Google AI Academy APAC Bantu Akselerasi Startup AI, Indonesia Kirimkan 2 Wakil

Google meluncurkan program AI Academy APAC untuk mendukung startup AI di Asia Tenggara, termasuk Kuasar dan Paperless Hospital dari Indonesia.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 18 Okt 2024, 19:00 WIB
Google for Startup resmi meluncurkan program AI Academy APAC. (Dok: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Google for Startup resmi meluncurkan program AI Academy APAC. Ini merupakan program perdana untuk mendukung 23 startup yang fokus pada pengembangan teknologi berbasis AI di Asia Pasifik.

Dalam program terbaru Google ini, ada dua startup asal Indonesia yang bergabung yakni Kuasar dan Paperless Hospital. Head of Google for Startups APAC Michael Kim mengaku saat bersemangat memulai program pertama ini.

"AI memiliki potensi untuk menjadi kekuatan penggerak yang luar biasa, dan istimewa melihat 23 startup ini memanfaatkan potensi AI untuk mengatasi tantangan besar," tutur Michael dalam sesi online bersama media.

Dijelaskan oleh Michael, startup yang bisa berpartisipasi dalam program ini setidaknya perlu memenuhi sejumlah persyaratan. Syarat utama adalah startup tersebut secara legal beroperasi di Asia.

Selain itu, startup tersebut harus sudah memiliki produk berbasis AI di tingkat tertentu. Jadi, program ini bisa membantu meningkatkan kemampuan atau layanan AI yang mereka miliki.

AI sendiri, menurut Michael, memiliki potensi sangat besar. Sebab, AI bisa membantu mengatasi problem di sektor yang kurang terlayani, seperti meningkatkan akses ke layanan keuangan dan kesehatan, hingga kolaborator AI untuk pengacara.

Untuk itu, dalam program ini, para peserta akan mengikuti sejumlah sesi mentorship dari para ahli AI dan cloud. Tidak hanya itu, para mentor juga bisa membantu peserta membuat roadmap pengembangan AI di startup mereka.

Nantinya, para peserta juga berkesempatan mendapatkan kredit Google Cloud hingga USD 350.000, termasuk kesempatan terhubung dengan para inovator AI lainnya di seluruh wilayah Asia Pasifik.

Program ini digelar mulai Oktober hingga Desember 2024. Pesertanya berasal dari sejumlah negara seperti India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Pakistan, dan Singapura.

Bicara soal startup Indonesia di program ini, ada Kuasar yang sedang mengembangkan platform influencer dari AI. Platform ini dirancang untuk menjangkau pasar Asia Tenggara dan memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk bisnis.

Sementara wakil Indonesia lainnya, yakni Paperless Hospital, fokus pada transformasi digital di sektor kesehatan. Dengan memanfaatkan AI, mereka mengembangkan solusi untuk merampingkan pekerjaan administratif para tenaga medis.


Google Play dan Unity Kolaborasi, Sertifikasi 155 Developer Indonesia Go Global

115 developer Indonesia yang telah menyelesaikan program pelatihan Google Play x Unity. (Dok: Google)

Sebelumnya, Google juga telah mengumumkan ada 155 developer Indonesia yang telah menyelesaikan program pelatihan Google Play x Unity. Para lulusan ini kini menyandang predikat sebagai Unity-Certified Associate.

Menurut Google, kredensial ini pun akan memberi para developer keunggulan bersaing di bursa kerja dengan menunjukkan mereka telah menguasai berbagai keterampilan utama Unity.

Program tersebut ditutup dalam acara IGDX (Indonesia Game Developer eXchange) yang diadakan di Bali. Ada lebih dari 500 developer dan mahasiswa dari 10 provinsi yang telah berpartisipasi.

Untuk tahun ini, ada tiga jalur spesialisasi yang disediakan yaitu Game Developer, Programmer, dan Artis.

Sebanyak 330 di antaranya berhasil menyelesaikan kurikulum, sedangkan 155 peserta menerima sertifikasi Unity Associate, termasuk 15 developer perempuan.

"Sertifikasi Unity diakui secara global dan kami yakin sertifikasi ini akan membuka peluang baru yang luar biasa bagi mereka, tidak hanya sebagai developer, tetapi juga sebagai entrepreneur," tutur Direktur Google Play Asia-Pasifik Scaled Business & Partner Ecosystem Kunal Soni dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (15/10/2024).


Developer Aktif di Indonesia

Direktur Google Play Asia-Pasifik Scaled Business & Partner Ecosystem Kunal Soni

Indonesia saat ini memiliki lebih dari 10.400 developer aktif dan merupakan komunitas developer terbesar ke-12 di Google Play.

Di tengah perkembangan itu, minat pada program Google Play x Unity ini meningkat lima kali lipat dibandingkan program perdana tahun lalu.

"Kemitraan kami dengan Unity, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) merupakan yang pertama di dunia," tutur Kunal melanjutkan. 

Sebagai informasi, Unity merupakan platform untuk membuat dan mengoperasikan konten 3D digital real-time, serta merupakan pondasi beberapa game sukses di dunia, seperti Free Fire dan Mobile Legends: Bang Bang. 


Komitmen Google Play

Melalui kolaborasi dengan Unity, Google Play berkomitmen membantu developer Indonesia mendapatkan kredensial untuk keterampilan utama yang diperlukan di berbagai pekerjaan dalam dunia pengembangan game.

Kunal menuturkan, seiring dengan pertumbuhan ekonomi seluler di Indonesia, Google Play tetap berkomitmen menyediakan sumber daya, pelatihan, dan alat yang dibutuhkan developer lokal agar dapat sukses di pasar global yang makin kompetitif.

"Sertifikasi ini sangat dicari oleh para manajer perekrutan di industri game. Setelah menyelesaikan program dan lulus ujian, saya mendapatkan sertifikat yang terbukti berguna sekali dalam proses perekrutan," tutur Sayid Achmad Maulana, mahasiswa dari Universitas Dinamika Bangsa, Jambi.

IGDX sendiri merupakan isiatif yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bekerja sama dengan Asosiasi GameIndonesia (AGI). Event ini bertujuan mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri game Indonesia.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya