Liputan6.com, Yogyakarta - Masyarakat Jawa masih mempercayai keberadaan danyang, yakni roh halus yang diyakini bertugas melindungi suatu tempat atau wilayah tertentu. Danyang dipercaya menetap di sebuah lokasi keramat yang disebut punden.
Lokasi-lokasi seperti pohon, gunung, mata air, desa, atau bukit menjadi lokasi yang kerap didiami danyang. Dalam kebudayaan Jawa, danyang dipercaya mampu menolong siapa saja yang meminta pertolongan.
Biasanya, masyarakat di sekitar punden mengajukan permohonan bantuan kepada danyang. Sebagai imbalan, mereka akan memberikan syarat berupa ritual selamatan atau slametan.
Baca Juga
Advertisement
Danyang bisa dikatakan sebagai mitos dalam kebudayaan Jawa. Meski disebut sebagai roh halus, tetapi danyang dipercaya tidak mengganggu atau menyakiti.
Danyang lebih dikenal sebagai sosok pelindung. Beberapa orang percaya, danyang sebenarnya merupakan jelmaan roh leluhur atau tokoh pendahulu yang telah meninggal.
Leluhur yang dimaksud adalah pendiri atau perintis desa yang pertama kali membuka lahan di daerah tersebut. Semasa hidupnya, ia dipercaya sebagai orang yang pertama kali datang ke daerah yang masih berupa hutan belantara.
Hingga kemudian, ia membersihkan lokasi tersebut untuk mendirikan sebuah desa agar bisa dihuni oleh manusia. Setelah desa berdiri, ia menjadi pemimpin di desa tersebut.
Atas jasa-jasanya, danyang pun menjadi sosok yang dihormati. Setelah meninggal dunia, danyang biasanya dimakamkan di dekat pusat desa yang kemudian menjadi punden.
Punden
Masyarakat setempat akan menghormati punden sebagai tempat keramat, suci, dan sakral. Meski sudah meninggal, danyang diyakini tetap menjaga dan melindungi desa.
Namun, tak semua desa memiliki makam khusus untuk danyang. Meski demikian, mereka tetap meyakini bahwa roh para danyang tetap mengawasi dari jauh bahkan menentukan pemimpin desa selanjutnya.
Mereka percaya, danyang akan menjelma menjadi pulung, sebuah tanda magis yang menunjukkan calon kepala desa terpilih. Bagi beberapa orang dengan kemampuan khusus, ia dapat melihat pulung ini turun ke rumah calon yang dipilih pada malam sebelum pemilihan.
Konon, pulung berwujud seperti bulan yang bersinar terang. Pulung akan bergerak menuju rumah calon kepala desa yang dikehendaki oleh danyang.
Danyang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa. Saking populernya, mitos danyang pun akan diangkat ke layar lebar dengan judul Danyang: Mahar Tukar Nyawa yang tayang 7 November 2024.
Penulis: Resla
Advertisement