Konsorsium PHE-Sinopec Siap Kelola Wilayah Kerja Melati

Kepala SKK Migas Dwi Soejipto mengatakan, Indonesia memerlukan eksplorasi secara masif untuk mendapatkan cadangan migas.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Okt 2024, 18:20 WIB
PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati bersama mitra konsorsium Sinopec International Energy Investment (SIEI) Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) di Wilayah Kerja (WK) Melati dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Sulawesi Melati bersama mitra konsorsium Sinopec International Energy Investment (SIEI) Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V menandatangani Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) di Wilayah Kerja (WK) Melati atau Wilayah Kerja Melati dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Penandatanganan PSC WK Melati dilakukan dalam pertemuan Indonesia Exploration Forum (IEF) 2024 di Surabaya, Senin, 14 Oktober 2024.

Penandatanganan PSC WK Melati dilakukan oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao, Direktur KUFPEC Indonesia (Melati) B.V Tareeq  M. Ebrahim, Kepala SKK Migas Dwi Soejipto, dan Plt Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana.

Dalam sambutannya, Kepala SKK Migas Dwi Soejipto mengatakan, Indonesia memerlukan eksplorasi secara masif untuk mendapatkan cadangan migas. 

"Potensi pengembangan Industri Migas dan peluang penemuan cadangan pada blok baru masih sangat besar seiring dengan penambahan minat para investor pada industri hulu migas. Harapannya temuan cadangan baru terus didapatkan,” ujar Dwi seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (15/10/2024).

Plt Direktur Jendral Migas Dadan Kusdiana menambahkan dengan tambahan wilayah kerja yang baru ditandatangani kontrak PSC akan membantu pencapaian target pemerintah, yaitu penemuan cadangan migas baru.

"Kita berharap dengan kolaborasi KKKS di Wilayah Kerja Eksplorasi ini menghasilkan temuan baru melalui pemenuhan komitmen eksplorasi," kata Dadan.

 


Pakai Skema Cost Recovery

SIEI Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V menandatangani KKS di wilayah kerja Melati dengan SKK Migas. (Foto: Istimewa)

PSC WK Melati yang berada di onshore dan offshore Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah menggunakan Skema Cost Recovery.

PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan menjadi operator untuk luas wilayah kerja 8.453,70 Km2. Nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 12.700.000 berupa pelaksanaan kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 200 Km2 Seismik 3D, 250 Km Seismik 2D dalam tiga tahun kedepan.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, Muhamad Arifin mengatakan, Wilayah Kerja Melati akan menambah optimisme dalam mencari Cadangan Migas

"Eksplorasi di Indonesia Timur menjadi harapan baru industri migas, kami siap menjalankan komitmen eksplorasi untuk Wilayah Kerja Melati untuk menemukan cadangan baru," ujar Arifin.

Sebelum melakukan penandatanganan PSC, kontraktor telah menyelesaikan kewajiban finansial, yaitu pembayaran Bonus Tanda tangan dan menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.

Key Terms Principles Joint Operating Agreement (JOA) WK Melati Disepakati

Sebelum penandatanganan PSC, konsorsium WK Melati yang terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, SIEI Melati Limited dan KUFEC Indonesia (Melati) B.V telah menyepakati key terms principles perjanjian operasi bersama atau Joint Operating Agreement (JOA) terkait teknis kerja sama pengelolaan dan pengoperasian Wilayah Kerja Melati yang berada di onshore dan offshore Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Penandatanganan key terms principles JOA WK Melati dilakukan di The Westin Surabaya pada Senin, 14 Oktober 2024.

 

 


Beri Apresiasi

SIEI Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V menandatangani KKS di wilayah kerja Melati dengan SKK Migas. (Foto: Istimewa)

Penandatanganan key terms principles JOA WK Melati dilakukan oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao dan Country Manager KUFPEC Indonesia Sarah Al-Baker. Turut menyaksikan penandatanganan key terms principles JOA WK Melati Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE Rachmat Hidajat.

Dalam pidato sambutannya, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE Rachmat Hidajat memberikan apresiasi atas terlaksananya penandatanganan key terms principles JOA WK Melati. "Saya senang mendapat kesempatan untuk menjadi bagian dari momen penting ini,” ujar Rachmat.

Menurut dia, apa yang dilakukan oleh PHE, Sinopec dan KUFPEC bukan sekedar menandatangani dokumen. "Ini tentang meletakkan landasan bagi kemitraan yang dibangun berdasarkan kolaborasi, tujuan bersama, dan keyakinan bahwa kita akan lebih kuat jika kita bersatu. Perjanjian ini mewakili kerja keras, diskusi, dan dedikasi yang telah dilakukan bersama selama beberapa minggu dan bulan terakhir.”

Di akhir sambutannya Rachmat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, di kedua belah pihak, yang telah mewujudkan kemitraan ini.

"Dibutuhkan banyak koordinasi, komitmen, dan kerja tim untuk membawa kita ke titik ini. Ini untuk kemitraan yang sukses, dan untuk banyak pencapaian besar di masa depan,” ujarnya.

 

 


PHE Bakal Terus Berinvestasi

PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai member sejak Juni 2022.

Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016.

PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.

 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya