Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan kecewa sering kali datang tanpa diundang. Setiap orang pasti pernah merasakannya, baik karena kegagalan, kekecewaan terhadap orang lain, atau keadaan yang tidak sesuai harapan.
Namun, bagaimana seharusnya kita merespons kekecewaan tersebut agar tidak terjerumus ke dalam keputusasaan?
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, memberikan pandangan menarik mengenai cara menghadapi kekecewaan.
Menurut Gus Baha, kekecewaan seharusnya tidak dihadapi dengan keluhan, melainkan dengan memperbanyak tasbih atau dzikir. Tasbih dianggap sebagai obat yang paling ampuh dalam meredakan rasa kecewa.
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Penginngaji, Gus Baha menjelaskan bahwa tasbih adalah bentuk wirid yang luar biasa.
Misalnya, dengan mengucapkan "Subhanallah wa bihamdihi adada khalqihi," seseorang dapat melatih hatinya untuk lebih menerima takdir Allah SWT dengan lapang dada.
Dzikir ini bukan hanya sekadar ucapan, melainkan juga cara untuk mengingat bahwa segala sesuatu, baik atau buruk, terjadi atas kehendak Allah.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Analogi Menarik Kutu dan Kekecewaan
Gus Baha juga menyampaikan bahwa terkadang, kita merasa janggal atau tidak nyaman dengan adanya hal-hal yang menurut kita tidak baik.
Sebagai contoh, adanya orang-orang yang berperilaku tidak sesuai norma atau bahkan melakukan tindakan yang kita anggap buruk. Namun, semua itu sebenarnya adalah bagian dari kehendak Allah, yang mungkin memiliki maksud dan fungsi tertentu di baliknya.
Ia memberikan ilustrasi sederhana, seperti keberadaan kutu pada hewan. Meskipun kutu dianggap sebagai makhluk yang mengganggu, keberadaannya ternyata memiliki fungsi tersendiri.
"Karena adanya kutu, muncul industri pabrik sampo yang memberikan pekerjaan kepada banyak orang. Jika Allah tidak menciptakan kutu, maka pabrik sampo mungkin tidak akan ada," katanya.
Contoh lain yang diangkat oleh Gus Baha adalah kotoran hewan. Bagi sebagian orang, kotoran hewan mungkin dianggap menjijikkan dan tidak berguna.
Namun, bagi para petani, kotoran hewan adalah sumber pupuk yang sangat penting untuk menyuburkan tanaman. Dengan demikian, sesuatu yang awalnya dianggap tidak berharga ternyata memiliki fungsi yang besar dalam kehidupan.
Gus Baha mengingatkan bahwa dalam iman, kita diajarkan untuk meyakini bahwa segala sesuatu, baik kebaikan maupun keburukan, adalah kehendak Allah.
Keyakinan ini dikenal dengan istilah "Khoirihi wa syarrihi minallah," yang berarti segala kebaikan dan keburukan berasal dari Allah. Ini adalah bagian dari rukun iman yang harus diyakini oleh setiap Muslim.
Advertisement
Ini Dzikir Tasbih yang Disarankan Gus Baha
Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa ketika seseorang tidak memahami rahasia takdir Allah atau merasa tidak mampu menjelaskan mengapa hal-hal tertentu terjadi, cara terbaik untuk menenangkan diri adalah dengan membaca tasbih.
Salah satu dzikir yang dianjurkan adalah "Subhanallah wa bihamdihi; 'adada khalqihi, wa ridha nafsihi, wa zinata 'arsyihi, wa midaada kalimatihi."
Dzikir ini mengandung pujian kepada Allah dengan menyebutkan jumlah makhluk-Nya, keridhaan-Nya, berat timbangan 'Arsy-Nya, dan sebanyak tinta yang menulis kalimat-kalimat-Nya.
Dengan memperbanyak dzikir ini, hati akan menjadi lebih tenang, dan kekecewaan yang dirasakan perlahan akan mereda.
Gus Baha menekankan pentingnya memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini memiliki maksud dan hikmah tersendiri. Terkadang, kita mungkin tidak mampu memahami hikmah tersebut dalam waktu yang singkat, namun dengan keyakinan yang kuat dan dzikir, hati kita akan lebih mudah menerima kenyataan dan tidak larut dalam kekecewaan.
Dalam ceramahnya, Gus Baha juga memberikan contoh lain tentang bagaimana kekecewaan bisa dihadapi dengan iman yang kuat.
Misalnya, ketika seseorang merasa kecewa karena usaha yang dilakukan tidak membuahkan hasil, tasbih dapat menjadi pelipur lara yang mengingatkan bahwa hasil akhir adalah hak prerogatif Allah, dan tugas manusia hanyalah berusaha dan bertawakal.
Dengan memupuk kebiasaan berdzikir, Gus Baha menyampaikan bahwa hati kita akan lebih siap menghadapi berbagai ujian kehidupan. Tasbih, dalam konteks ini, tidak hanya sekadar kalimat pujian kepada Allah, tetapi juga sarana untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Sang Pencipta dan menerima apapun takdir yang telah ditetapkan.
Melalui pemahaman ini, Gus Baha mengajak setiap Muslim untuk selalu memperbanyak tasbih dan dzikir, terutama ketika merasa kecewa atau menghadapi situasi sulit. Dengan mengingat Allah dan memuji-Nya, kekecewaan yang dirasakan akan terasa lebih ringan dan hati akan kembali tenang.
Pesan Gus Baha ini menjadi pengingat bagi setiap Muslim bahwa tidak ada kejadian di dunia ini yang sia-sia. Segala sesuatu memiliki hikmah dan fungsi tersendiri dalam skenario besar kehidupan yang telah dirancang oleh Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul