Cerita Aktor Legendaris Al Pacino Bangkit dari Kebangkrutan

aktor legendaris Al Pacino, yang dikenal lewat perannya "The Godfather", bercerita mengenai pahitnya pengelolaan keuangan di awal karier dalam memoar barunya, *"Sonny Boy."

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 21 Okt 2024, 06:00 WIB
Al Pacino dalam Piala Oscar 2024. (Jordan Strauss/Invision/AP)

Liputan6.com, Jakarta Aktor legendaris Al Pacino, yang dikenal lewat peran watak dalam "The Godfather" dan "Scarface," mengungkap cerita pahit tentang keuangan di awal kariernya dalam memoar barunya, "Sonny Boy."

Al Pacino yang berusia 84 tahun ini bercerita bahwa dia tidak pernah terjun ke dunia akting demi uang. Namun, ketika mulai menghasilkan jutaan dolar AS, dia tak benar-benar memahami bagaimana cara mengelola kekayaan

"Saya tidak mengerti cara kerja uang, sama seperti saya tidak mengerti cara kerja karier," tulisnya dalam buku itu. "Itu adalah bahasa yang tidak saya kuasai." Tambah Al Pacino dikutip dari CNBC, Senin (21/10/2024).

Al Pacino mengakui bahwa tanpa sadar ia menghabiskan uang untuk hal-hal yang tak masuk akal. Ketika memiliki banyak uang, dia membayar tukang kebun hingga USD 400.000 per tahun atau kurang lebih Rp 6,19 miliar untuk merawat rumah yang bahkan tidak dia tempati.

Selain itu, dia juga tak menyadari bahwa dia telah memiliki 16 mobil dan 23 ponsel yang semuanya dibayar dari kantongnya.

"Uang yang saya belanjakan dan ke mana uang itu pergi hanyalah kumpulan kerugian yang gila-gilaan," katanya. "Pintunya terbuka lebar dan orang-orang yang tidak saya kenal hidup dari saya." Tambah Al Pacino.

Namun, bukan hanya gaya hidup boros yang menjadi penyebab masalah finansialnya. Pacino kemudian mengetahui bahwa akuntannya telah salah mengelola uangnya hingga akhirnya membuatnya bangkrut.

"Saya punya USD 50 juta, lalu saya tidak punya apa-apa," tulis Pacino.


Kehilangan dan Kebangkitan

Saat kehilangan seluruh kekayaannya, Pacino telah berada di usia 70-an dan tak menyangka akan bisa kembali menghasilkan uang seperti dulu. Sebelum bangkrut, dia hanya mengambil peran-peran yang menurutnya bermakna, tanpa memikirkan besarnya bayaran.

Namun, situasi berubah. Jack and Jill adalah film pertama yang saya buat setelah saya kehilangan uang,"  kenangnya.

"Sejujurnya, saya melakukannya karena saya tidak punya apa-apa lagi." Selain itu, dia juga rela untuk membintangi beberapa film buruk yang menurutnya hanya dilakukan demi uang. "Ada beberapa film yang sangat buruk yang tidak akan disebutkan, hanya demi uang," tambahnya.

Menemukan Jalan Baru 

Pacino akhirnya menemukan cara untuk bertahan dengan melakukan sesuatu yang dia sukai yaitu mengadakan seminar dan berbicara tentang kariernya.

Dia mulai berkunjung ke universitas pada awal tahun 2000-an dan berbagi tentang buku serta penulis drama favoritnya.

Ketika dia membuka seminar ini untuk umum, hasilnya cukup untuk membiayai hidupnya selama sebulan.

"Jadi, saya mulai bepergian ke mana-mana. Dan saya mendapati bahwa itu berhasil,"tulisnya. "Penonton datang karena saya masih populer."


Optimisme di Tengah Kesulitan 

Meskipun menghadapi berbagai masalah keuangan, Pacino tidak pernah kehilangan harapan. "Saya selalu percaya bahwa saya akan mampu bangkit kembali dan tidak pernah putus asa," ungkapnya. 

Pacino juga mengungkapkan bahwa dia tidak menyesali masa lalunya. "Mereka punya ungkapan, anda tidak bisa melihat ke belakang  tulisnya. "Yah, saya melihat ke belakang dan saya menyukainya. Saya suka apa yang saya lihat. Saya suka bahwa saya pernah ada." 

Dengan memoarnya ini, Pacino ingin menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh pasang surut, namun dia selalu berhasil melawatinya dan menemukan jalan untuk bangkit.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya