Penumpang KRL Diramal Tembus 1 Juta Orang saat Pelantikan Prabowo

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan menambah layanan operasi KRL Commuter Line Jabodetabek pada Sabtu dan Minggu, 19-20 Oktober 2024. Bertepatan dengan acara pelantikan presiden bersama wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 18 Okt 2024, 10:15 WIB
Kereta commuter line melintas di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/2/2020). PT KCI melakukan rekayasa perjalanan KRL Bogor dan Bekasi terkait penggantian wesel atau persimpangan rel di stasiun Gambir dan Jakarta Kota. (merdeka.com/Magang/Muhammad Fayyadh)

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter akan menambah layanan operasi KRL Commuter Line Jabodetabek pada Sabtu dan Minggu, 19-20 Oktober 2024. Bertepatan dengan acara pelantikan presiden bersama wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus menyampaikan, pihaknya besok akan mengoperasikan 1.048 perjalanan dari yang seharusnya hanya 962 perjalanan. Penambahan dilakukan lantaran pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek diperkirakan akan meningkat 45 persen jika dibanding rata-rata pengguna pada hari Minggu.

Hal yang sama juga terjadi pada 5 Oktober 2024 lalu. Bertepatan dengan perayaan HUT TNI, terjadi lonjakan pengguna pada akhir minggu sekitar 45-50 persen.

"Diprediksi total pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek akan menembus 1 juta lebih pengguna. Jadi ada potensi akan terjadi kepadatan di stasiun-stasiun yang berlokasi di sekitar pusat kegiatan seperti Stasiun Sudirman, Stasiun BNI City, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Tanah Abang sebagai stasiun transit," terang Joni, Jumat (18/10/2024).

Di Stasiun Sudirman, diprediksi terjadi total lonjakan pengguna mencapai 25-33 ribu orang, dengan rata-rata volume pengguna pada hari Minggu sebanyak 22 ribu orang. Sedangkan di Stasiun BNI City diprediksi terjadi lonjakan hingga 2.200 orang, dengan rata-rata sebanyak 1.400 orang.

Sementara volume transit di Stasiun Manggarai juga diprediksi akan mengalami kenaikan 62 persen, atau total sebanyak 242 ribu orang. Sedangkan di Stasiun Tanah Abang juga diprediksi naik sebesar 37 persen atau total sebanyak 137 ribu orang.

Dengan pengaturan pola operasi mengacu hari kerja, KAI Commuter menyiapkan kapasitas angkut pengguna yang bisa dilayani sepanjang hari sebanyak 1,8 juta lebih orang. Selain itu, pada pola operasi ini, headway atau waktu tunggu perjalanan KRL Commuter Line pada masing-masing lintas juga semakin cepat.

"Pada lintas Bogor headway perjalanan selama 5 menit, sedangkan pada lintas Bekasi/Cikarang selama 7 menit dan lintas Serpong/Rangkasbitung selama 15 menit. Sementara itu untuk lintas Tangerang selama 18 menit dan lintas Tanjung Priok selama 20 menit," sambung Joni.

 


Stasiun Alternatif

Hingga kini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih mengkaji skema tarif hingga data acuan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

KAI Commuter mengimbau pengguna untuk mencari stasiun-stasiun keberangkatan dan tujuan alternatif jika terjadi kepadatan. Seperti lokasi Stasiun Sawah Besar yang berjarak 1,8 km dari Kawasan Monas, bisa menjadi alternatif jika Stasiun Juanda dan Stasiun Gondangdia mengalami kepadatan, atau Stasiun Tanah Abang yang berjarak 2,2 km.

Sedangkan untuk menuju Kawasan Sudirman atau Bundaran HI, pengguna bisa memilih Stasiun Cikini, Tanah Abang, Karet dan Gondangdia yang berjarak 1,5-2 km sebagai alternatif jika Stasiun Sudirman dan Stasiun BNI City terjadi kepadatan. Pengguna juga bisa turun dan naik di Stasiun BNI City yang memiliki fasilitas ruang tunggu dan peron kereta yang cukup luas.

KAI Commuter juga akan melakukan penambahan dan penebalan petugas pengamanan dari petugas internal maupun TNI/Polri di stasiun-stasiun yang berada di sekitar pusat perayaan tersebut. Selain itu, KAI Commuter juga akan membuka loket portabel dan memberlakukan sistem buka tutup antrean pengguna yang akan masuk ke area peron stasiun jika keadaan sudah ramai.

 


KAI Commuter

Direktur Pengembangan Big Data INDEF Eko Listiyanto, kelas menengah dibuat bingung dengan kebijakan pemerintah. Di satu sisi saat rencana skema pemberian subsidi untuk KRL Jabodetabek diubah menjadi berbasis NIK mengemuka, di sisi lain pemerintah juga memberikan sinyal rencana pembatasan BBM subsidi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak hanya itu, KAI Commuter pun akan melakukan antisipasi dengan melakukan rekayasa pola operasi dan penambahan perjalanan KRL Commuter Line secara situasional sesuai dengan kondisi di lintas.

Untuk kelancaran dan kenyamanan dalam melakukan tap in-out di stasiun, pengguna diimbau untuk menggunakan KMT dengan versi keluar terbaru jika menggunakannya untuk transaksi pembayaran tiket.

"KAI Commuter juga mengimbau seluruh pengguna untuk tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan. Ikuti arahan dan petugas di stasiun agar semuanya bisa tetap teratur dan berjalan lancar," pungkas Joni.

Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya