Petugas Damkar Depok yang Meninggal Diperjalanan Ternyata Dibawa Ambulans Relawan Tanpa Oksigen

Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP), seharusnya petugas pemadam kebakaran selalu didampingi oleh ambulans. Namun, ambulans milik Pemadam Kebakaran Depok justru tidak ada.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 19 Okt 2024, 20:03 WIB
Petugas pemadam kebakaran Kota Depok Martinus meninggal dunia saat bertugas.

Liputan6.com, Jakarta - Petugas pemadam kebakaran Kota Depok Martinus Panjaitan sempat dilarikan ke rumah sakit usai sesak nafas setelah memadamkan api di rumah potong hewan Pasar Cisalak. Ia dibawa menggunakan mobil ambulance relawan yang tak dilengkapi tabung oksigen.

“Iya, itu ambulans relawan yang nggak ada tabung oksigen,” ujar salah seorang rekan korban, Sandi Butar Butar Sabtu, (19/10/2024). 

Dalam Standar Operasional Prosedur (SOP), seharusnya petugas pemadam kebakaran selalu didampingi oleh ambulans. Namun, ambulans milik Pemadam Kebakaran Depok justru tidak ada. 

“Kalau SOP (standar operasional prosedur), harusnya kita di dampingi sama ambulans, tapi kan kenyataannya enggak ada,” ucap Sandi.

Sandi menjelaskan, DPKP Kota Depok memiliki ambulance khusus untuk siaga pada penanganan kebakaran. Namun pada saat penanganan kebakaran rumah potong hewan Pasar Cisalak, ambulance milik dinas tidak bersiaga di lokasi kebakaran.

“Nah semalam itu enggak ada. Bisa dibilang udah berapa kali TKP enggak ada,” jelas Sandi.

Ironisnya, mobil ambulance milik DPKP Kota Depok seharusnya memiliki kelengkapan. Namun berdasarkan pantauannya, sejumlah perlengkapan medis yang seharusnya berada di mobil tersebut, kini sudah berkurang.

“Tidak ada, ya kan harusnya ada, enggak tahu lah itu kemana,” terang Sandi.

Sandi menduga, meninggalnya Martinus Panjaitan yang merupakan rekan kerjanya, disebabkan menghirup asap saat pemadaman api. Martinus Panjaitan diduga tidak dilengkapi masker sehingga keracunan asap saat bertugas memadamkan api.

“Dugaan karena keracunan asap, maskernya nggak ada. Musuh paling berat pemadam adalah asap,” ungkap Sandi.

 


Petugas Pemadam Akan Tuntut Pejabat Damkar

Melihat temannya menjadi korban karena kurang lengkapnya alat safety bagi juru pemadam kebakaran, Sandi mengaku akan melakukan aksi. Hal itu dilakukan untuk menuntut keadilan kurang perhatiannya keselamatan kepada anggota pemadam.

“Kita akan tuntut semua pejabat Damkar yang terkait,” tegas Sandi.

Sementara, saat dihubungi Liputan6.com, Kepala DPKP Kota Depok, Adnan Mahyudin mengatakan, usai mengetahui kabar anggotanya meninggal dunia usai memadamkan kebakaran, Adnan langsung mendatangi rumah sakit.

“Tadi malam sampai subuh bersama pihak keluarga mengurus jenazah,” ujar Adnan.

Sebagai pimpinan, Adnan berusaha membantu pihak keluarga dan mendampingi keluarga mengurus jenazah korban selama di rumah sakit.

“Yang pasti kami dari Disdamkar sudah membantu pihak keluarga sampai Rumah Duka,” ucap Adnan.

Saat disinggung soal kebenaran korban menghirup asap karena tidak menggunakan masker oksigen, Adnan tidak memberikan jawaban lengkap. Adnan hanya memberikan nomor kontak pejabat DPKP Kota Depok yang memimpin penanganan kebakaran di lokasi kebakaran rumah potong hewan Pasar Cisalak.


Kronologi Petugas Damkar Depok Meninggal Usai Padamkan Api di Pasar Cisalak

Petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok, Martin Panjaitan, meninggal usai bertugas memadamkan kebakaran di rumah potong hewan Pasar Cisalak, Depok. Martin sempat meminta beristirahat dan dilarikan ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Kasi Penyelamatan DPKP Kota Depok, Tessy Haryati mengatakan, meninggalnya Martin saat berhasil memadamkan api pada kebakaran rumah potong hewan Pasar Cisalak, membuat Tessy terkejut. Tessy tidak menduga bahwa Martin akan meninggal dunia usai menjalankan tugasnya sebagai pemadam.

 “Terkait dengan meninggalnya almarhum Martin bagian dari keluarga besar kami, terus terang kami kaget dan sangat berduka cita,” ujar Tessy, Sabtu (19/10/2024) dini hari.

Tessy menjelaskan, usai melakukan pemadaman api dan melakukan pendinginan, Martin sempat meminta beristirahat. Saat Martin beristirahat, terdapat petugas DPKP lainnya yang menggantikan tugas Martin melakukan pendinginan.

“Jadi setelah pendinginan, dia minta waktu beristirahat, karena kita harus ganti personil,” jelas Tessy.

Martin sempat beristirahat dan Tessy telah meminta rekan kerjanya untuk mendampingi Martin ke mobil ambulans. Martin sempat dibawa Ambulans sambil melakukan pemulihan usai bertugas memadamkan api.

“Sudah masuk di ambulans, ternyata sampai di perempatan Jalan Juanda, itu kan kondisi macet total,” ucap Tessy.

Saat di perjalanan, anggota DPKP Kota Depok, Irfan yang mendampingi Martin sempat terkejut melihat perubahan Martin. Irfan sempat meminta pengemudi ambulans untuk mengecek perubahan pada Martin.

“Salah satu anggota Damkar Cimanggis itu, berteriak ke supir bahwa dinyatakan sepertinya Martin sudah nggak ada (meninggal),” terang Tessy.

Padahal, lanjut Tessy, saat di perjalanan di dalam mobil Ambulans, antara Irfan dengan Martin sempat berbicara. Pembicaraan tersebut layaknya kebiasaan antar petugas DPKP Kota Depok berbicara.

“Jadi pas masuk ke ambulans itu sempet ngobrol dengan Irfan, itu sempet ngobrol seperti biasa,” kata Tessy. 


Sempat Tergeletak

Tessy mengungkapkan, sebelum meninggal Martin sempat tergeletak dengan posisi badan tiduran. Hal itu membuat Irfan yang sempat berbicara dengan Martin menjadi panik sehingga dilarikan ke rumah sakit Sentra Medika.

“Ternyata jam 21.35 WIB, kami terima kabar yang sangat menyedihkan,” ungkap Tessy.

Tessy tidak mengetahui secara detail penyebab kematian Martin, dikarenakan pada saat kejadian, Martin sudah dibawa mobil ambulans. Tessy menilai, Martin merupakan petugas yang pendiam dan tidak pernah membebankan rekan kerja maupun pimpinannya saat bertugas.

“Martin kalau ketemu cuma senyum-senyum. Dia gak nyusahin, kalau di anggota itu dia baik,” tutur Tessy.

Menurut penilaian Tessy, Martin selama bertugas tidak pernah mengeluh selama bertugas menjadi petugas DPKP Kota Depok. Bahkan, Martin tidak pernah banyak permintaan selama bertugas melakukan penanganan kebakaran maupun lainnya.

“Dia diperintahkan A, Alhamdulillah dilaksanakan, dia patuh orangnya, taat,” ujar Tessy.

Berdasarkan informasi dari sejumlah rekan kerjanya, lanjut Tessy, Martin sempat makan bersama dengan temannya sebelum peristiwa kebakaran rumah pemotongan hewan Pasar Cisalak. Martin sempat bersenda gurau dengan temannya yang menjadi satu regu dengannya.

“Gak ada keluhan apapun dan masih makan malam ayam bakar, karena itu TKP jam habis Isya ya, jadi sekitar jam 19.40 WIB kan TKP nya itu,” ucap Tessy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya