Harga Minyak Dunia Anjlok Usai Israel Batal Serang Fasilitas Minyak Iran

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November dipatok USD 70,58 per barel, turun USD 3,25 atau 4,4%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 1%.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Okt 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November dipatok USD 70,58 per barel, turun USD 3,25 atau 4,4%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 1%. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS turun lebih dari 4% pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) setelah Israel dilaporkan menyatakan kepada Amerika Serikat (AS) bahwa mereka tidak berencana menyerang fasilitas minyak Iran. Hal ini menghilangkan kekhawatiran bahwa gangguan pasokan besar di Timur Tengah akan segera terjadi.

Dikutip dari CNBC, Rabu (16/10/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November dipatok USD 70,58 per barel, turun USD 3,25 atau 4,4%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun lebih dari 1%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 74,25 per barel, turun USD 3,21 atau 4,14%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak dunia ini telah turun lebih dari 3%.

Israel berencana untuk membatasi serangan balasannya di Iran pada target militer dan tidak berencana untuk menyerang industri minyak Republik Islam atau fasilitas nuklirnya. Harga minyak melonjak awal bulan ini setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik terhadap Israel, meningkatkan kekhawatiran bahwa respons Israel dapat menyebabkan siklus eskalasi lebih lanjut yang mengganggu pasokan minyak mentah di kawasan tersebut.

Harga minyak telah turun secara signifikan dari level tertinggi yang dicapai saat serangan Iran pada tanggal 1 Oktober. Israel sejauh ini menahan diri untuk tidak membalas, dan para pedagang telah mengalihkan fokus ke fundamental pasar karena surplus minyak diperkirakan akan terjadi tahun depan.

Namun Croft memperingatkan adanya eskalasi yang dapat berujung pada gangguan pasokan minyak. Jika Israel melancarkan serangan besar terhadap target militer di Iran yang menimbulkan korban, respons Republik Islam tersebut dapat menyebabkan Israel meningkatkan eskalasi lebih lanjut.

 “Gedung Putih cukup khawatir tentang pembalasan Iran, sehingga mereka benar-benar bekerja keras untuk membuat Israel menarik kembali daftar target potensialnya,” kata Croft.

 


Cadangan Minyak

Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Israel dapat menyimpan kartu sebagai cadangan sampai mereka melihat bagaimana Iran menanggapi serangan mereka. Prospek permintaan global melemah usai OPEC memangkas proyeksi produksi minyak tahun 2024 untuk bulan ketiga berturut-turut minggu ini.

Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak akan tumbuh sekitar 900.000 barel per hari pada tahun 2024 dan 1 juta barel per hari pada tahun 2025. Namun hal ini manjadi penurunan yang signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2 juta barel per hari pada periode pascapandemi.

Permintaan minyak Tiongkok lemah, dengan konsumsi turun 500.000 barel per hari pada bulan Agustus dan menjadi penurunan bulanan keempat berturut-turut. Sementara itu, produksi minyak mentah di Amerika, yang dipimpin oleh AS, diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,5 juta barel per hari tahun ini dan tahun depan, kata IEA.

 


Gangguan Pasokan

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

IEA mengatakan anggotanya siap mengambil tindakan jika terjadi gangguan pasokan di Timur Tengah.

“Saat ini, pasokan terus mengalir, dan jika tidak terjadi gangguan besar, pasar akan menghadapi surplus yang cukup besar di tahun baru,” kata IEA dalam laporan bulanannya.

OPEC juga memiliki jutaan barel per hari dalam kapasitas cadangan yang dapat meningkat jika terjadi gangguan pasokan. Namun, Arab Saudi mungkin tidak segera bertindak, kata Croft.

“Saudi akan sangat berhati-hati dalam membawa kembali barel minyak jika terjadi eskalasi,” katanya. “Mereka ingin melihat adanya gangguan pasokan fisik sebelum mereka benar-benar bertindak," tutup dia.

 

Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya