Liputan6.com, Tokyo - Seorang pria di Jepang tengah memicu kontroversi karena diketahui memiliki empat istri dan dua orang pacar. Ia bahkan bercita-cita memiliki 54 anak dan ingin disebut sebagai "Dewa Pernikahan".
Lebih mengejutkannya lagi, Ryuta Watanabe (36) tidak bekerja selama 10 tahun dan hidup dengan mengandalkan gaji dari istri dan pacarnya.
Advertisement
Pria yang tinggal di prefektur utara Hokkaido itu kini sudah memiliki 10 anak. Ia tinggal bersama tiga istri dan dua anak.
Dilansir SCMP, Senin (21/10/2024), Watanabe berperan sebagai kepala rumah tangga, memasak, mengerjakan pekerjaan rumah, dan mengurus anak-anak.
Biaya rumah tangga yang kira-kira mencapai 914 ribu yen atau sekitar Rp94,3 juta itu ditanggung oleh para istri dan pacarnya.
Sebelum memiliki banyak pasangan, Watanabe mengungkapkan bahwa sekitar enam tahun lalu ia pernah merasa depresi dan mengandalkan biaya hidup dari tunjangan sosial. Dalam keterpurukannya itu, ia dicampakkan oleh pacarnya.
Ia mengatakan hal inilah yang mendorongnya untuk mulai berkencan dengan berbagai wanita melalui aplikasi kencan.
Ingin Pecahkan Rekor
Awal tahun ini, di acara TV Jepang Abema Prime, Watanabe mengatakan, "Saya suka wanita. Selama kita saling mencintai secara setara, tidak akan ada masalah."
Watanabe juga mengatakan bahwa setiap istrinya memiliki kamar sendiri, dan ia tidur dengan istri yang berbeda setiap malam.
Ia mengaku berhubungan seks lebih dari 28 kali seminggu, dan mengatakan istri-istrinya tidak pernah cemburu, bahkan sebaliknya, mereka akur seperti teman.
Watanabe bermaksud memecahkan rekor sebagai ayah dari anak terbanyak di Jepang, dan menjadi apa yang disebut Dewa Pernikahan.
Watanabe berkata: "Saya ingin memiliki 54 anak agar nama saya tercatat dalam sejarah. Saya masih mencari istri baru."
Poligami merupakan hal ilegal di Jepang, yang berarti Watanabe tidak dapat secara hukum menikahi banyak wanita sekaligus.
Advertisement
Jadi Sorotan di Media Sosial
Gaya hidup keluarga Watanabe yang tidak konvensional ini lantas menarik perhatian di media sosial.
Salah satu pengguna media sosial berkomentar, "Anak-anaknya tidak akan pernah bisa memiliki hubungan dekat dengan ayah mereka karena jumlah mereka terlalu banyak."
"Saya tidak akan pernah membiarkan anak-anak saya sendiri berakhir seperti pria ini," kata yang lain.
Namun, yang ketiga memiliki pandangan yang berbeda: "Mereka tampak seperti keluarga yang bahagia. Hargai pilihan mereka."