Liputan6.com, Jakarta Di kawasan strategis Bandung, tepatnya di Jalan Dipatiukur, berdiri sebuah bangunan co-working space yang setiap harinya senantiasa dipenuhi anak muda mojang priangan, untuk sekedar bercengkerama menikmati kopi lokal, berbelanja, bahkan menyewa beberapa ruangan untuk digunakan sebagai kantor, baik start-up maupun aktivitas lain.
Tempat itu kini hidup, bergerak sejalan dinamisnya kreatifitas generasi muda Bandung yang tiada henti. Siapa sangka, sebelum diresmikannya di 2021, gedung itu adalah ex wisma Pertamina, aset properti milik negara yang sekian lama tidak terutilisasi, dan beriringan hidup bersama ilalang yang mengelilingi. Kini, manfaat ekonomi dan sosial bergulir dari pemanfaatan aset properti yang dijadikan co-working space untuk mendukung pergerakan ekonomi dan industri kreatif .
Advertisement
Tangan di balik perubahan itu adalah Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Badan Layanan Umum yang dibentuk Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang telah berhasil mengubah aset yang sebelumnya idle, menjadi bangunan co-working space yang menggulirkan manfaat bagi wilayah Bandung dan sekitarnya.
LMAN dibentuk sebagai bagian dari inovasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, untuk memberikan dampak nyata penguatan fiskal melalui optimalisasi aset negara. Dengan bentuk organisasi Badan Layanan Umum (BLU), LMAN diharapkan dapat bergerak lebih lincah mengemban tugas dan amanat dalam menyusun dan mengimplementasikan analisis pemanfaatan terbaik dari aset-aset negara, khususnya properti dan kawasan, sekaligus sebagai penggerak optimalisasi aset negara bersama dengan para pengguna barang milik negara lainnya dalam bentuk kerjasama konsultasi/advisory optimalisasi aset negara.
Dalam perjalanannya, di tahun 2017, LMAN juga mendapatkan mandat khusus sebagai Lembaga yang menyalurkan dana pendanaan lahan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk percepatan pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN), yang menjadi salah satu program prioritas Pemerintah dalam 10 tahun ini.
Sejak didirikannya di 2015 hingga Oktober 2024 ini, sejumlah 310 aset telah diserahkan DJKN kepada LMAN untuk dikelola, terdiri dari 1 aset kilang Liquid Natural Gas (LNG) di kawasan Lhokseumawe, 1 kilang LNG di kawasan Bontang, 151unit apartemen, 112 ruko/gudang, 14 gedung, 22 tanah dan 9 rumah. Dari 310 aset tersebut, LMAN telah berhasil mengoptimalkan sejumlah 128 aset, baik properti maupun non properti (kawasan dan kilang). Proses optimalisasi aset negara yang dilakukan LMAN melalui beberapa tahapan, diantaranya adalah penyelesaian legalitas dan okupansi jika ada, penyusunan analisis pemanfaatan terbaik, proses konstruksi, dan pemasaran atau kerjasama pemanfaatan aset bersama pihak mitra.
Seluruh proses dan upaya LMAN dalam menjalankan mandat yang diemban, senantiasa berorientasi pada manfaat dan dampak yang digulirkan kepada masyarakat. Manfaat yang dihasilkan dari optimalisasi aset negara dapat berupa manfaat finansial yaitu Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan juga manfaat sosial ekonomi berupa dampak berganda dari adanya aset negara yang terutilisasi.
Sepanjang 2015 hingga 11 Oktober 2024, LMAN telah berhasil menyumbangkan PNBP dari optimalisasi aset dan kerjasama konsultansi sebesar Rp6,06 triliun, dan manfaat sosial ekonomi yang dihitung dari penghematan biaya untuk mendukung kegiatan pemerintah serta manfaat berganda pengelolaan aset berupa penyerapan tenaga kerja dan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar, tercatat sejumlah Rp72,6 miliar. Kinerja layanan jasa konsultasi terus bertumbuh positif dengan cakupan wilayah mencapai 17 provinsi untuk 79 proyek dan 32 mitra.
Dinamika dan perkembangan kebutuhan masyarakat juga senantiasa menjadi pelecut LMAN untuk senantiasa beradaptasi dan mengembangkan diri. Digitalisasi menjadi target strategis yang diimplementasikan LMAN dalam 8 tahun terakhir. Di tahun 2022, LMAN berhasil meluncurkan platform bertajuk AESIA, kependekan dari Aset Untuk Indonesia.
AESIA merupakan platform berbasis aplikasi dan website https://aesia.kemenkeu.go.id/ sebagai sarana sinergi dan kolaborasi pemanfaatan aset, dan dapat dimanfaatkan oleh mitra kerja sama baik Kementerian/Lembaga, BLU, Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Negara untuk memasarkan aset-aset kelolaannya. Diharapkan, AESIA menjadi teknologi perpanjangan tangan untuk mewujudkan optimalisasi aset negara di seluruh pengguna barang milik negara agar semakin mendatangkan manfaat bagi penguatan fiskal.
Terobosan LMAN melalui platform AESIA berhasil menjalin kerjasama dengan 16 mitra dan Close Deal Transaction (CDT) untuk 6 aset LMAN dan 3 aset mitra dengan total senilai Rp6,5 miliar.
Salah satu mitra kerja sama LMAN dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, “Sangat membantu ya (AESIA), untuk menjaring calon penyewa yang "legit", karena kebetulan tempat yg sebelumnya masih kosong itu menurut kami cukup bagus jadi penyewanya harus juga yg bagus gitu. AESIA mampu menjaring penyewa-penyewa yang bagus, terbukti saat ini aset kami sudah dikerjasamakan dengan penyewa dan turut mendorong pergerakan ekonomi”.
Diharapkan, AESIA dapat terus mewujudkan sinergi optimalisasi aset, sehingga dampak dari pemanfaatan aset negara akan terus dirasakan secara nyata, dan meminimalisir biaya dan opportunity lost dari aset yang mangkrak.
Kontribusi bagi Akselerasi Pembangunan Infrastruktur Negeri
LMAN juga hadir menjadi bagian dari akselerasi pembangunan infrastruktur, yang merupakan salah satu program prioritas pemerintah di satu dekade ini. LMAN menjadi lembaga yang melaksanakan pendanaan uang ganti rugi pembebasan lahan dari APBN. Melalui peran ini, LMAN turut serta membangun peradaban dan kesejahteraan masyarakat, karena infrastruktur adalah salah satu simbol kemajuan bangsa. Salah satu elemen penting untuk mempercepat pembangunan infrastruktur itu sendiri adalah ketersediaan lahan.
Dari 2017 hingga 11 Oktober 2024, LMAN telah menggulirkan pendanaan pengadaan lahan dari APBN sebesar Rp134,57 triliun untuk 126 PSN yang terdiri dari sektor jalan tol, bendungan dan sektor sumber daya air lainnya, jalan kereta api, pelabuhan dan dukungan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Realisasi terbesar adalah jalan tol sebesar Rp112,23 triliun, disusul oleh bendungan sebesar Rp14,50 triliun. Sedangkan untuk mendukung pembangunan IKN, LMAN telah merealisasikan sebesar Rp2,86 triliun untuk pendanaan lahan jalan tol, jalan akses non tol, serta pembangunan kawasan inti IKN.
Pendanaan lahan bukan hanya bicara soal ganti rugi, namun juga peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat, serta menggulirkan dampak berganda dari peningkatan konektivitas, sumber daya air, maupun percepatan peredaran barang dan jasa dari adanya pembangunan infrastruktur.
Dalam sebuah kunjungan, LMAN bertemu dengan salah satu warga penerima uang ganti rugi di Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Donata Duka, seorang Ibu berpembawaan sederhana, penerima uang ganti rugi pembangunan Bendungan Napun Gete.
“Uang ganti ini saya gunakan untuk membangun tempat tinggal yang lebih baik, dan membiayai sekolah 3 anak saya, salah satunya biaya pendidikan di Brimob, dan saat ini sudah bekerja di Jakarta," kata Donata Duka.
Pada kesempatan terpisah, LMAN juga menemui salah satu warga yang lahannya terdampak pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo-Kulonprogo dengan nilai ganti sebesar Rp1,6 miliar. Ia juga menuturkan bahwa uang ganti tersebut digunakan kembali untuk membangun tempat tinggal, dan juga usaha indekos, agar uang tersebut tetap produktif dan menghasilkan pendapatan guna menopang kehidupan ekonominya.
Pembangunan infrastruktur sekaligus wujud dari peran APBN dalam memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pergerakan perekonomian. Dalam menjalankan percepatan pembangunan infratruktur, LMAN juga bekerja sama, bersinergi dan berkolaborasi bersama Kementerian/Lembaga terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Daerah dan masyarakat itu sendiri.
Inovasi, resiliensi dan sinergi kolaborasi menjadi kunci bagi tercapainya target-target strategis. Kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat yang diikuti dengan semangat untuk terus menggulirkan manfaat, senantiasa menjadi ruh bagi capaian kerja LMAN dalam mengabdi sewindu, sebagai bagian dari 10 tahun kerja pemerintahan.
Optimalisasi aset negara dan pendanaan pengadaan lahan senantiasa berkiblat pada manfaat dan dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. LMAN juga menyampaikan apresiasi dan terus berharap dukungan, dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan, untuk turut membangun negeri, melalui optimalisasi aset negara dan percepatan pembangunan infrstruktur untuk masyarakat.
(*)
Advertisement