Iran: Spirit Perlawanan Akan Menguat Pasca Kematian Yahya Sinwar

Yahya Sinwar tewas oleh pasukan Israel pada usia 61 tahun, tidak lama setelah dia menduduk posisi puncak Hamas.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Okt 2024, 17:29 WIB
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Dok. Emmanuel Dunand/AFP)

Liputan6.com, Washington, DC - Misi Iran di PBB mengatakan pada hari Kamis (17/10/2024) bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar akan mengarah pada penguatan "perlawanan" di wilayah tersebut. Pernyataan tersebut muncul beberapa jam setelah Israel mengatakan telah membunuh Sinwar.

"Semangat perlawanan akan menguat. Dia akan menjadi model bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," kata misi Iran dalam unggahannya via media sosial X. "Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus berlanjut karena martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi."

Israel mengumumkan pada hari Kamis bahwa pasukannya telah membunuh Sinwar di Rafah, Gaza Selatan, dan dua pejuangnya pada Rabu (16/10) saat melakukan patroli rutin.

"Kemarin di Tel Sultan, Rafah, Yahya Sinwar dieliminasi oleh pasukan militer," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengabarkan kematian Sinwar dengan mengatakan, "Pembunuh massal Yahya Sinwar, yang bertanggung jawab atas pembantaian dan kekejaman pada 7 Oktober, telah disingkirkan... oleh tentara (militer Israel)."

Namun, sejauh ini Hamas belum mengonfirmasi kematian Sinwar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya