Arsjad Rasjid Bongkar Cara Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%

Indonesia perlu mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satunya dengan mengoptimalkan keunggulan kompetitif Indonesia, termasuk jumlah tenaga kerja terbesar ke-4 di dunia.

oleh Arief Rahman H diperbarui 19 Okt 2024, 14:30 WIB
Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rasjid membocorkan rahasia capai pertumbuhan ekonomi 8 persen. (Dok Kadin)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rasjid mengungkap kunci mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen di era Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Titik awal pemerintahan akan dimulai sejak pelantikan presiden pada 20 Oktober 2024, besok.

Dia meramu sejumlah rekomendasi kebijakan dalam White Paper Usulan/Rekomendasi Arah Kebijakan dan Pembangunan Ekonomi untuk tahun 2024-2029.

"Kami memahami bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, maka perlu kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai pihak. Terlebih, generasi muda Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan, sehingga transformasi serta kemampuan beradaptasi merupakan kunci untuk terus tumbuh dan maju," kata Arsjad Rasjid, dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (19/10/2024).

Target pertumbuhan ekonomi nasional 8 persen dalam 5 tahun kedepan merupakan syarat mutlak untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045. Sebelumnya, Indonesia pernah lima kali mencapai pertumbuhan 8 persen.

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mengakselerasi laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Salah satunya dengan mengoptimalkan keunggulan kompetitif Indonesia, termasuk jumlah tenaga kerja terbesar ke-4 di dunia, kekayaan biodiversitas dan sumber daya hijau; pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil dalam dua dekade terakhir, serta berbagai kerja sama strategis di tingkat regional dan global seperti G20 dan ASEAN.

“Sebagai bagian dari kolaborasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, Kadin Indonesia telah menyusun white paper yang berisi usulan prioritas strategis bagi pembangunan ekonomi Indonesia untuk lima tahun ke depan. Kami berharap white paper ini bisa menjadi referensi pemerintah dalam menyusun rencana kerja dan program pembangunan 2024-2029 sebagai landasan menuju Indonesia Emas 2045,” kata Arsjad.

 


4 Pilar

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

White Paper itu terbagi ke dalam 4 pilar strategis dan 18 tema pertumbuhan. Setiap tema pertumbuhan diturunkan menjadi inisiatif yang dilengkapi dengan langkah-langkah untuk mencapai tema pertumbuhan yang ada serta dampak terhadap produk domestik bruto (PDB) yang ditargetkan.

"Apabila semua inisiatif itu dapat diimplementasikan, akan tercipta 16-18 juta lapangan pekerjaan dari dampak pendapatan serta 5 juta lapangan kerja tambahan dari dampak belanja modal (capital expenditure) di 2029," beber Arsjad.

Adapun dari 18 tema pertumbuhan yang ada, terdapat 7 fokus area pertumbuhan prioritas yang akan berkontribusi sekitar USD 400 – 450 miliar atau setara 80 persen terhadap PDB dalam lima tahun mendatang.

 


7 Fokus Area

Dari sisi domestik, aktivitas konsumsi diperkirakan akan menguat pada 2024. Hal itu sejalan dengan terjaganya daya beli masyarakat, inflasi yang terkendali, dan meningkatnya penciptaan lapangan kerja. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tujuh fokus area pertumbuhan prioritas tersebut mencakup infrastruktur yang terintegrasi, mudah diakses dan terjangkau; membangun ketahanan kesehatan dan transformasi layanan kesehatan, mewujudkan ketahanan energi, mengakselerasi pertumbuhan UMKM.

Kemudian, memperkuat basis manufaktur melalui re-industrialisasi, membangun pusat pengembangan bisnis hijau terbesar di dunia, dan membangun ekosistem ketahanan pangan mandiri.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya