Liputan6.com, Jakarta - Setelah Porsche melakukan penarikan pada model Taycan yang melibatkan hampir 28.000 unit di AS akibat berpotensi alami korsleting pada baterai, nampaknya Audi menyusul karena mengalami masalah serupa dengan model E-tron GT dan RS E-tron GT.
Jenama asal Jerman itu menyebut bahwa model E-tron GT dan RS E-tron GT keluaran 2020-2022 mengalami tegangan tinggi pada baterai dari LG Energy Solution, yang berakibat pada risiko kebakaran.
Advertisement
Potensi ini sangat merugikan bagi pemilik kendaraan, sebab jika terjadi korsleting tidak ada peringatan apapun.
Recall ini menjadi yang kedua kalinya bagi Audi dengan masalah yang sama pada Maret lalu. Saat itu, model Audi yang terdampak berjumlah 1.042 unit.
Namun setelah dianalisis, Audi mengganti semua modul baterainya yang bertegangan tinggi .
Meski sudah diganti, Audi menyebut sel-sel dalam baterai bisa berubah selama masa pakainya, sehingga memerlukan pemantauan terus-menerus.
Audi akan berupaya untuk mengatasi masalah yang terjadi, dengan menanamkan software diagnostik internal agar bisa mendeteksi keanehan pada baterai, yang mengalami tegangan tinggi di masa mendatang.
Jika software tersebut telah rampung, dan ditemukan baterai yang bermasalah maka Audi akan langsung menggantinya secara gratis.
Upaya Audi atasi Masalah pada Baterai yang Berujung Recall
Akibat masalah tersebut, anak perusahaan Volkswagen itu terpaksa harus menarik 6.499 kendaraan di AS, dengan jumlah 4.980 E-tron GT keluaran 26 Maret 2021 hingga 22 Desember 2023, serta 1.519 RS E-tron GT yang diproduksi 18 Maret 2021 hingga 15 Februari 2024.
Hingga kini Audi belum menerima laporan dari pelanggan terkait masalah tersebut yang berakibat pada kecelakaan, cedera ataupun kebakaran.
Sama halnya dengan Porsche Taycan, Audi tidak bisa memastikan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu dekat. Namun diperkirakan akan rampung hingga kuartal pertama 2025.
Sementara itu, Audi tengah berupaya untuk mencegah kemungkinan terburuk, dengan mengimbau kepada pemilik untuk mengisi baterai hingga 80 persen sampai modul baterai bisa diganti.
Namun, pemilik kendaraan yang terdampak tidak mendapatkan surat panggilan atau peringatan maka segera membawa kendaraannya ke diler untuk dilakukan pemeriksaan, jika memang diperlukan baterai akan segera diganti.
Advertisement