Semarak Pembekalan Calon Menteri, Wamen hingga Kepala Badan Negara di Hambalang, Poin Pentingnya?

Prabowo dalam empat hari terakhir secara marathon melakukan seleksi untuk calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang akan membantunya di pemerintahan. Setelah dipanggil satu per satu di rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Prabowo kemudian mengumpulkan 100 lebih tokoh tersebut untuk mengikuti pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor.

oleh Nanda Perdana PutraWinda Nelfira diperbarui 18 Okt 2024, 05:41 WIB
Presiden terpilih Prabowo Subianto mengumpulkan para calon anggota kabinet dan memberikan pengarahan kepada para calon menteri di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat).

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih RI Prabowo Subianto secara marathon dalam empat hari terakhir ini melakukan seleksi untuk calon menteri, wakil menteri, dan kepala badan yang akan membantunya di pemerintahan. Setelah dipanggil satu per satu di rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Prabowo kemudian mengumpulkan 100 lebih tokoh untuk mengikuti pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Pembekalan calon pembantu pemerintahan Prabowo-Gibran ini digelar dalam dua gelombang. Gelombang pertama pada Rabu 16 Oktober 2024 diikuti oleh 59 calon menteri. Mereka yang hadir rata-rata adalah tokoh yang dipanggil Prabowo ke Kertanegara pada Senin 14 Oktober 2024. Sementara pembekalan pada hari ini, Kamis 17 Oktober 2024 diikuti oleh 54 orang yang sebelumnya dipanggil Prabowo ke Kertanegara pada Selasa 15 Oktober 2024.

"Ini kloter Wamen," ujar Politikus PAN Bima Arya Sugiarto saat menghadiri acara pembekalan, Kamis pagi.

Ada sejumlah materi berbeda yang disampaikan dalam pembekalan ini. Pada hari pertama, pembekalan dimulai dengan Sambutan Presiden terpilih Prabowo Subianto, dilanjutkan dengan pengenalan dan materi geopolitik. Selanjutnya ada materi seputar kesuksesan sebuah negara, dan diakhir dengan materi gross domestic product (GDP).

Kemudian pada hari kedua, pembekalan dimulai dengan materi artificial intelligence (AI), komunikasi, lapangan kerja masa depan, antikorupsi, dan ditutup dengan kesimpulan.

Pengamat Komunikasi Politik Gun Gun Heryanto menilai pembekalan ini sebagai langkah strategis yang diambil Prabowo untuk menyamakan persepsi, mempersiapkan mental, dan membentuk fondasi integritas di kabinet yang akan dipimpinnya. Menurut dia, pembekalan ini sangat penting karena menyangkut penyatuan visi dan misi Prabowo sebagai presiden terpilih dengan para calon menteri di kabinetnya.

Ia menekankan bahwa visi besar pemerintahan harus dapat diterjemahkan secara efektif di level bawah, terutama terkait isu-isu krusial seperti geopolitik, geoekonomi, hingga pengelolaan teknologi dan antikorupsi. Prabowo ingin memastikan bahwa setiap pejabat memahami tantangan global dan domestik yang akan dihadapi pemerintahannya.

"Poin utamanya kan, bagaimana ide besar yang ada di visi misi itu kan harus turun ke bawah," ujar Gun Gun saat dihubungi Liputan6.com, Kamis.

Salah satu aspek penting yang ditekankan adalah bagaimana calon menteri memahami dinamika geopolitik dan geostrategi, yang bisa menjadi tantangan atau peluang bagi Indonesia di masa depan. Selain itu, pengelolaan birokrasi yang efektif juga menjadi perhatian besar, mengingat banyaknya masalah birokrasi di berbagai kementerian.

Gun Gun menyoroti pentingnya pembekalan ini sebagai upaya untuk membentuk mindset dan mentalitas para calon pejabat sebelum mereka dilantik. Sebab, tidak sedikit pejabat yang tak siap menghadapi kompleksitas birokrasi di pemerintahan, sehingga pertemuan ini menjadi semacam persiapan mental untuk menghadapi tantangan di kementerian masing-masing.

"Nah, yang paling penting sebenarnya adalah di luar hal-hal yang teknokratis seperti tadi, ada hal yang menjadi poin utama dan itu penting sekali bagi pemerintahan ke depan yaitu bagaimana memastikan bahwa kabinet ini bukan hanya diisi berdasarkan pertimbangan politik akomodasi, tapi memang diisi oleh orang-orang yang siap bekerja."

"Makanya pertemuan dua hari ini harusnya menjadi prakondisi kesiapan mental dan pemikirannya para calon menteri dan wakil menteri," ujarnya.

Poin utama lainnya dari pembekalan ini adalah penanaman nilai-nilai anti-korupsi. Bukan hanya saat pembekalan, Prabowo dalam beberapa kesempatan secara tegas mengingatkan para calon pejabat agar tidak memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) untuk kepentingan pribadi. Hal ini mengingat banyaknya titik rawan korupsi di birokrasi, mulai dari penyusunan anggaran hingga distribusi anggaran dan rotasi jabatan.

"Nah artinya begini, birokrasi itu kelap kali kan menjadi kleptokrasi, ketika misalnya tidak ada satu moral hazard untuk kemudian memastikan tidak menjadi bagian dari gerakan antikorupsi. Makanya yang paling penting dan fundamental membangun mindset dan mental untuk tidak korup di pemerintahan," ucap Gun Gun.

Infografis Semarak Pembekalan Calon Menteri, Wamen hingga Kepala Badan Negara di Hambalang. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Lebih lanjut, Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyoroti gaya Prabowo menyeleksi para calon menteri kabinetnya dalam empat hari terakhir, mulai dari pemanggilan di rumah Kertanegara hingga pembekalan di Hambalang. Menurut dia, Prabowo ingin publik turut memberi perhatian terhadap tokoh-tokoh yang akan menjabat di kabinetnya.  

"Ini kan public expose ya, bagian dari publisitas. Sebenarnya kan enggak perlu dipanggil juga sebenarnya kan Pak Prabowo bisa men-screening, bisa profiling, dan bisa memanggil, tidak harus ditunjukkan ke publik. Tapi ini lagi-lagi ada semacam audisi secara terbuka supaya publik mengikuti dan tentu memberi perhatian."

"Ini biasa dalam konteks komunikasi, membangun semacam impression management, manajemen kesan, dan hubungannya tentu dengan ini juga bisa menjadi masukan juga pada presiden menyangkut portofolio menteri-menteri yang dipanggil, calon-calon menteri atau calon-calon wakil menteri yang dipanggil," ujar Gun Gun.

Sementara itu, Pengamat Politik dari UIN syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyoroti materi pembekalan yang berbeda bagi calon menteri pada Rabu kemarin, dan bagi calon wakil menteri pada hari Kamis ini. Menurut dia, Prabowo Subianto ingin memberikan dua stretching yang berbeda kepada calon menteri dan calon wamen.

"Kalau untuk calon menteri sepertinya memang orientasinya adalah orientasi internasional. Jadi pengetahuan terkait dengan geopolitik, geoekonomi, termasuk juga soal GDP itu kan adalah isu-isu yang saya kira secara umum sangat terkait dengan Indonesia dalam mengahadapi percaturan politik, ekonomi secara global di dunia. Itu tentu sesuai dengan visi politik Prabowo yang sangat kelihatan sejak awal itu memang Indonesia sudah saatnya bicara tentang hal yang skalanya besar, go internasional," ujar Adi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis. 

Sementara untuk calon wakil menteri, materinya sedikit berbeda yakni soal teknologi artificial intelligence (AI), komunikasi, lapangan kerja, dan antikorupsi. Hal ini tentu memperkuat aspek-aspek domestik yang terkait dengan kebutuhan lokal.

"Menteri-menteri ini oleh Prabowo sepertinya ingin diajak berlari, bagaimana menteri-menterinya ini wawasan internasionalnya lebih komprehensif dan lebih terbuka. Terutama terkait perkembangan ekonomi global secara umum. Sementara wakil menterinya agak sedikit spesifik terkait dengan lokalitas di Indonesia, lapangan pekerjaan, dan semangat antikorupsi," kata Adi.

"Ya tentu pembekalan ini semacam pembekalan nilai-nilai pemahaman terkait apa saja yang harus disiapkan menteri dan wakil menteri menghadapi tantangan yang akan dihadapi Indonesia lima tahun yang akan datang," sambung dia.


Peta Kabinet Prabowo-Gibran Belum Final

Banner Infografis Semarak Pembekalan Calon Menteri, Wamen hingga Kepala Badan Negara di Hambalang. (Foto: Instagram @prabowo)

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin melihat Prabowo ingin membangun sinergitas, kolaborasi, dan kekompakan antar-menteri di kabinetnya dalam menjalankan tugas pemerintahan. Sebab bagaimanapun, kata dia, tidak ada kebijakan yang bisa berjalan dengan baik tanpa kekompakan.

Namun begitu, ia menyatakan, peta kabinet Prabowo-Gibran masih belum final. Tidak tertutup kemungkinan masih akan ada perubahan komposisi kabinet. Sebab, hingga saat ini, Prabowo masih menjalin komunikasi dengan sejumlah pihak, terutama PDI Perjuangan yang masih belum resmi menyatakan bergabung dengan koalisi pemerintahan.

Apalagi rencana pertemuan Prabowo dan Megawati sudah lama bergulir. Pertemuan dua tokoh bangsa ini direncanakan akan berlangsung sebelum pelantikan presiden. Itu artinya masih ada waktu tiga hari apakah peta kabinet Prabowo-Gibran ini akan berubah atau tidak.  

"Ya kalau hanya bertemu ya belum berubah peta kabinet. Tapi bertemu menyepakati koalisi, baru. Kalau bertemunya tidak menyepakati koalisi, ya tidak," ucap Ujang saat dihubungi Liputan6.com, Kamis.

Jika dalam pertemuan dengan Prabowo, Megawati selaku Ketum PDIP mengambil sikap mendukung dan bergabung dengan pemerintah, maka formasi kabinet yang telah disusun sementara waktu ini kemungkinan besar akan berubah.

"Kemungkinan formasi kabinet akan ada slot untuk PDIP. Saat ini PDIP kan masih mengendorse Ibu Sri Mulyani dengan Pak BG (Budi Gunawan). Kita kan tahu itu orang-orang dekatnya Ibu Megawati. Jadi kalau bertemu, berkomitmen koalisi dapat kursi menteri. Tapi kalau tidak berkomitmen ya paling slotnya Bu Sri Mulyani dan Pak BG," ucap Ujang menandaskan.

Hal yang sama juga disampaikan Gun Gun Heryanto. Kata dia, komposisi calon menteri kabinet Prabowo-Gibran masih bisa berubah setelah pembekalan di Hambalang. Apalagi komunikasi politik dengan sejumlah pihak, termasuk PDIP masih terus berjalan. Hingga artikel ini ditulis, rencana pertemuan Prabowo dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang telah lama digaungkan masih belum juga terealisasi. 

"Sampai tanggal 20 atau 21 Oktober, selama belum dilantik, itu pengalaman-pengalaman yang sudah kan bisa aja terjadi perubahan, meskipun mungkin tidak terlalu banyak, mungkin 1, 2, 3 pos kementerian. Namanya politik tidak pernah linier ya, jadi probabilitas orang kemudian jadi menteri atau wakil menteri tidak semata-mata ditentukan oleh hadir dan tidaknya di Hambalang. Ada faktor X yang bisa saja mengubah, misal akibat pola hubungan politik di injury time," kata Gun Gun.

Adi Prayitno juga berpendapat sama. Mengutip pernyataan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dikatakan bahwa komposisi kabinet masih relatif dinamis. 

"Meski mayoritas sudah bisa dipastikan siapa yang jadi menteri dan wamennya. Tapi masih ada staf kementerian dan mungkin posisi wamen yang sebenarnya masih kosong dan sangat mungkin bisa diisi kader partai yang belum menyodorkan kadernya seperti PDIP," kata Adi.

Oleh karena itu, formalitas pertemuan antara Megawati dan Prabowo akan menjadi penegas bahwa PDIP akan menjadi bagian dari koalisi pemerintah dalam 5 tahun yang akan datang atau tidak.


Gibran Tak Dilibatkan?

Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka selesai mengikuti pembekalan perdana yang digelar di Hambalang, Bogor, Jawa Barat (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Cawapres terpilih Gibran Rakabuming Raka turut hadir dalam dua kali pembekalan calon menteri dan wamen di Hambalang. Namun yang menarik, keberadaan Gibran hampir sama seperti peserta pembekalan yang lain. Dia tidak mendapat peran sebagai pembicara dalam pembekalan tersebut, namun hanya datang untuk mendengarkan pemaparan. Hal ini sebagaimana diungkap sejumlah tokoh calon menteri yang hadir.

Terkait hal ini, Gun Gun Heryanto belum bisa memberikan kesimpulan. Dia menyebut, terlalu prematur mengambil kesimpulan bahwa ini menunjukkan Gibran tidak dilibatkan sama sekali dalam menyusun kabinet pemerintahan lima tahun ke depan.

"Ya saya kira ya memang ini juga jadi tes-tes awal, apakah kemudian peran Gibran itu akan signifikan di pemerintahan Prabowo. Ini kan terlalu prematur juga untuk memberikan kesimpulan, tetapi memang keterlibatan sejauh mana dan sedalam apa Gibran itu bisa dilihat juga dari peran-perannya di awal pemerintahan," kata dia.

"Seperti sekarang misalnya tidak terlalu nampak di pembekalan, tetapi kita belum kemudian sampai jumping conclusion bahwa Gibran tidak diberi peran apapun gitu ya. Kita lihat aja ke depan. Tapi yang jelas saya melihat memang ya ada potensi ya peran-peran strategis itu memang diambil oleh Pak Prabowo," ucap Gun Gun menambahkan.

Sementara itu, Ujang Komarudin menilai, peran Gibran pada acara pembekalan menteri yang tidak menonjol merupakan hal yang wajar. Sebab, saat itu sudah ada Prabowo yang mengambil peran, sehingga tidak boleh ada matahari kembar.

"Karena kalau ada capres terpilih, wapres terpilih harus diam. Artinya yang berperan capresnya, Prabowonya karena kalau banyak berperan ya artinya matahari kembar. Selain itu, karena Pak Prabowo tuan rumah, karena Pak Prabowo Presiden terpilihnya justru yang harus tampil," kata Ujang.

Apalagi, menurut Ujang, pengetahuan dan pengalaman Prabowo jauh lebih luas daripada Gibran.  

"Saya melihat pengetahuan Pak Prabowo sangat luas juga kan, jadi sangat wajar Pak Prabowo memberikan pembekalan-pembekalan kepada calon menteri dan wakilnya. Kalau Gibran itu kan dimaksudkan untuk tahu gitu ya. Mungkin stock of knowledge-nya juga enggak terlalu banyak. Mohon maaf, mungkin calon-calon menterinya juga lebih banyak pengetahuannya," sambung dia.

Adi Prayitno tak menampik bahwa peran Gibran lima tahun ke depan sebagai wapres selalu menjadi tanda tanya publik. Termasuk soal kemampuannya berbicara di depan publik.

"Apakah posisinya sebagai pihak yang bisa memberikan materi atau opening statement atau opening ceremony, atau closing speech itu kan juga sering ditanyakan."

"Tapi yang jelas publik ingin melihat apapun yang terjadi terkait dengan dinamika koalisi Prabowo-Gibran lima tahun mendatang, kita tentu ingin melihat kiprah wapres 5 tahun mendatang. Tentu kita tidak ingin posisi wapres hanya sebagai pelengkap," kata Adi menandaskan.


Pembekalan Hari Pertama

Potret Pembekalan Calon Menteri Prabowo. (Sumber: Instagram/agusyudhoyono)

Hari pertama pembekalan calon menteri kabinet Prabowo-Gibran diikuti oleh 59 tokoh dan politikus di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Dalam pembekalan yang berlangsung tertutup itu, para calon anggota kabinet mendapatkan pengarahan secara ekslusif dan intens mengenai berbagai isu aktual, dari geopolitik hingga ekonomi.

Salah satu peserta pembekalan, yaitu Amran Sulaiman yang kini menjabat Menteri Pertanian (Mentan) di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyatakan bahwa Prabowo menyampaikan dengan tegas gagasan-gagasan besarnya untuk bangsa dan rakyat Indonesia.

“Ini luar biasa, kita pembekalan ini diajari tentang geopolitik, ekonomi, pertumbuhan ekonomi, GDP, dan lain lain. Ini sangat menarik dan yang terpenting ini kita pesan Pak Prabowo bentuk tim yang kuat untuk mencapai gagasan-gagasan besar beliau, untuk tunaikan gagasan-gagasan beliau. Ini sangat penting dan luar biasa beliau sangat visioner,” ungkap Amran dalam keterangannya, Kamis (17/10/2024).

“Kami yakin, kami optimistis bahwa mimpi-mimpi kita bersama gagasan besar beliau (Prabowo) visi misi beliau bisa kita realisasikan,” lanjutnya.

Senada dengan Amran, Budi Arie Setiadi yang kini masih menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) pun menyatakan dirinya mendapatkan berbagai pandangan terkini tentang optimisme masa depan bangsa Indonesia yang cemerlang.

“Materinya sesuai dengan tantangan-tantangan yang sedang dihadapi bangsa dan negara ini jadi sangat strategis, termasuk juga berbagai problematika dimulai dari geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi dan juga isu-isu kerakyatan seperti makan bergizi,” kata Budi Arie.

“Pertemuan dari pagi dari jam 8 sampai jam 7 malam ini sangat produktif dalam mensolidkan tim kerja Pak Prabowo-Gibran juga untuk membantu bagaimana mengesekusi program-program kerakyatan, yang penting timnya kompak, solid,” ungkapnya.

Sementara itu, politikus Golkar Meutya Hafid mengatakan bahwa Prabowo menyatukan semangat antar-calon anggota tim yang datang dari latar belakang berbeda-beda.

“Presiden terpilih (Prabowo) juga menyampaikan pesan-pesan yang pada intinya adalah mengingatkan kita bahwa tantangan ke depan itu tidak mudah, dan semua harus siap dan semua harus bekerja secara cepat dengan memperhatikan perkembangan baik di dalam negeri maupun juga luar negeri, tata geopolitik punya tantangan sehingga memang semua harus kerja cepat, sangat optimis,” tutur Meutya.

Infografis 49 Calon Menteri Penghuni Kabinet Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Politikus Gerindra sekaligus Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Supratman Andi Agtas juga mengulas pesan yang disampaikan Prabowo saat pembekalan calon menteri.

“Intinya, presiden terpilih memberikan arahan kepada kami semua untuk membantu beliau. Tetapi pesan yang paling mendalam bahwa APBN itu benar-benar harus digunakan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat,” tutur Supratman di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

Dia menyebut, para calon menteri diminta untuk bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing dan selalu berkoordinasi demi mewujudkan visi misi presiden. “Itu yang ditekankan oleh Bapak Presiden Terpilih,” jelas dia.

“Yang paling berkesan adalah pengarahan dari Presiden Terpilih menyangkut soal bagaimana kemudian kita melaksanakan kegiatan dalam rangka untuk mendukung kemandirian atau ketahanan pangan,” sambungnya.

Tidak ketinggalan pembahasan menyangkut pengelolaan energi dan air untuk rakyat sebagaimana amanah UUD 1994.

“Karena itu presiden terpilih menyatakan apapun yang terjadi beliau meminta kepada kami semua untuk tidak mencoba memanfaatkan APBN untuk kepentingan diri sendiri,” kata Supratman Andi Agtas menandaskan.

Pembekalan pada hari pertama ini dilaporkan diikuti oleh 59 orang yang diproyeksikan sebagai calon menteri. Hanya saja tidak disebutkan daftar nama tokoh yang hadir. Berdasarkan pantauan Liputan6.com di lokasi, setidaknya ada 19 tokoh populer yang terlihat hadir pada pembekalan tersebut, di antaranya:

  1. Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra;
  2. Politikus Golkar Nusron Wahid;
  3. Sekjen Kemendag Budi Santoso;
  4. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo;
  5. Wamen ATR BPN Raja Juli Antoni;
  6. Mensetneg Pratikno;
  7. Panglima TNI Jenderal Agus Subianto;
  8. Menkominfo Budi Arie Setiadi;
  9. Waketum PAN Yandri;
  10. Jaksa Agung ST Burhanuddin;
  11. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto;
  12. Aktivis HAM Natalius Pigai;
  13. Menkeu Sri Mulyani;
  14. Mensos Saifullah Yusuf;
  15. Wapres Terpilih Gibran Rakabuming Raka;
  16. Anggota DPR RI Meutya Hafid;
  17. Menteri ATR BPN Agus Harimurti Yudhoyono;
  18. Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan; dan
  19. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Pembekalan Hari Kedua

Jurnalis Kompas TV Ni Luh Puspa hadir di Hambalang. Dia datang satu mobil dengan pengacara Otto Hasibuan dan Mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi).

Pada hari kedua, giliran calon wakil menteri yang datang mengikuti pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024). Prabowo kembali menyampaikan sejumlah materi, salah satunya pendidikan antikorupsi kepada deretan calon wakil menteri.

“Materi seperti yang kemarin itu (pembekalan hari pertama) salah satu temanya (antikorupsi),” kata Ketum Partai Gelora Anis Matta kepada awak media di Padepokan Garuda Yaksa, Kamis pagi.

Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga mengaku untuk mengikuti pembekalan hari ini, dirinya sudah membaca visi misi materi dari Prabowo Subianto. “Kita sudah persiapan khusus sesuai dengan apa yang menjadi visi misi presiden,” jelas Viva.

Namun berbeda dengan jumlah tokoh atau politikus yang dipanggil ke Kertanegara pada Selasa, 15 Oktober 2024 lalu, jumlah peserta pembekalan di Hambalang pada hari kedua ini hanya 54 orang. Ada beberapa nama yang sempat datang ke Kertanegara, tidak dipanggil ke Hambalang, seperti artis sekaligus pengusaha Raffi Ahmad, musisi Yovie Widiyanto, dan penceramah kondang Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah. 

Namun justru ada nama baru yang hadir di Hambalang, padahal sebelumnya tidak terlihat di rumah Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, pada Selasa (15/10/2024). Nama itu adalah jurnalis Kompas TV Ni Luh Puspa. Dia datang satu mobil dengan pengacara Otto Hasibuan dan mantan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

Saat ditanyai kehadirannya, Ni Luh Puspa tidak menyampaikan sepatah katapun, hanya melemparkan senyum ke awak media.

Sementara Bima Arya menyebut, kini giliran calon wakil menteri yang dapat pemberian materi dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto. "Ini kloter Wamen," kata Bima singkat.

Setelah acara selesai, Bima Arya mengungkapkan pesan Prabowo dalam pembekalan tersebut. Dalam pidato pembukaannya, Prabowo menyampaikan pentingnya menyamakan frekuensi dan perspektif antar-anggota kabinet dari latar belakang beragam serta menekankan prioritas pemerintahan ke depan.

"Kata beliau, latar belakang anggota kabinet berbeda-beda, ada aktivis, ada budayawan, politisi. Maka dari itu, harus disamakan frekuensinya, perspektifnya," kata dia di Hambalang, Kamis malam.

Selain itu, Prabowo juga memberikan pemahaman terhadap konstelasi global, yang mencakup aspek geopolitik dan ekonomi.

"Beliau menyampaikan dan menggarisbawahi daripada kita tentang seni mengelola negara secara andal, atau seni keterampilan mengelola negara," ucap dia.

Bima Arya mengatakan, pembekalan ini juga menghadirkan narasumber dari latar belakang internasional. Peserta mendengarkan paparan mengenai isu-isu pemberantasan korupsi, kecerdasan buatan, dan keberhasilan pertumbuhan ekonomi Dubai.

Bima Arya menilai, materi pembekalan sangat informatif dan bermanfaat, memberikan wawasan yang luas bagi semua peserta.

"Jadi kami satu hari ini dibukakan perspektifnya, disamakan frekuensinya, dan kita lebih memahami apa yang dipahami oleh presiden terpilih," ucap dia.

Menurut dia, pembekalan ini merupakan satu langkah untuk mempersiapkan transisi pemerintahan. Diharapkan, pembantu presiden yang berasal dari pelbagai latar belakang bisa memahami program-progam dan target pencapaian pemerintah ke depan.

"Karena menurut presiden terpilih yang perlu kita kuatkan adalah kebersamaan elite. Makanya kalau orang bilang ini kabinet gemuk ya memang ini adalah kabinet yang berusaha mengakomodasi semua yang penting sekarang kan strukturnya fungsinya koordinasi, kolaborasi itu bisa dilakukan dengan baik," ucap dia.

Berdasarkan data yang diterima dari petugas di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, 54 peserta yang hadir pada hari kedua pembekalan calon anggota Kabinet Prabowo-Gibran, di antaranya adalah:

  1. Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto;
  2. Veronica Tan;
  3. Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk;
  4. Politikus Golkar Lodewijk F Paulus;
  5. Pengacara Otto Hasibuan;
  6. Dubes Indonesia untuk PBB Armanatha Natsir;
  7. Ketum Partai Gelora Anis Matta;
  8. Mantan Walkot Bogor Bima Arya Sugiarto;
  9. Waketum PAN Viva Yoga;
  10. Sekjen PSI Isyana Bagoes Oka;
  11. Politisi Golkar Christina Aryani;
  12. Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla;
  13. Stafsus Milenial Presiden Aminuddin Ma’ruf;
  14. Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo;
  15. Dirut Aviasi Pariwisata Indonesia Dony Oskaria;
  16. CEO Bomba Group Todotua Pasaribu;
  17. Wamen Investasi/Wakil Kepala BKPM Yuliot Tanjung;
  18. Mantan atlet bulu tangkis Taufik Hidayat;
  19. Politikus PAN Zita Anjani;
  20. Ketum Prima Agus Jabo Priono;
  21. Komisaris LEN Helvi Yuni Moraza;
  22. Wamen Kominfo Angga Raka Prabowo;
  23. Wamen Kominfo Nezar Patria;
  24. Politikus Gerindra Immanuel Ebenezer Gerungan;
  25. Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono;
  26. Tokoh Kalsel Sulaiman Umar;
  27. Wamentan Sudaryono;
  28. Waketum PKB Faisol Riza;
  29. Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono;
  30. Anggota DPR RI Dyah Roro Esti;
  31. Purnawirawan Polri Komjen Suntana;
  32. Purnawirawan TNI AL Laksdya Didit Ashaf;
  33. Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti;
  34. Akademisi Muhammad Syahril Badri;
  35. Waketum Gelora Fahri Hamzah;
  36. Staf Pribadi Presiden Ossy Dermawan;
  37. Politisi Gerindra Ahmad Riza Patria;
  38. Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis PP Muhammadiyah Fajar Riza Ul Haq;
  39. Mantan Rektor UMM Fauzan;
  40. Akademisi Stella Christie;
  41. Akademisi Prof Atip Latipulhayat;
  42. Politikus Gerindra Romo Syafi’i;
  43. Mantan Ketum PSI Giring Ganesha;
  44. Mantan Stafsus Jokowi Juri Ardiantoro;
  45. Marsda TNI Bambang Eko;
  46. Stafsus Menhan Edward Omar;
  47. Aktivis 98 Mugiyanto;
  48. Purnawirawan Polri Komjen (Purn) Purwadi;
  49. Dirjen Imigrasi Silmy Karim;
  50. Wamenkeu Tommy Djiwandono;
  51. Wamenkeu Suahasil Nazara;
  52. Akademisi Anggito Abimanyu;
  53. Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Febrian Alphyanto Ruddyard; dan
  54. Presenter TV Ni Luh Puspa.

Infografis 59 Kandidat Wamen dan Kepala Badan Kabinet Prabowo-Gibran

Infografis 59 Kandidat Wamen dan Kepala Badan Kabinet Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya