Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah kondang asal Kota Jawara yang merupakan lulusan Kulliyatu Dakwah Islamiyah, Tripoli, Libya, Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengisahkan seorang anak yang merasa telah membalas jasa ayahnya.
Sang anak rela merawat ayahnya sama seperti ayahnya ketika dulu merawatnya ketika kecil, seperti menyuapi makanan ke mulutnya.
Perasaan telah membalas semua jasa-jasa orangtua muncul dibenaknya sebab ia telah merasa merawat ayahnya yang sakit secara maksimal.
Baca Juga
Advertisement
“Ada seorang ayah sakit, dirawat oleh anaknya sampai luar biasa maksimal, disuapin seperti diperlakukan ayahnya itu seperti diperlakukan saat kecil,” kata UAH dikutip dari tayangan YouTube Short @herigunawandatoe, Rabu (16/10/2024).
Simak Video Pilihan Ini:
Menyuapi dan Mengantar ke Toilet
Tak hanya menyuapi, ia pun rela mengantarkan ayahnya ke toilet dan membersihkan kotorannya dan lain sebagainya.
“Ke toilet di antarkan, dibersihkan kotorannya, macam-macam,” tuturnya.
Hingga pada suatu ketika ia telah merasa telah membayar semua jasa-jasa ayahnya sembari berucap kepada ayahnya bahwa dirinya kini telah mampu membalas jasa-jasanya.
“Sampai satu kali anaknya komen, “Alhamdulillah Ayah aku telah bisa membalas jasa-jasa ayah,” ujarnya.
Advertisement
Jasa Orang Tua Tak Terbalaskan
Meski demikian, kita telah berusaha untuk membayar dan membalas jasa-jasa orang tua, bahkan dengan hal yang setara sekalipun tetap tidak akan mampu membalas jasa-jasa orang tua.
Pasalnya tatkala orang tua merawat anaknya ketika masih kecil, itu dalam rangka utuk keberlangsungan hidupnya, sementara anak yang merawat ayahnya yang sakit dan sudah tua itu tidak untuk keberlangsungan hidupnya.
Jadi, beban orang tua mengurus anak-anaknya yang masih kecil itu lebih berat ketimbang mengurus orang tua yang sakit apalagi ketika ajalnya sudah tidak akan lama lagi.
“Jawab ayahnya, “Tidak! belum sampai kamu kepada level itu, kenapa? Karena aku merawat kamu dulu supaya kamu hidup, sedangkan engkau merawat saya sekarang untuk mengantarkan pada kematianku,” kata UAH menerangkan dialog keduanya.
“Makanya tidak akan bisa balas orang tua itu, tidak akan bisa. Kalau tidak bisa bisa balas, minimal bahagiakan, jangan sakitiah," tandasnya.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul