Seorang anak laki-laki Palestina mengantri untuk menerima jatah makanan, yang ditawarkan oleh sebuah badan amal, di kamp pengungsi Al-Shati di Gaza pada 17 Oktober 2024. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Selama 11 hari beruntun, agresi militer Israel menyasar wilayah Jabalia dan daerah sekitarnya. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Penduduk setempat mengatakan pasukan Israel telah sepenuhnya mengisolasi wilayah utara, mengepung puluhan ribu keluarga tanpa makanan, air, dan obat-obatan. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Sebelumnya, Komisioner Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini pada Kamis (3/10/2024) menyatakan bahwa bencana kelaparan di Jalur Gaza terjadi akibat tindakan yang disengaja melalui blokade bantuan dan serangan sistematis Israel terhadap infrastruktur. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Dalam akun media sosialnya, pada Kamis (3/10/2024), mengatakan bahwa kelaparan telah menyebar di Gaza. Kelaparan ini seluruhnya adalah karena tindak manusia. Lebih dari 70 persen ladang tanaman pun hancur. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Jumlah warga Gaza yang tidak mendapat bantuan jatah makanan terus meningkat. Jika pada Agustus 2024 ada sekitar 1 juta orang, maka pada September 2024 melonjak menjadi 1,4 juta orang. (Omar AL-QATTAA/AFP)
Otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa (15/10/2024) mengatakan bahwa sejak 7 Oktober 2023, agresi militer Israel di Gaza telah menyebabkan 42.344 warga Palestina tewas serta kerusakan besar pada rumah dan infrastruktur. (Omar AL-QATTAA/AFP)