Menjulang, Laba Garuda Maintenance Facility Aero Asia Naik 556% pada Semester I 2024

Aset PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi USD 422,92 juta dari USD 540,02 juta pada akhir tahun lalu.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Okt 2024, 19:40 WIB
Pesawat terparkir di depan bengkel pesawat atau hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) mengumumkan kinerja perseroan untuk enam bulan pertama tahun ini yang berakhir pada 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, Garuda Maintenance Facility Aero Asia membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan GMFI dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (16/10/2024), perseroan membukukan pendapatan USD 216,48 juta atau sekitar Rp 3,36 triliun (kurs Rp 15.513,00 per USD). Pendapatan itu naik 29,70 persen dibandingkan pendapatan pada semester I 2023 yang tercatat sebesar USD 166,91 juta.

Pada periode enam bulan tahun ini, perseroan membukukan beban usaha sebesar USD 59,75 juta. Kemudian beban pegawai tercatat sebesar USD 50,19 juta, beban material USD 61,83 juta, beban subkontrak USD 61,83 juta, dan beban penyusutan USD 9,51 juta. Kemudian beban operasional dan beban operasi lainnya masing-masing sebesar USD 9,21 juta dan USD 3,79 juta.

Bersamaan dengan itu, perseroan membukukan kerugian dari restrukturisasi pembayaran senilai USD 445.278, penghasilan keuangan USD 197.013, beban keuangan USD 11,75 juta, serta penghasilan lain-lain bersih USD 3,07 juta.

Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 13,3 juta atau sekitar Rp 206,33 miliar. Laba itu naik 556,21 persen dibandingkan laba semester I tahun lalu yang tercatat sebesar USD 2,86 juta.

Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 turun menjadi USD 422,92 juta dari USD 540,02 juta pada akhir tahun lalu. Liabilitas turun menjadi USD 721,05 juta dari USD 761,18 juta pada posisi akhir tahun lalu. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 -USD 298,13 juta dibandingkan -USD 311,16 juta pada posisi Desember 2023.


Ajak Kumpul Pemegang Saham, Garuda Maintenance Facility Aero Asia Minta Restu Rights Issue

Bengkel pesawat atau hanggar terbesar di dunia milik PT Garuda Maintenance Facility yang berada di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Pembangunan hanggar ini menelan biaya puluhan juta dolar AS.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Pada aksi tersebut, perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 11.736.512.323 lembar saham Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 25 per saham.

Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 41,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Dalam rencana rights issue ini, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) selaku perusahaan induk, akan mengambil bagian dalam rencana rights issue tersebut dengan melakukan penyetoran dalam bentuk non-tunai (inbreng) berupa Aset GIAA.

Perseroan memperkirakan bahwa rencana rights issue kepada pemegang saham Perseroan akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan, yaitu antara lain optimalisasi pengelolaan aset yang dapat berdampak positif pada kegiatan operasional Perseroan, perbaikan ekuitas Perseroan, pengembangan bisnis Perseroan dan pada akhirnya rights issue tersebut secara keseluruhan akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan.

Pelaksanaan rights issue akan memberikan dampak langsung berupa peningkatan aset tetap Perseroan setidaknya sejumlah Rp 418,3 miliar yang berasal dari penyertaan modal non-tunai berupa Aset GIAA yang terdiri dari hanggar I, hanggar II, hanggar III, dan fasilitas pendukung. Selain dari aset tetap, pelaksanaan rights issue ini juga akan memberikan dampak pada peningkatan posisi kas dan setara kas Perseroan dengan partisipasi dari pemegang saham lainnya.


Dampak

Teknisi melakukan maintenance pesawat di Hanggar 4 GMF Aero Asia di area Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (28/9). Hanggar ini menjadi hanggar perawatan pesawat berbadan kecil terbesar di dunia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dampak pelaksanaan rights issue terhadap pemegang saham Perseroan yang tidak menggunakan HMETD yang diperolehnya merupakan dilusi atas persentase kepemilikan saham dalam Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 29,36% apabila seluruh HMETD yang diterbitkan Perseroan dilaksanakan oleh pemegang HMETD yang berhak.

Selain perolehan aset GIAA lewat inbreng, dana yang diperoleh dari rights issue ini akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha Perseroan. Selanjutnya, perseroan akan gelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 16 Oktober 2024 untuk meminta restu pemegang saham mengenai rencana aksi ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya