp 71,4 triliun. Menyusul Jawa Barat Rp 56,6 triliun, Jawa Timur Rp 39,7 triliun, Sulawesi Tengah Rp 38,8 triliun, dan Banten Rp 25,2 triliun," papar Rosan.

Secara porsi, penanaman modal asing (PMA) mengalami peningkatan lebih signifikan dibanding tahun sebelumnya, sebesar 18,5 persen. Nilainya mencapai Rp 232,7 triliun, atau 53,9 persen dari total investasi yang masuk di triwulan ketiga tahun ini.

"Sementara untuk PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) peningkatannya 11,4 persen, mencapai 46,1 persen dari total investasi yang masuk, jumlahnya adalah Rp 198,8 triliun," terang Rosan.

Adapun transportasi, gudang dan telekomunikasi jadi sektor yang mengantongi investasi tertinggi, yakni Rp 58 triliun atau memakan porsi 13,5 persen. Disusul industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatan, dengan porsi 12,9 persen atau Rp 55,9 triliun.

"Ketiga pertambangan, 10,3 persen kontribusinya, Rp 44,6 triliun. Keempat industri kimia dan farmasi, kontribusi 7,3 persen atau Rp 31,6 triliun. Kelima, industri makanan Rp 31,3 triliun atau 7,3 persen," tutur Rosan.

 


Bahlil Sebut Hilirisasi Bakal Genjot Investasi UD 618 Miliar pada 2040

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sambutannya di peresmian smelter PT Amman Mineral. (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis hilirisasi menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2040. 

Ia memperkirakan, hilirisasi dapat mendorong investasi senilai USD 618 miliar atau Rp 9,6 kuadriliun dari 28 komoditas pada 2040 mendatang.Bahlil menyebut, perkiraan ini dibuat ketika ia masih menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM.

"Ini bukan omong-omong kita buat hilirisasi (datangkan investasi) USD 618 miliar, ini pikiran (Presiden Terpilih) Pak Prabowo dan bisa dieksekusi sebagai mesin pertumbuhan," kata Bahlil dalam kegiatan Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Saat ini, PDB per kapita Indonesia sekitar USD 5.300, dengan target bisa di atas USD 10.000 untuk menjadi negara maju dan menjadi pondasi Indonesia emas 2045.

"Kalau masih andalkan UMR itu lebih identik pada padat karya, kita harus shifting," Bahlil menambahkan.

Bahlil pun menyoroti kekayaan alam Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Hal itu bisa dimanfaatkan jika kekayaan ini bisa menjadi bagian dari industri.

"Bukan hanya sektor kelautan dan perikanan, sektor energi dan batu bara juga bisa. Kalau mampu dieksekusi, maka kita bisa minimal pertumbuhan ekonomi tambah 2%" imbuhnya.


Jokowi Sebut Berkat Hilirisasi Banyak Manfaat yang Dirasakan, Apa Saja?

Di Booth TEI 2024, Presiden Jokowi Pamerkan Pabrik Maklon dan Brand Kecantikan Lokal.  foto: istimewa

Sebelumnya, menjelang berakhirnya kepemimpinan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan banyak manfaat yang dirasakan dari hasil hilirisasi sektor pertambangan, yang tidak hanya dinikmati oleh pelaku industri saja.

Dari hilirisasi sektor pertambangan penerimaan negara mengalami peningkatan yang diperoleh dari pajak, royalti, hingga dividen. Sehingga bisa manfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, subsidi, hingga bantuan sosial (bansos). 

"Kalau semua masuk ke industri, masuk ke industri-industri turunan, akan melompat penerimaan negara dan itu semuanya bisa kita pakai untuk membangun jalan tol, membangun pelabuhan baru, membangun bandara baru untuk subsidi, untuk bansos rakyat kita,"  kata Jokowi saat menghadiri malam puncak hari ulang tahun ke-79 Pertambangan dan Energi, di Jakarta, ditulis Jumat, 11 Oktober 2024. 


Penerimaan Negara

Jokowi pun mengklaim penerimaan negara dari hilirisasi sektor pertambangan sangat banyak, di antaranya bersumber dari PPh 21, royalti, pajak badan dan lainnya.

"Jangan keliru, negara itu penerimaan dari situ (hilirisasi) banyak sekali, dalam bentuk pajak badan, pajak penghasilan (PPh) 21, royalti, kalau kita ikut saham di situ seperti Freeport kita dapat dividen, pajak daerah, penerimaan negara bukan pajak [PNBP], besar sekali,” ujarnya.

Adapun Jokowi melaporkan, manfaat yang dirasakan dari hilirisasi nikel ditunjukkan dari nilai ekspor yang meningkat signifikan dari USD2,9 miliar pada 2020 menjadi USD34,4 miliar pada 2023. "Dari Rp40 triliun ke Rp500 triliun lebih, lompatannya besar sekali,” ujarnya.

Jokowi mengatakan, sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki potensi dan memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya