6 Fakta Menarik Gunung Serewen di Bandung yang Lokasinya Bekas Kerajaan Kendan

Gunung Serewen berada di sebelah barat pusat Kota Bandung yang dikenal pula dengan nama Gunung Cowang atau Pasir Cowang.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 17 Okt 2024, 08:30 WIB
Gunung Serewen di Bandung. (Dok: IG @nagregenjoy https://www.instagram.com/p/BVeU1fpl2Xh/?igsh=MXdkdnZ3NjAzbWRhaQ%3D%3D)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Serewen merupakan salah satu gunung di Bandung, tepatnya di sebelah barat pusat Kota Bandung yang berjarak sekitar 32 kilometer. Gunung ini dikenal pula dengan nama Gunung Cowang atau Pasir Cowang. 

Mengutip dari laman Bandung Bergerak, Rabu, 16 Oktober 2024, secara administratif, Gunung ini berada di tiga desa yang menjadi bagian dari Kabupaten Bandung. Untuk titik perbatasannya tepat di puncak.

Ketiga desa tersebut yaitu Desa Nagrog di sebelah barat dan utara, Desa Nagreg di sebelah timur, dan Desa Citaman di sebelah selatan. Desa Nagrog merupakan bagian dari Kecamatan Cicalengka, sedangkan Desa Nagreg dan Desa Citaman menjadi bagian dari Kecamatan Nagreg.

Masih banyak hal mengenai Gunung Serewen selain lokasinya yang unik berada di tiga desa. Berikut enam fakta menarik Gunung Serewen yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Akses ke Titik Awal Pendakian

Akses jalan menuju Gunung Serewen terbilang mudah, sayang kondisinya kurang baik. Banyak bagian jalan yang sudah lepas aspalnya, menyisakan lubang-lubang dan batuan berserakan menyerupai jalanan makadam.

Dari pusat Kota Bandung, kita bisa mengarahkan kendaraan menuju arah timur melewati Bundaran Cibiru, kemudian ke arah Cileunyi dan terus ke Cipacing. Selanjutnya, kita menuju ke arah Nagreg. Tepat setelah menyeberangi perlintasan rel kereta Nagreg, kita berbelok ke kanan menuju Desa Citaman. Anda juga bisa juga mengambil rute lebih dekat melalui Jalan Marga Bakti yang terletak di seberang Markas Yonif Linud 330. 


2. Bekas Lokasi Kerajaan Kendan

Pendaki di Gunung Serewen. (Dok: IG @gan_gan_jatnika https://www.instagram.com/p/CeKepjKvxqC/?igsh=MXBkZGZhNHpsYmg1Ng%3D%3D)

Mengutip dari laman Instagram seorang pendaki @gan_gan_jatnika, lokasi Gunung Serewen Kerajaan Kéndan diyakini pernah ada dan berpusat di daerah Citaman dan Kampung Kéndan sekitar tahun 600 masehi, atau 1.500an tahun yang lalu. Ini adalah sebuah kerajaan yang cenderung bersifat religius, bahkan rajanya pun bergelar Rajaresi.

Kerajaan tersebut awalnya konon bagian dari kerajaan Tarumanegara, lalu berdiri sendiri dan akhirnya menjadi cikal bakal Kerajaan Galuh. Nama Kerajaan Kéndan berasal dari nama batu obsidian berwarna hitam mengkilat seperti kaca yang banyak ditemukan di sana. Batu ini disebut juga batu kénan atau batu kaindraan (batu kéndran)

Rajaresi Manikmaya adalah raja pertama Kerajaan Kéndan, sekaligus menantu dari Raja Tarumanagara. Kini makam atau petilasannya diyakini ada di puncak Gunung Sangianganjung (Gunung Sanghyang Anjung). 

Tak heran jika hiking menyusuri kawasan ini, maka beberapa tempat pendaki bisa sekalian singgah ke Bukit Batu Kéndan, Makam tokoh Kerajaan Kéndan, yaitu Eyang Singalarang dan Eyang Cakra. Anda juga bisa ke Taman Citaman, Pasir Nenggeng atau Pasir Lemahneundeut, Situs Batu Batu Karesi, Lapang Pamujaan, Kampung Kelang yang merupakan cikal bakal Kerajaan Kéndan, serta Puncak Sangianganjung. 


3. Nama Asli Gunung Serewen

Para pendaki di Gunung Serewen. (Dok: IG @rikihansamuhito https://www.instagram.com/p/ChTyek2hGMv/?igsh=MTZqNTRwODViYTlyeA%3D%3D)

Gunung Serewen memiliki titik puncak dengan ketinggian 1285 meter di atas permukaan laut (mdpl), berdasarkan keterangan peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Warga setempat mengungkapkan, ada yang menyebut bahwa nama aslinya adalah Gunung Cowang, sedangkan Gunung Serewen merupakan nama bagi puncakan di sebelahnya.

4. Puncaknya Disebut Puncak Pemancar

Puncak Gunung Serewen disebut juga Puncak Pamancar karena keberadaan sebuah tiang pemancar telekomunikasi berukuran besar di salah satu sisi puncaknya. Saking besarnya, tiang pemancar ini bisa dilihat dari kejauhan. Sebenarnya ada dua pemancar di sana, tapi yang terlihat dari jauh hanya satu yang paling tinggi.

Ada pula Bumi Perkemahan di dekatnya yang berjarak sekitar 1,5 kilometer di sebelah barat daya puncak Gunung Sarewen. Pemandangan dari tempat ini cukup menawan. Pendaki bisa melihat beberapa gunung di sekeliling dan hamparan rumput ilalang.

Sayangnya, tempat tersebut terlihat telantar. Hanya ada bangunan pengelola di sana, sementara area lapangnya banyak ditumbuhi ilalang setinggi hampir satu meter.  


5. Pemandangan Gunung Paesan hingga Gunung Dungusmalati

Sumber mata air Gunung Serewen di Bandung. (Dok: IG @rikihansamuhito https://www.instagram.com/p/ChTyek2hGMv/?igsh=MTZqNTRwODViYTlyeA%3D%3D)

Di sekitar kawasan Gunung Sarewen, terdapat beberapa gunung. Yang paling dekat adalah Gunung Paesan dan Gunung Dungusmalati yang berada di sebelah barat. 

Ada juga Gunung Buyung dan Pasir Cihapa di sebelah utara, serta Pasir Cikaraha dan Pasir Masigit di sebelah timur. Di sebelah selatan, terdapat Gunung Sangianganjung, Pasir Kendan, Gunung Batu Kidul, dan Gunung Batu Kaler.

6. Terdapat Banyak Curug

Selain dua pemancar yang ada di puncak, hal menarik lainnya dari Gunung Serewen adalah keberadaan sungai di lembah bagian barat. Namanya Ci Seupang. Sungai ini berada di lembahan antara tiga gunung, yaitu Gunung Serewen, Gunung Buyung, dan Gunung Dungusmalati.

Airnya sangat jernih dan menyegarkan, alirannya juga membentuk beberapa air terjun atau curug dengan beragam ketinggian. Curug yang paling tinggi disebut Curug Cowang, yang oleh sebagian orang diberi nama Curug Panganten. Di samping itu, ada Curug Ireng diberinama tersebut karena batuannya yang dominan berwarna hitam atau ireng.

Perjalanan menuju lokasi Curug Cowang bisa langsung dari bawah menyusuri Ci Seupang, atau dari atas puncak Gunung Serewen menuju ke barat. Jarak dari puncak ke Curug Cowang sekitar satu kilometer. 

Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya