Keterisian Pesawat Cuma 70%, Perusahaan Penerbangan Minta Tolong 8 Kementerian

Untuk membantu kebangkitan industri penerbangan nasional, INACA berharap pada kerja sama 8 kementerian. Diantaranya, Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

oleh Arief diperbarui 17 Okt 2024, 20:30 WIB
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Denon Prawiraatmadja berbicara mengenai calon Menteri Perhubungan di Kabinet Prabowo. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) mencatat, tingkat keterisian dari pesawat terbang belum sepenuhnya pulih. Maka, pemerintah diminta turut andil untuk menggenjot tingkat wisatawan.

Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja mengatakan, industri penerbangan belum sepenuhnya pulih. Hal itu terlihat dari tingkat keterisian pesawat dengan rata-rata 70 persen.

"Tapi memang kita menyadari bahwa saat ini baru mencapai angka sekitar 70% dari jumlah pesawat atau kapasitas seat yang sebelum COVID-19 ya 2019 tentu masing-masing anggota kita juga mempunyai tantangan di dalam menyelesaikan periode COVID-19 itu," ungkap Denon usai Rapat Umum Anggota INACA, di PIK, Jakarta, Kamis (17/10/2024).

Melihat adanya tantangan itu, dia menyarankan sejumlah kebijakan bagi pemerintahan baru di bawah komando Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Dia berharap, pada 2025 nanti jadi momentum kebangkitan dari industri penerbangan Tanah Air.

Untuk membantu kebangkitan itu, Denon berharap pada kerja sama 8 kementerian. Diantaranya, Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Kemudian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM.

"Delapan kementerian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi di dalam meningkatkan traffic domestik dan pendukung pariwisata nasional kita," ujar dia.

 


Permintaan INACA

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA), Denon Prawiraatmadja berbicara mengenai calon Menteri Perhubungan di Kabinet Prabowo. (Arief/Liputan6.com)

Lebih lanjut, Denon berharap seluruh kementerian tadi bisa duduk bersama untuk menyamakan persepsi di industri pariwisata. Termasuk membuka peluang kolaborasi maskapai pelat merah dan swasta.

"Bagaimana menyamakan persepsi agar tujuan-tujuan pariwisata dan kolaborasi antara private sector dan BUMN ini bisa saling melengkapi, rute-rute jarang, rute-rute penuh ini harus menjadi perhatian pemerintah dalam rangka konektivitas," sebutnya.

Kemudian mengenqi pemberlakuan status-status bandara internasional atau bandara-bandara domestik yang turut menjadi perhatian. Kaitannya bagi trafik dari penerbangan itu sendiri.

"Penting buat kita karena concernnya bukan hanya masalah penumpang tapi kegiatan logistik dalam mendorong UMKM atau local commodities yang sama-sama kita ketahui bahwa setiap provinsi memiliki potensi komoditi yang berbeda-beda," urainya.


Salah Satu Maskapai Tertua di Dunia Tumbang, Akhiri Layanan Penerbangan Selamanya pada 28 Oktober 2024

Maskapai Czech Airlines. (dok. Daniel SLIM / AFP)

Satu lagi maskapai penerbangan gugur. Terbaru adalah Czech Airlines, maskapai penerbangan nasional Republik Ceko itu akan menghentikan semua layanannya pada Oktober 2024 setelah hampir 100 tahun beroperasi.

Maskapai penerbangan yang memiliki sejarah hampir satu abad ini pernah menjadi salah satu yang terbesar di Eropa Timur. Penerbangan terakhir akan dilakukan pada 28 Oktober 2024. Selanjutnya, operasional mereka akan dialihkan ke maskapai penerbangan Ceko lainnya, Smartwings.

Mangutip laman news.co.au, Senin (30/9/2024), maskapai plat merah itu mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir karena sejumlah alasan, termasuk dampak serangan 11 September, kebangkitan maskapai penerbangan bertarif rendah, dan pandemi Covid. Ada juga laporan tentang kesalahan manajemen internal yang menyebabkan pembelian mahal dan pengeluaran berlebihan, yang juga menyebabkan penurunan kinerja maskapai ini.

Saat ini, Czech Airlines hanya memiliki dua pesawat Airbus A320-200. Selanjutnya, pesawat akan diintegrasikan sepenuhnya ke dalam Smartwings.

Pesawat itu dioperasikan untuk dua rute, yakni ke Paris dan Madrid dari Bandara Václav Havel Praha. Penerbangan terakhir maskapai ini akan tiba dari Paris pada 28 Oktober, menandai berakhirnya operasinya secara resmi. Program frequent flyernya, OK Plus dan OK Plus Corporate, juga akan dihentikan pada pengaturannya saat ini.

Czech Airlines adalah maskapai penerbangan tertua kelima di dunia, setelah KLM Belanda (1919), Avianca Kolombia (1919), Qantas Australia (1920), dan Aeroflot Soviet/Rusia (1923). Penerbangan reguler pertamanya dilakukan pada 29 Oktober 1923, ketika Czechoslovak State Airlines menjadi nama resminya.


Masa Kejayaan Czech Airlines

Pada tahun-tahun awal, maskapai ini memainkan peran penting dalam menghubungkan Praha ke Bratislava di Slovakia. Dulunya, kedua kota itu bernaung di bawah negara yang sama, yakni Cekoslovakia. Layanan rute internasional lainnya, seperti ke Paris, Berlin, dan Moskow menyusul tak lama kemudian.

Selama Perang Dunia II, maskapai tersebut menghentikan operasinya sementara, tetapi melanjutkan layanannya setelah perang berakhir. Pasca-perang, maskapai ini terus memperluas jaringan rutenya, dengan penerbangan ke Eropa, Timur Tengah, dan Asia.

Pada era 1980an, maskapai ini telah menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Eropa Timur, dan melayani lebih dari 50 tujuan. Saat ini, Smartwings adalah maskapai penerbangan terbesar di Republik Ceko, menawarkan penerbangan reguler ke lebih dari 80 tujuan. Meskipun kantor pusatnya berada di Praha, maskapai itu juga beroperasi di Slovakia, Polandia, dan Hungaria.

Nasib Czech Airlines menyusul maskapai negara Italia yang lebih dulu ditutup. Alitalia mengumumkan tak lagi menjual tiket jelang penutupan permanen pada 2021. Maskapai ini telah berjuang selama bertahun-tahun dan kini berada di ambang kejatuhan.

"Setiap kali ia berhasil diselamatkan, meski dengan satu-satunya hasil dari memperpanjang penderitaannya", kata Giovanni Orsina, direktur School of Government di LUISS University, dilansir CNN, Senin, 30 Agustus 2021. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya