Liputan6.com, Jakarta Entelekey Media Indonesia (EMI) bersama Relate Films resmi merilis foto-foto film horor terbaru mereka, Pernikahan Arwah (The Butterfly House). Film ini menggabungkan unsur cerita horor yang mencekam dengan tradisi peranakan Tionghoa, menawarkan pengalaman menegangkan bagi penontonnya.
Pernikahan Arwah bercerita tentang pasangan calon pengantin, Salim dan Tasya, yang memutuskan untuk memindahkan sesi foto prewedding mereka ke rumah keluarga Salim. Keputusan ini diambil setelah bibi Salim, satu-satunya kerabat dekat yang tersisa, meninggal dunia secara tiba-tiba.
Advertisement
Selain mengurus pemakaman bibinya, Salim juga harus melanjutkan ritual keluarga dengan membakar dupa setiap hari di altar misterius yang ada di rumah tersebut. Ritual ini harus dilakukan, jika tidak, nyawanya akan terancam oleh arwah leluhur yang mengintai.
Menguak Misteri
Kehadiran Salim, Tasya, dan tim foto prewedding di rumah tersebut memicu munculnya teror dari arwah leluhur keluarga Salim yang berasal dari masa pendudukan Jepang.
Merasa terancam, Tasya berusaha menguak misteri masa lalu keluarga Salim untuk menenangkan arwah tersebut. Tujuannya adalah agar mereka dapat terbebas dari teror dan meninggalkan rumah tersebut dengan selamat.
Advertisement
Ketegangan
Sang sutradara, Paul Agusta, menjelaskan bahwa film Pernikahan Arwah mengusung elemen horor yang tidak hanya mengandalkan ketegangan, tetapi juga mengangkat budaya peranakan Tionghoa, khususnya tradisi pernikahan arwah.
“Ini adalah tantangan bagi saya untuk menggabungkan dua elemen ini menjadi sebuah narasi yang kuat,” ungkap Paul di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Film yang dibintangi oleh Morgan Oey, Zulfa Maharani, Jourdy Pranata, dan Brigitta Cynthia ini juga mengharuskan para pemain mendalami karakter secara intens, mengingat ceritanya yang menggabungkan elemen spiritual dan tradisional.