Kejar Target Nol Emisi, PIS Dorong Kapal Dual-Fuel dan Bertenaga LNG

PT Pertamina International Shipping (PIS) memasang target pengurangan emisi hingga 978 kiloton CO2 pada 2030. Salah satu langkah kunci dalam pencapaian ini, dengan menambah armada baru yang berteknologi dual-fuel dan penggunaan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2024, 21:50 WIB
Kehadiran dua kapal tanker raksasa berjenis Very Large Gas Carrier (VLGC) milik PT Pertamina International Shipping (PIS) dianggap menjadi ajang perusahaan shipping nasional sanggup berkompetisi di kancah internasional.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) memasang target pengurangan emisi hingga 978 kiloton CO2 pada 2030. Salah satu langkah kunci dalam pencapaian ini, dengan menambah armada baru yang berteknologi dual-fuel dan penggunaan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan.

Direktur Perencanaan Bisnis PIS Eka Suhendra mengatakan, target dekarbonisasi jangka panjang ini sejalan dengan rencana besar yang ditetapkan oleh International Maritime Organization (IMO) dan Paris Agreement terkait perubahan iklim. Target nol emisi ini menjadikan perusahaan 10 tahun lebih awal dari target yang ditetapkan oleh pemerintah pada 2060.

"Kami menyadari bahwa industri shipping berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon global, terutama dari pembakaran bahan bakar kapal. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan mengimplementasikan berbagai inovasi dan teknologi terbaru, termasuk mengadopsi bahan bakar hijau seperti LPG, LNG, dan amonia," ujar Eka, Selasa (15/10/2024).

Eka melaporkan, lebih dari 50 persen kapal yang dioperasikan oleh PIS kini mampu menggunakan biofuel atau bahan bakar hijau. Perseroan juga menjadi pelopor dalam penggunaan kapal dual-fuel, dengan 6 kapal di armada PIS telah memanfaatkan LPG dan gas alam cair (LNG) sebagai alternatif bahan bakar hijau.

Sebanyak 40 kapal di armada PIS telah dilengkapi dengan perangkat hemat energi (energy-saving devices) yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar kapal antara 3-20 persen. Selain itu, PIS juga telah menerapkan pembatasan daya mesin secara menyeluruh dan manajemen pelayaran untuk mengurangi emisi.

Eka menambahkan, armada PIS telah mengantongi sertifikasi internasional sebagai bukti kualitas dan standar tinggi yang diterapkan PIS dalam mengimplementasikan kebijakan sustainability, baik dari segi bisnis maupun operasional.

"Lebih dari 30 persen armada kami juga telah memperoleh sertifikat EEXI (Energy Efficiency Existing Ship Index) dan CII (Carbon Intensity Indicator) sesuai dengan regulasi dan standar IMO. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen PIS untuk berkontribusi pada keberlanjutan dan pengurangan dampak lingkungan dalam industri pelayaran," terangnya.

 


Bahan Bakar Hijau

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), turut ambil peran dalam mendukung ketahanan energi nasional dengan membantu kegiatan towing atau menarik kapal FSO Pertamina Abherka dari perairan Batam menuju lapangan Poleng, di lepas pantai Jawa Timur.

Senada, Global Head of LNG Fearnleys Per Christian Fett menilai pentingnya regulasi yang memberikan insentif bagi pelaku industri untuk mendorong inovasi dalam penggunaan bahan bakar hijau. Ini penting untuk mempercepat transisi menuju solusi yang lebih berkelanjutan, di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

"Banyak teknologi baru memerlukan investasi awal yang signifikan serta penelitian dan pengembangan (R&D) yang mendalam. Dukungan berupa hibah atau bantuan pemerintah sangat penting, supaya perusahaan akan lebih mudah beralih ke solusi yang lebih ramah lingkungan dan efisien," ungkapnya.

Salah satu sumber energi yang bisa dipertimbangkan untuk masa transisi dan pengurangan emisi, Christian juga mendukung penggunaan LNG.

"LNG kini tidak hanya menawarkan manfaat lingkungan, tetapi juga menjadi pilihan yang lebih ekonomis. Penggunaan LNG dapat memberikan pengurangan signifikan dalam emisi CO2 serta partikel pencemar lainnya. Fokus tidak hanya pada CO2, tetapi juga pada keseluruhan rantai emisi," tuturnya.

 


Kapal Pertamina Ditargetkan Nol Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatatkan keberhasilannya dalam menekan emisi karbon sebesar 36 kiloton setara CO2 (ktCO2e) di setiap lini operasional hingga Agustus 2024. Perseroan pun telah mengimplementasikan berbagai inovasi hijau guna mencapai tujuan nol emisi.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PIS Surya Tri Harto mengatakan, PIS telah menjalankan sejumlah inisiatif untuk menekan angkaemisi karbon secara signifikan. Tiga teknologi hijau telah diimplementasikan PIS yaitu Green Ships Technology , Alternative Fuels , dan Green Port & Terminal.

“Tren sektor energi dan logistik maritim semakin mengedepankan aspek keberlanjutan, baik di sisi bisnis maupun lingkungan. PIS sebagai induk Sub Holding Integrated Marine Logistics Pertamina berkomitmenuntuk mengurangi emisi karbon secara signifikan pada tahun 2030 dan mencapai nol emisi pada 2050. Hingga Agustus 2024, kami berhasil mengurangi 36 kiloton CO2e, atau sekitar 155% dari target yangditetapkan,” kata Surya, Kamis (3/10/2024).

Surya menjelaskan, melalui teknologi Green Ship, kapal-kapal PIS dirancang dengan spesifikasi khusus yang ramah lingkungan seperti penggunaan sistem pengolahan air ballast (Ballast Water TreatmentSystem/BWTS) dan instalasi scrubber untuk mengelola limbah kapal, sehingga mengurangi dampak ekologis saat bersandar.

Lebih lanjut, PIS juga mengimplementasikan Alternative Fuels melalui teknologi Dual Fuel yang memungkinkan konversi bahan bakar hijau dalam meningkatkan efisiensi konsumsi.

 


Bisnis Hijau

Kapal MT Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyelesaikan proses loading di pelabuhan Rabigh, Arab Saudi, dan beranjak meninggalkan area Laut Merah untuk melanjutkan pelayaran dan menuju ke terusan Suez. (Dok Pertamina)

Sementara untuk green Port & Terminal, dalam meningkatkan infrastruktur darat, PIS terus menggalakkan produksi dan penggunaan energi terbarukan untuk instalasi yang dikelola melalui pemasangan panel surya pada pelabuhan dan terminal.

“Untuk mencapai target jangka panjang PIS dalam mengurangi emisi karbon, kami menyadari bahwa fokus tidak bisa hanya pada pengurangan emisi dari aset kapal. Kami juga perlu melakukan pembenahan pada fasilitas pendukung, seperti support boat , terminal energi, dan pelabuhan. Komitmen ini menjadifokus kami dalam mengimplementasikan teknologi ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjalin kemitraan dengan pihak terkait, demi menciptakan solusi berkelanjutan yang mendukung visikami dalam menjaga lingkungan,” ujar Surya.

Menurut Surya, PIS berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi bisnis hijau sebesar 34 persen pada tahun 2034. Dalam upayaini, PIS akan mendatangkan kapal baru, yaitu Very Large Gas Carrier (VLGC), untuk meningkatkan kapasitas angkut bahan bakar hijau seperti LNG, LPG, dan amonia.

Kehadiran dua unit kapal ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas pengangkutan bahan bakar rendah karbon, baik di dalam maupun luar negeri.

Dalam forum yang sama, Surya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan dan para pemain industri energi untuk mencari solusiinovatif demi mencapai target nol emisi pemerintah pada tahun 2060.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya