Liputan6.com, Palembang - Mita Rosnita (26), seorang freelance surveyor. Tugasnya menjadi pekerja lepas di beberapa lembaga survei, mencari data sesuai dengan target yang dibutuhkan, meski harus ke pelosok daerah. Profesi ini mengharuskan dia untuk bisa terkoneksi dengan jaringan internet saat mengumpulkan data dari masyarakat di mana pun dan kapan pun.
Walaupun sempat khawatir dengan kesulitan mencari sinyal, kini Mita bisa bernapas lega. Keberadaan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) di Sumatera Selatan (Sumsel), kini sangat membantu para pengguna, termasuk Mita, untuk berkomunikasi lebih baik, lancar, dan tanpa kendala apa pun. Apalagi banyak produk IOH yakni Im3, Tri, HiFi Indosat hingga Indosat Business yang disukai dari generasi Z hingga orang berumur.
Mita mengaku yang paling disukai dari produk IOH adalah jaringannya yang stabil, baik di perkotaan, pelosok bahkan di dataran tinggi. Hal inilah yang dirasakan Mita, pengguna kartu Tri.
Sempat ada ketakutan saat masuk ke pedalaman di Sumsel, yakni sinyal internet provider yang hilang, yang menyulitkannya untuk berkomunikasi dengan kepala koordinator survei di Kota Palembang. Dia harus mendatangi beberapa daerah pelosok dengan jarak sekitar 30 menit hingga 1,5 jam dari perkotaan dan jauh dari hiruk pikuk metropolitan.
Seperti di Muara Sakti yang jaraknya sekitar 1,5 jam dari Kabupaten Musi Rawas Sumsel. Untuk menuju ke desa tempat survey, dia harus masuk ke kawasan hutan, kebun karet dengan akses jalan yang buruk dan sepi.
Baca Juga
Advertisement
“Saat masuk ke kawasan hutan dan kebun karet itu, saya takutnya sinyal internet susah, padahal komunikasi harus lancar dengan koordinator di Palembang. Beruntungnya saat sampai ke lokasi survey, sinyal Indosat Tri benar-benar lancar,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (16/10/2024).
Sinyal Tri yang kencang, juga memudahkannya untuk mencari alamat desa yang akan dituju menggunakan Google Maps, agar tidak tersesat dari titik lokasi yang akan dituju. Apalagi saat melakukan survey, dia harus input foto lokasi dan warga yang disurvey ke aplikasi data.
Terlebih banyak warga di pelosok yang bekerja di dalam kebun atau hutan, namun jaringan internet Tri yang dipakainya tidak terkendala apapun. Karena itulah, dia tidak tertarik dengan promo internet dari provider lain, karena belum terbukti ampuh menghadapi segala medan.
Teman-temannya yang menggunakan provider lain, akhirnya terkendala karena sinyalnya naik turun dan menyulitkan untuk mengisi data survey. Biasanya, dia sering membagikan paket datanya dengan thathering sinyal Tri, agar teman-temannya bisa terus terkoneksi dengan internet.
“Harganya paket internet dan teleponnya juga murah. Jadi, untuk apa saya ganti provider lain. Kalau pakai kartu Tri saja, sudah memenuhi segala kebutuhan saya yang harus online terus di manapun berada,” ungkapnya.
Pengalaman berkesan juga dirasakan Ressy Okta Deliyanti (24), atlet cabang olahraga (cabor) paralayang yang tergabung di Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Palembang Sumsel. Sehari-hari, dia harus berlatih terbang di Jukoh Kayu Kambing (JKK) Desa Sukaraja Kecamatan Kota Agung Kabupaten Lahat Sumsel.
Menjadi atlet paralayang, Alumni Fakultas Teknik Program Studi Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP) harus terus berlatih terbang dari JKK Lahat dengan ketinggian 1.062 Mdpl. Aktivitasnya tersebut mengharuskannya untuk berjauhan dengan keluarganya di Palembang.
“Tak disangka-sangka, di dataran tinggi seperti di JKK Lahat saja, sinyal internet IM3 saya masih aman. Bahkan bisa terus berkabar dengan orangtua di Palembang, bisa video call juga walau di daerah yang tinggi yang biasanya susah sinyal,” katanya.
Ecy, sapaan akrabnya, juga sering siaran langsung di media sosial (medsos) Instagram pribadinya, untuk merekam suasana JKK dan aktivitas para atlet saat berlatih paralayang. Sinyal internet yang mendukung tersebut, membuatnya tetap terus terkoneksi dengan teman-teman sejawatnya yang kebanyakan berada di Palembang Sumsel.
Dia sempat menggunakan provider lain, namun sinyalnya tak memadai saat dirinya mendatangi daerah-daerah pelosok. Ecy pun akhirnya beralih ke Indosat IM3 dengan sinyal kuat, ditambah lagi harga paket internet 100Gb per bulan lebih murah dibelinya dibandingkan paket internet provider lain.
“Paket internet kadang beli di counter, tapi sering beli di aplikasi e-money. Bisa beli di manapun, karena sinyalnya stabil. Saat paket mau habis, langsung saja beli paketnya yang harganya ramah di kantong saya,” katanya.
Ani Sevia (22), mahasiswi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) Palembang juga memilih beralih ke kartu IM3 baru setahun terakhir. Alasannya cukup klise, karena paket yang ditawarkan sangat terjangkau untuk kantong mahasiswa.
Biasanya dia beli paket 100Gb per bulan dari aplikasi myIM3, tinggal isi saldo saja dan langsung bisa beli paket. Dia juga sering mendapatkan potongan harga saat pembelian paket internet di aplikasi IOH tersebut.
“Sebagai penerima beasiswa, saya hanya mengandalkan uang beasiswa itu saja untuk kebutuhan sehari-hari, tidak ada kiriman dari ibu. Jadi sebisa mungkin saya berhemat untuk pengeluaran. Pas sekali saat tahu paket internet dari IM3 terjangkau, makanya sekarang provider ini. Sinyalnya juga bagus dan mendukung berbagai kebutuhan saya untuk menyelesaikan tugas kuliah,” katanya.
Pelanggan Baru
Tak hanya generasi Z yang menggunakan produk IOH saja, tapi generasi Baby Boomers juga menggunakan kartu Tri. Dia adalah Suryana (70), warga Kelurahan 2 Ilir Palembang ini sudah lama pakai kartu Tri untuk memudahkan berkomunikasi dengan keluarganya.
“Sebenarnya yang pasang kartu Tri adalah anak saya, karena kami sekeluarga pakai kartu Tri. Jadi untuk telepon tanpa internet pun jadi lebih mudah, tak perlu mikir berapa pulsa yang terkuras. Sinyal internetnya juga bagus, karena saya di rumah sering nonton ceramah agama dan tips berkebun di channel YouTube. Sejauh ini tidak ada kendala,” ungkap nenek 6 cucu ini.
Produk IOH yang juga sedang digandrungi kawula muda adalah Indosat HiFi, layanan super cepat dan stabil dengan koneksi paling optimal. Jaringan HiFi Indosat juga sudah dipakai oleh berbagai pemilik kafe di Palembang.
Rio Deno Putra (36), owner Kopi Lawas Palembang baru sebulan terakhir memasang Indosat HiFi dengan kuota 50 Mbps seharga Rp305.250 per bulannya. Menurutnya, harga yang diberikan sangat terjangkau dan jauh lebih murah dibandingkan perusahaan Wifi lainnya yang sudah pernah dipasang di kafenya.
Pemasangan Indosat HiFi sudah dimulainya sejak tanggal 30 September 2024 lalu dan pelayanan dari sales dan operatornya juga fast respons. Dia awalnya tahu Indosat HiFi dari kerabatnya yang sudah menggunakan jaringan internet rumahan tersebut.
“Sempat beberapa bulan putus pemasangan WIFI di kafe saya, karena harga yang ditawarkan benar-benar tinggi, bisa sampai Rp500 ribuan untuk paket 50Mbps saja. Waktu ditawarkan Indosat HiFi dan pengalaman teman yang pakainya memuaskan, makanya saya langsung tertarik memasang Indosat HiFi,” ujarnya.
Advertisement
HiFi Indosat
Sejauh ini, jaringan internet Indosat HiFi yang digunakan pelanggan Kopi Lawas masih aman-aman saja. Namun jika jumlah pelanggannya nanti membludak, dia akan meningkatkan kuota internetnya ke yang lebih tinggi lagi.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Hilman, owner Shelter Coffee Palembang yang baru memasang Indosat HiFi pada pertengahan Oktober 2024 lalu. Paket yang dipasangnya adalah 50 Mbps yang masuk kategori Most Popular package Indosat HiFi.
“Kemarin pakai Wifi dari perusahaan lain dengan kuota 50Mbps juga, tapi harganya bisa dua kali lipat dari Indosat HiFi. Pas sekali saat ada teman yang merekomendasikan untuk beralih ke Indosat HiFi. Sebelum saya bayar paket Wifi sebelumnya, saya memutuskan untuk pakai Hifi Indosat saja,” ungkapnya.
Jaringan internet sangat dibutuhkan untuk memanjakan para pelanggannya, dari sore hingga malam hari. Terutama jelang malam pergantian hari, jumlah pengunjungnya membludak dan biasanya trafik penggunaan internet juga meningkat.
Biasanya di perusahaan Wifi sebelumnya, jaringan internet kencang dari awal bulan hingga pertengahan bulan. Namun sudah lemot jelang-jelang akhir bulan, yang bikin pelanggannya sering protes dengan layanan internet di kafenya.
“Sebelum saya pakai Indosat HiFi, saya pastikan dulu ke salesnya apakah jaringannya stabil setiap bulan. Karena salesnya menjelaskan dengan rinci, akhirnya saya tertarik memasang Indosat HiFi,” ungkapnya.
Dari data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dilansir di laman apjii.or.id, jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2024 lebih dari 221 juta jiwa dari total pupulasi penduduk Indonesia tahun 2023 sebanyak 278.696.200 jiwa.
Bahkan survei APJII tentang Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia tahun 2019 menunjukkan, 24,7 persen komunikasi melalui pesan instan, 18,9 persen sosial media, 11,5 persen mencari informasi terkait pekerjaan, 6,5 persen mengisi waktu luang, 5,7 persen bermain game online, 5,5 persen membaca berita di media online.
Jaringan Bagus
Menurut VP-Head of Marketing Comm Region South Sumatera Tines Priandini, IOH selalu menjadi terdepan dalam memberikan penawaran produk unggulan, salah satunya paket kuota 24 jam hingga jaringan Indosat HiFi yang sudah menyasar berbagai daerah di Sumsel.
Jaringan internet yang stabil tersebut, didukung lebih dari 4.000 unit BTS di Sumsel, baik untuk melakukan komunikasi telepon maupun internet. Terutama di Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel), sudah ada tersebar di Palembang, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung dan lainnya.
“Kita menggunakan teknologi canggih yang tersambung ke lebih dari 4.000 BTS. Ketika pakai Indosat HiFi, koneksinya sama ketika pakai paket internet dari smartphone. Ini yang membedakan kami dengan provider atau perusahaan Wifi lainnya,” katanya.
Jaringan internet Indosat juga dites oleh penulis Liputan6.com di laman downdetector.id menunjukkan hasil yang luar biasa. Pengecekan jaringan internet Tri pada Selasa (15/10/2024) hingga Rabu (16/10/2024) sore, menunjukkan hanya beberapa laporan saja yang masuk.
Hanya 2 laporan yang masuk pada pukul 01.33 WIB, lalu 1 laporan masuk di pukul 02.33 WIB serta 1 laporan masuk di pukul 10.33 WIB. Sama halnya dengan jaringan HiFi yang yang hanya ada laporan 1 laporan di pukul 22.10 WIB, 22.40 WIB, 07.25 WIB, 09.25 WIB, 13.40 WIB dan 14.55 WIB. Hingga berita ini ditulis pada pukul 17.22 WIB, belum ada tambahan laporan jaringan Indosat yang bermasalah lainnya.
Jika dibandingkan dengan provider lain, grafik laporan yang masuk jauh lebih tinggi. Hal tersebut membuktikan, jika jaringan internet produk IOH benar-benar bisa dinikmati pelanggannya tanpa terlalu banyak keluhan yang dialami.
Advertisement
Peningkatan Infrastruktur
Kepada Liputan6.com, SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Steve Saerang berkata, Indosat HiFi terus berfokus pada peningkatan infrastruktur jaringan untuk meningkatkan kecepatan internet berbasis fiber optik.
“Bahkan sekarang, Indosat HiFi sedang berfokus pada perluasan jaringan di berbagai wilayah, termasuk kota-kota besar serta area yang sebelumnya belum memiliki akses internet berkecepatan tinggi,” ucapnya.
Sebagai penyedia layanan Fiber To The Home (FTTH), Indosat HiFi menggunakan infrastruktur 100 persen fiber optic, yang memastikan koneksi internet yang stabil dan cepat.
Indosat HiFi juga terhubung langsung pada tier 1 global internet, yang memungkinkan untuk meningkatkan kualitas layanan internet bagi pelanggan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menyediakan produk-produk high-speed broadband hingga 1 Gbps.
“Serta perangkat-perangkat hi-tech seperti dual-band WiFi yang mendukung akses internet pelanggan. Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” katanya.