Science Film Festival 2024, Jurus Menginspirasi Generasi Muda Lindungi Lingkungan Lewat Film dan Eksperimen

Science Film Festival (SFF) 2024, sebuah acara pemutaran film yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut untuk mengedukasi anak-anak soal sains, kembali hadir ke 100 kabupaten/kota di Indonesia.

oleh Siti Syafania Kose diperbarui 16 Okt 2024, 10:27 WIB
Pembukaan Science Film Festival 2024 pada Selasa, 15 Oktober 2024 di Kemendikbudristek. (Liputan6.com/Siti Syafania Kose)

Liputan6.com, Jakarta - Mulai dari 15 Oktober hingga 30 November 2024, acara pemutaran film sains, Science Film Festival (SFF) 2024, akan diselenggarakan secara hybrid di 100 kabupaten/kota di seluruh penjuru Indonesia. Acara yang diinisiasi oleh Goethe-Institut ini bertujuan untuk mempromosikan literasi sains dan membangun kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kepada anak-anak.

"Krisis iklim telah mencapai skala yang mengharuskan kita semua untuk bertindak, dan hal yang perlu dilakukan sebelum bertindak adalah menjadi terinformasi dan menumbuhkan kesadaran," ujar Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Constanze Michel pada konferensi pers pembukaan SFF 2024 di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Selasa, 15 Oktober 2024.

Acara ini diharapkan dapat memberi inspirasi kepada generasi muda di Indonesia untuk mengambil peran dalam melindungi lingkungan. "Ditujukan kepada anak-anak dan remaja, dengan film-film yang akan kami tampilkan, kami berharap dapat memberikan ide atau inspirasi untuk berkontribusi (dalam isu ini)... Itulah tujuan Science Film Festival: untuk memberikan ide dan inspirasi," ucap sang direktur.

Tema dari SFF edisi ke-15 ini mengangkat dua topik: emisi nol bersih dan ekonomi sirkular. Menurut Michel, penyelenggara mengambil tema tersebut karena keduanya memiliki peran penting dalam melawan krisis iklim. Ia mengatakan, “Emisi nol bersih (penting) karena untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global saja tidak cukup. Dan yang tidak terpisahkan dari upaya ini adalah konsep ekonomi sirkular, yang berarti mengurangi penggunaan sumber daya alam dengan berbagi, memperbaiki, mendaur ulang.”

Menurut Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Ina Lepel, perlu sekali bagi generasi muda untuk mengerti seputar isu krisis iklim. Ia mengatakan, "Tidak ada planet B, dan saya rasa generasi muda tahu bahwa mereka memiliki waktu yang lebih lama di planet ini dibandingkan dengan orang yang lebih tua, sehingga mereka sangat membutuhkan dan memiliki insentif untuk memikirkan masa depan dan merasa khawatir bahwa planet ini akan semakin tidak bersahabat."

Acara untuk mempromosikan sains dan kesadaran ramah lingkungan kepada anak-anak ini, mencoba untuk menunjukkan bahwa sains "seru dan menyenangkan". 


Tidak Hanya Menonton Film, Anak-anak Juga Dapat Bereksperimen

Para pelajar menonton film bersama (atas) dan melakukan eksperimen (bawah) pada pembukaan SFF 2024. (Liputan6.com/Siti Syafania Kose)

Pada acara ini, 15 film terpilih dari delapan negara akan ditayangkan secara luring dan daring di 100 kabupaten/kota, termasuk di antaranya, Ambon, Fakfak, Pulau Buru, Yogyakarta, dan lain-lain.

Film yang ditayangkan juga bermacam-macam, mulai dari dokumenter hingga animasi. Tiap film juga mengajari hal-hal yang berbeda, tetapi tentunya semuanya berkaitan dengan sains dan cocok ditonton oleh anak-anak dan remaja.

Selain menyaksikan film bersama, anak-anak yang ikut dalam SFF 2024 juga dapat melakukan eksperimen untuk belajar sains dengan lebih aktif. Terdapat enam eksperimen sains yang terkait dengan film-filmnya yang akan dipraktikkan setelah penayangan.

Pantauan Liputan6.com pada pembukaan SFF 2024 hari Selasa (15/10), ratusan pelajar dari berbagai sekolah dan jenjang studi berkunjung ke Kemendikbudristek untuk menonton tiga film serta berpartisipasi dalam satu eksperimen. 

Tiga film yang ditayangkan adalah:

  1. Nine-and-a-half: Hydrogen - The Green Energy of the Future?: Sebuah film asal Jerman yang menjelaskan potensi Hidrogen sebagai sumber energi dan implementasinya di sebuah wilayah di Jerman.
  2. Raffi: Film animasi asal Chile ini menceritakan pengalaman seorang anak bernama Ema yang belajar tentang mengurangi, memakai kembali, dan mendaur ulang barang-barang bersama keluarganya.
  3. How Bicycle Tires and Inner Tubes are Made: The Path of a Schwalbe Tyre: Film dokumenter Jerman ini menunjukkan lingkungan produksi ban di Indonesia, Vietnam, dan Jerman.

Setelah pemutaran ketiga film tersebut, beberapa siswa berpartisipasi dalam sebuah eksperimen interaktif. Eksperimen tersebut berjudul "kertas superpower" yang mengajarkan tentang kekakuan dan pesawat sederhana kepada para pelajar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya