Mengenal Kejahatan Digital Quishing atau QR Code Phishing

Serangan Quishing biasanya dimulai ketika korban memindai kode QR palsu, dengan meyakini bahwa kode tersebut sah dan resmi. Kode tersebut kemudian mengarahkan korban ke situs web palsu yang meniru entitas terpercaya.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Okt 2024, 10:18 WIB
QR Code memang memudahkan untuk aktivitas yang berkaitan dengan transaksi, namun siapa yang tidak menyangka ada bahaya yang mengintai jika kita tidak memiliki kewaspadaan yang tinggi? (Foto: Unsplash.com/Markus Winkler)

Liputan6.com, Jakarta - Penipuan digital makin marak. Bahkan modus penipuan yang dilakukan sudah bermacam-macam dan semakin sulit dikenali. Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap modus penipuan digital ini harus ditingkatkan.

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) mengajak nasabah menghadapi ancaman berbagai serangan siber yang semakin canggih khususnya penipuan berbasis rekayasa sosial (social engineering) yang dikenal sebagai "Quishing" atau QR Code Phishing.

Quishing merepresentasikan evolusi terbaru dalam serangan phishing, yang menggabungkan teknologi kode QR yang familiar dengan taktik penipuan untuk menipu korban yang lengah. Munculnya Quishing bertepatan dengan meningkatnya adopsi kode QR setelah pandemi COVID-19, ketika dunia mencari solusi tanpa kontak untuk berbagai transaksi finansial.

Meskipun kode QR menawarkan kenyamanan dalam konteks yang sah seperti menu restoran, pendaftaran membership, dan pembayaran QRIS, keberadaannya yang luas telah menciptakan peluang baru bagi para penipu.

Chief Digital Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk Andreas Kurniawan menjelaskan, kode QR memang merupakan solusi finansial yang inovatif, tetapi beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan kode QR palsu untuk melakukan tindak kejahatan, seperti mengarahkan korban ke situs web berbahaya atau menipu korban untuk mengungkapkan informasi pribadi, termasuk detail perbankan.

"Mengingat dampak yang ditimbulkan cukup serius, maka kami mengimbau seluruh nasabah untuk terus waspada dan mengadopsi praktik keamanan yang kuat untuk melindungi diri dari ancaman Quishing," jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (20/10/2024).

"Danamon lewat kampanye #JanganKasihCelah membekali nasabah dengan informasi dan edukasi untuk mengenali dan menghadapi metode penipuan yang semakin canggih dan beragam," tambah Andreas.

 


Diarahkan Melakukan Pembayaran

Ilustrasi QR Code.. Gerd Altmann from Pixabay

Serangan Quishing biasanya dimulai ketika korban memindai kode QR palsu, dengan meyakini bahwa kode tersebut sah dan resmi. Kode tersebut kemudian mengarahkan korban ke situs web palsu yang meniru entitas terpercaya.

Di situs palsu ini, pengguna sering diminta untuk memasukkan informasi pribadi, dengan dalih mengonfirmasi detail untuk program atau layanan tertentu.

Dalam beberapa kasus yang lebih serius, korban mungkin bahkan diarahkan untuk melakukan pembayaran ke akun tidak resmi, yang mengakibatkan kerugian finansial langsung.

Danamon memberikan beberapa panduan penting untuk membantu nasabah melindungi diri dan data pribadinya dari serangan Quishing. Pertama dan terpenting, saat melakukan pembayaran, nasabah diimbau untuk selalu menggunakan fitur pindai dari aplikasi terpercaya seperti fitur QRIS di D-Bank PRO, bukan menggunakan kamera smartphone secara langsung.

Selain itu, sangat penting untuk selalu memverifikasi identitas penerima sebelum mengonfirmasi transaksi apa pun.

 


Periksa Keaslian Situs

ilustrasi QR code (sumber: Pexel)

Nasabah juga diingatkan untuk selalu memeriksa keaslian situs web yang dituju oleh kode QR. Pastikan bahwa situs tersebut adalah situs resmi, seperti www.danamon.co.id untuk hal-hal terkait layanan perbankan Danamon. Selain itu, nasabah harus selalu berhati-hati terhadap permintaan untuk mengisi informasi pribadi di formulir atau situs web yang tidak dikenal.

Memperbarui keamanan perangkat lunak secara rutin pada perangkat seluler dan komputer juga merupakan langkah penting. Jika ada kecurigaan telah memindai kode QR palsu, nasabah diimbau untuk segera keluar dari situs web tersebut dan tidak memasukkan data pribadi apa pun. Jika pembayaran QRIS menunjukkan nama penerima yang salah, transaksi harus segera dibatalkan.

Terakhir, jika ada aktivitas mencurigakan dalam riwayat transaksi, nasabah diharapkan untuk segera melaporkannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya