Bitcoin Sempat Tembus Rp 1,02 Miliar, Lanjut Reli atau Terhenti?

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menuturkan,kenaikan Bitcoin seminggu terakhir didorong oleh beberapa faktor, termasuk data inflasi AS.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 16 Okt 2024, 15:00 WIB
Pasar kripto memulai pekan ini dengan positif, ditandai oleh menguatnya harga Bitcoin yang sempat melampaui level USD 66.000 atau setara Rp 1,02 miliar (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto memulai pekan ini dengan positif, ditandai oleh menguatnya harga Bitcoin yang  sempat melampaui level USD 66.000 atau setara Rp 1,02 miliar (asumsi kurs Rp 15.575 per dolar AS) mencatat kenaikan 6 persen seminggu terakhir. 

Namun setelah Bitcoin berhasil mencapai harga USD 66.300, apakah momentum bullish ini bisa dipertahankan? 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menjelaskan, analisis teknikal menunjukkan bitcoin (BTC) bertengger di USD 65.850. Saat in, jika BTC dapat bertahan di atas support USD 64.000, dapat melanjutkan kenaikan ke USD 68.000.

"Sementara, jika turun di bawah support, maka BTC potensi akan retest terlebih dahulu ke resistance trendline di sekitar MA-20 di level USD 63.000,” kata Panji dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (16/10/2024).

Panji menambahkan, kenaikan Bitcoin seminggu terakhir didorong oleh beberapa faktor, termasuk data inflasi AS untuk September yang naik 2,4 persen YoY, sedikit lebih tinggi dari proyeksi 2,3 persen YoY, tetapi masih di bawah periode Agustus yang mencapai 2,5 persen YoY. 

Meskipun demikian, ekspektasi pemangkasan suku bunga tetap kuat, sehingga sentimen terhadap aset berisiko seperti Bitcoin tetap positif.

Arus Keluar ETF Bitcoin

Sementara, meskipun terjadi arus keluar modal sebesar USD 300 juta dari ETF BTC spot di AS pada akhir September hingga awal Oktober, perdagangan ETF BTC spot berhasil mencatatkan USD 308 juta pekan lalu. 

“Hal ini menunjukkan minat investor terhadap Bitcoin, masih sangat positif, bahkan mampu menutupi aliran negatif yang terjadi pada pekan pertama Oktober,” ujar Panji.

Salah satu narasi yang mendukung kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini adalah meningkatnya peluang Donald Trump dalam pemilihan AS, yang terlihat melalui peningkatan popularitas peluang kemenangan di Polymarket mencapai 55 persen.  Hal ini mengingatkan kembali pada situasi serupa pada Juli ketika harga Bitcoin sempat menyentuh USD 70.000. 

 


Sentimen Sepekan

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Panji menuturkan pada pekan ini, ada empat peristiwa ekonomi penting di AS yang dapat mempengaruhi pasar kripto. Laporan klaim pengangguran akan menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja, sementara data penjualan ritel memberikan gambaran tentang kekuatan pengeluaran konsumen. 

"Selain itu, data produksi industri dan laporan pendapatan perusahaan besar juga akan mencerminkan kesehatan ekonomi. Jika data ini menunjukkan ekonomi yang kuat, pasar kripto bisa merespons positif,  dan melanjutkan kenaikan,” ujar dia.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Strategi Borong Bitcoin Berhasil, Saham MicroStrategy Naik 185 Persen pada 2024

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Sebelumnya, saham perusahaan perangkat lunak intelijen bisnis, MicroStrategy (MSTR) telah melampaui kinerja bitcoin tahun ini, naik lebih dari 185 persen. Strategi cadangan bitcoin (BTC) Microstrategy mulai membuat gebrakan selama kenaikan bitcoin pada 2021. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (9/10/2024), pertumbuhan harga saham MicroStrategy dinilai tidak lepas dari strateginya yang terus membeli dan menyimpan Bitcoin. MSTR juga telah melampaui kepemilikan bitcoin-nya, yang telah terapresiasi 57 persen terhadap dolar AS. 

Total simpanan BTC Microstrategy kini mencapai USD 15,61 miliar atau setara Rp 244,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.692 per dolar AS). Saham perusahaan tersebut diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan kepemilikan BTC-nya karena beberapa faktor, termasuk menawarkan eksposur leverage terhadap bitcoin, strategi opsi, dan aksesibilitas terhadap investor keuangan tradisional (tradefi).

Tak hanya MicroStrategy, Metaplanet Inc dari Jepang, yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, juga telah mengadopsi strategi pembelian bitcoin Microstrategy, dengan keberhasilan saham yang serupa. 

Selama 12 bulan terakhir, saham Metaplanet telah melonjak 397 persen, dengan peningkatan tahun berjalan lebih dari 452 persen. Selama enam bulan terakhir, saham yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo tersebut telah melonjak 168 persen terhadap dolar AS. 

Metaplanet baru-baru ini menambahkan 108.786 kripto bitcoin ke cadangannya senilai USD 6,7 juta, sehingga total simpanannya menjadi 639.503 bitcoin, yang sekarang bernilai USD 40,36 juta.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya