Jumlah Rakaat dan Bacaan Surah yang Dianjurkan Saat Sholat Witir

Sholat witir merupakan salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan. Berikut adalah ketentuan jumlah rakaat dan bacaan surah yang dianjurkan saat sholat witir.

oleh Putry Damayanty diperbarui 18 Okt 2024, 16:30 WIB
ilustrasi sholat. islam-today.ru

Liputan6.com, Jakarta - Sholat witir merupakan salah satu ibadah yang memiliki banyak keutamaan. Sholat ini termasuk sholat sunnah yang sering dikerjakan oleh Rasulullah SAW.

Umumnya sholat witir sering dikerjakan pada saat bulan Ramadan setelah sholat tarawih. Namun, sholat ini juga bisa dilakukan di luar bulan Ramadan, misalnya sebelum tidur.

Sholat witir dilaksanakan setelah melaksanakan sholat Isya sampai terbitnya fajar shadiq. Witir artinya ganjil, karena sholat ini harus dilaksanakan dalam jumlah rakaat yang ganjil. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

أَوْتِرُوْا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ، فَإِنَّ اَللّٰهَ وِتْرٌ يُحِبُّ اَلْوِتْرَ

Artinya: "Berwitirlah kalian semua, wahai ahli Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyukai hal-hal yang ganjil" (HR. Khuzaimah).

Mengutip dari laman NU Online, berikut jumlah rakaat dan surah yang dianjurkan dibaca saat sholat witir sesuai anjuran Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Jumlah Rakaat Sholat Witir

Biar nggak telat, ini jadwal sholat, imsakiyah dan buka puasa hari ke-2, 18 Mei 2018. (Ilustrasi: AboutIslam.net)

Sholat sunnah witir tidak mempunyai hitungan jumlah rakaat secara khusus. Artinya, orang yang hendak melaksanakannya tidak dituntut melakukannya dalam rakaat tertentu. Ia boleh melakukan sesuai keinginannya asalkan berjumlah ganjil, sebagaimana namanya, witir (ganjil). Ia boleh melakukan satu rakaat, tiga rakaat, atau lima rakaat dan seterusnya. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadis, yaitu:

اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

Artinya: (Sholat) witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan, barang siapa yang suka melakukan sholat witir dengan satu rakaat, maka lakukanlah (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Hanya saja, para ulama berbeda dalam menyikapi jumlah rakaat tersebut. Sebab, dari berbagai jumlah yang biasa dilakukan umat Islam ketika melakukan sholat witir sangat bervariasi dan berbeda. Oleh karenanya, ada jumlah rakaat yang lebih baik dari yang lainnya, ada juga jumlah rakaat yang sangat baik.

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab Taqrirat as-Sadidah menjelaskan bahwa jumlah rakaat paling sedikit dalam sholat witir adalah satu rakaat. Hanya saja, makruh hukumnya jika hal ini dilakukan secara terus-menerus tanpa disertai dengan adanya udzur. Melakukan sholat witir dengan jumlah tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan paling sempurna adalah dilakukan sampai sebelas rakaat (Habib Zain Ibrahim bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, [Darul Ilmi wad Dakwah, Tarim, 2003], halaman 281-282).


Bacaan Surah Sholat Witir

Ilustrasi Ramadhan/Fimela.com by Adrian Putra

Adapun bacaan-bacaan surah ketika melakukan sholat witir adalah sebagai berikut:

Pertama, jika sholatnya satu rakaat maka bacaan surah yang dianjurkan adalah membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas setelah membaca surat al-Fatihah.

Kedua, jika sholatnya tiga rakaat maka bacaan surat yang dianjurkan adalah membaca surah al-A’la pada rakaat pertama, membaca surah Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas pada rakaat yang ketiga.

Ketiga, jika sholatnya melebihi tiga rakaat maka disunnahkan membaca surah Al-Qadr di setiap awal rakaat, dan membaca surah al-Kafirun pada rakaat yang kedua.

Kesunnahan ini terus berlanjut mulai dari rakaat pertama sampai pada rakaat kedelapan. Sedangkan bacaan surat pada rakaat kesembilan mengikuti bacaan yang telah dijelaskan pada poin 2, yaitu membaca surah al-A’la pada rakaat kesembilan, membaca surah al-Kafirun pada rakaat kesepuluh, dan membaca surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas pada rakaat kesebelas (Sayyid Muhammad Abdullah al-Jurdani, Fathul Allam bi Syarhi Mursyidil Anam, [Bairut: Dar Ibnu Hazm, Lebanon, 1997], juz II, h. 73).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya