Aktivis dan pegiat hak asasi manusia sekaligus penggagas Aksi Kamisan, Maria Catarina Sumarsih mengikuti aksi Kamisan yang ke-836 di depan Istana Negara, Kamis (17/10/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Aksi Kamisan di ujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo itu ditandai dengan pembacaan surat terakhir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Surat terakhir untuk Presiden Joko Widodo berisi kekecewaan atas tidak terealisasinya janji-janji untuk keadilan bagi korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) selama 10 tahun berkuasa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Dalam 10 tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, janji penegakan hukum dan HAM dalam Nawacita tidak terealisasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Impunitas terus menguat. Keluarga maupun korban pelanggaran HAM berat masa lalu masih belum mendapat keadilan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Aksi Kamisan merupakan gerakan yang dilakukan sekelompok orang yang melakukan aksi damai dengan berdiri di seberang Istana Merdeka, Jakarta setiap hari Kamis sore. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Aksi Kamisan dilakukan untuk menuntut penyelesaian peristiwa pelanggaran HAM di masa lalu yang tidak kunjung tuntas kepada pemerintah Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Aksi Kamisan diinisiasi Maria Catarina Sumarsih, ibu dari Bernardus Realino Norma Irmawan atau Wawan. Wawan merupakan mahasiswa Unika Atmajaya yang tewas dalam peristiwa Semanggi I pada 1998. Sumarsih memastikan Aksi Kamisan akan terus ada sampai keadilan ditegakkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)